JAWABAN DAN PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOSEN:
DR.MUPID HIDAYAT,MA.
DIJAWAB DAN DIBAHAS SEPENUHNYA OLEH:
ENCE SURAHMAN
0800201
MHS. KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMIS, 22 APRIL 2009
BAGIAN A.
1. Bagaimana keadaan tentang Nasionalisme yang merupakan suatu produk kesadaran politik bernegara itu dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Berbicara tentang Nasionalisme atau kecintaan kepada tanah air, tentu kita akan langsung konek pada realita dalam kehidupan masyarakat Indonesia dimana dewasa ini rasa nasionalisme rakyat Indonesia semakin tidak karuan, semakin kabur, semakin tidak jelas bahkan semakin menghilang. Nasionalisme saat ini rasanya sudah tidak lagi memiliki cita rasa yang khas seperti yang terjadi beberapa tahun pasca kemerdekaan. Seperti yang kita ketahui, rasa kebangsaan yang ditunjukan oleh rakyat Indonesia pasca kemerdekaan itu sangat luar biasa dan jika kita bandingkan dengan kondisi yang terjadi saat ini sungguh sangat berbeda sekali.
Nasionalisme telah semakin semu, orang-orang sudah tidak mau lagi berpikir tentang bagaimana membangun bangsa ini, bagaimana cara menyatukan kebulatan tekad untuk bisa keluar dari berbagi masalah bangsa, baik itu masalah dari dalam negeri ataupun luar negeri. Orang sudah acuh-acuh saja dengan berbagai masalah yang tengah terjadi dan dirasakan. Sepertinya dalam hati-hati mayoritas rakyat Indonesia sudah tidak tertanam lagi rasa cinta tanah air, rasa sebasib sepenanggungan, rasa saling memiliki, rasa saling membangun, saling menghormati, bahkan barangkali kalau tidak salah menafsirkan orang sudah lupa kepada para pejuang penegak dan pembangun bangsa ini yang telah lama meninggal.
Papahal kalau saja mereka masih hidup, tentu tangisan menyedihkan yang mereka perlihatkan karena kekecewaannya kepada generasi penerus yang tidak mampu menjaga amanatnya. Sementara orang-orang malah makin individualis, orang-orang malah semakin hedonis, sekuler, materialistis, yang ada dalam pikirannya bukan lagi bagaimana caranya membangun bangsa yang hampir tersungkur kedalam tanah ini melainkan uang dan materi yang menjadi ukuran kebahagiannya. Sungguh hal ini sangat menyakitkan dan mengerikan. Lalu dimanakah jiwa-jiwa pejuang yang sangat luar biasa itu? dimanakah hati-hati yang peduli kepada negeri ini? dimanakah otak-otak yang digunakan untuk memikirkan keberlangsungan bangsa ini? Orang-orang telah kehilangan jejak-jejak para pembangun bangsa, sekalipun mereka menemukan jalan hidup sifatnya malah mengesaimpingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadinya. Padahjal seharusnya kita semua sadar bahwa nasionalisme itu harus tetap tumbuh dalam pribadi-pribadi setiap individu.
2. Bagaimana dinamika nilai-nilai di era reformasi dan globalisasi sekarang ini dalam berbagai aspek kehidupan: aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, mapun agama? Jelaskan setiap aspek secara rinci!
a. Aspek politik
Penerapan nilai-nilai pada aspek politik dalam masa reformasi dan globalisasi yang saat ini tengah terjadi didepan mata kita, sungguh sangat mengkhawatirkan, nilai-nilai luhung pancasila sudah begitu dikesampingkan. Bukti konkrit dinamika nilai yang semakin merosot dalam dunia perpolitikan saat ini misalnya; tidak transparannya administrasi, tidak optimalnya hasil kerja padahal anggaran pileg dan pilpres nanti itu tidak kurang sampai 25 triliun rupiah. Bukan uang kecil bukan?. Hal lain misalnya merosotnya bahkan ambruknya moral-moral dan juga mental para tokoh politisi. Tidak sedikit diberitakan bahwa caleg-caleg yang kalah dalam pemilu akhirnya sakit, stress, bunuh diri, hal itu semakin bagi kita bahwa nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air dalam diri mereka benar-benar sudah hilang.
Hal yang lainnya tidak sedikit koruptor yang tertangkap, akibat ulahnya dalam memakan hak rakyat yang bukan haknya. Hal ini juga sangat jelas. Selain itu yang masih hangat-hangat kita dengar, bagaimana para tokoh partai berkoalisi, bergabung untuk mendapatkan kekuasaan, sementara mereka saling menjelek-jelekan kubu yang lain yang dianggapnya tidak tidak sepaham dengannya, akhirnya karena para pemimpinnya juga telah saling sikut sana sikut sini, saling menjatuhkan akhirnya rakyat/pengikutnya dibawahpun sama jadi tidak harmonis, munculnya euphoria partai sekaligus mengesampingkan dalam mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Kebanyakan dari mereka hanya mementingkan kebutuhan pribadinya.
b. Aspek ekonomi
Globalisasi menjadi faktor utama yang telah memporakporanda-kan rasa nasionalime rakyat Indonesia. Dengan maraknya barang-barang impor yang lebih murah dan lebih menarik perhatian, akhirnya telah mengikis habis rasa cinta produk dalam negeri, orang lebih bangga ketika memakai pakaian, peralatan rumah tangga, barang-barang mewah yang berlabel impor ketimbang bangga pada produk dalam negeri. Sekalipun memang tidak bisa kita pungkiri bahwa perekonomian kita saat ini benar-benar sangat mengkhawatirkan, tidak sedikit perusahaan-perusahaan milik negara yang dijual kepada pihak sewasta, seperti indosat, pertambangan preport, penjualan hasil hutan keluar negeri, hal ini juga menjadi corak penurunan nilai-nilai cinta tanah air yang tengah terjadi dalam dunia ekonomi kita.
Lalu bagaimana pula dengan nilai tukar rupiah yang sangat jauh dengan dolar, hal yang juga tidak kalah penting untuk dicermati yaitu terjadinya perbedaan yang sangat mencolok antara sikaya dan simiskin.
Hal ini terjadi karena orang sudah tidak lagi berpikir bagaimana caranya membangun perekonomian dalam negeri secara bersama-sama, meliankan bagaimana cara nya mendapatkan materi sepuasnya sekalipun harus merugikan pihak lain.
c. Aspek sosial
Lunturnya nilai-nilai kebangsaan juga tengah terjadi dalam aspek sosial masyarakat. Dengan keangkuhannya orang sudah tidak lagi melihat penderitaan orang lain, orang sudah tidak lagi memperdulikan orang lain, mau makan kek, mau tidak kek, mau ada masalah mau tidak, semuanya telah kehilangan kendali nilai yang seharusnya tetap terjaga. Namun sayang terutama karena pengaruh negatif dari konsep kehidupan modern yang terjadi malah mehilangkan perilaku sosial ketimuran yang terkenal dengan lemah-lembutnya, hormatnya, terutama hal ini sering terjadi pada karakteristik masyarakat yang tinggal diperkotaan.
Seperti kita ketahui pasca reformasi yang terkenal dengan 3 tuntutan rakyatnya, malah yang terjadi adalah runtuhnya rasa hormat rakyat jelata kepada para pemimpin, padahal kalau kita lihat bagaimana orang Jepang memperlakukan Kaisarnya, sungguh di Indonesia sikap hormat kepada pemimpin menjadi hilang. Ditambah lagi dengan pengaruh globalisasi, ketika arus informasi sudah tidak bisa lagi dihalang-halangi, orang dengan lebih gampang dan cepat untuk meniru kebiasaan-kebiasaan orang-orang barat yang dikenal dengan budaya kebarat-baratan (westernisasi). Hal ini juga yang telah melunturkan penerapan nilai-nilai dalam kehidupan rakyat Indonesia.
d. Aspek budaya
Bisa kita saksikan dalam kenyataannya, budaya Indonesia yang terkenal dengan ragamnya, yang dulu terkenal dengan unik-uniknya, yang terkenal dengan nilai mistisnya, saat ini tidak tahu ada dimana? Sekalipun ada, hanya ditempat-tempat tertentu saja. Yang lebih parah lagi pasca reformasi dan dalam masa prakteknya pasar global, anak-anak remaja sebagai penerus pelestari budaya sudah sangat enggan untuk melestarikan budaya warisan leluhur kita dahulu.
Bukti konkrit runtuhnya nilai-nilai kebangsaan dalam budaya misalnya, orang lebih suka nonton konser band dari pada nonton pergelaran wayang golek, atau degung, tarian dan nyanyian khas daerah. Bahkan saya berani berargumen bahwa sangat sedikit mahasiswa UPI misalnya yang tahu lagu dari daerah asalnya. Selain itu faktor reformasi dan globalisasi justru telah sedikit-sedikit menurunkan minat dan kreativitas anak bangsa, karena dengan globalisasi semua orang merasa diberikan kemudahan, sehingga tidak lagi berpikir bagaimana cara membuat segala sesuatu dengan kretivitas kita sendiri.
e. Aspek agama
Aplikasi nilai-nilai agamapun malah jadi semakin menurun, setelah peristiwa reformasi dan globalisasi, seperti yang kita ketahui bahwa dengan globalisasi akan lebih mudah untuk bersikap sekuler, hedonis, materialistis. Sehingga kita tahu bahwa sangat banyak anak yang sudah masuk SMA belum bisa salat, belum bisa membaca kitab, bahkan tidak percaya lagi pada Tuhan, kira-kira seperti itulah yang tengah terjadi dalam kehidupan beragama rakyat Indonesia. Orang malah lebih mudah terperosok pada lembah kenistaan yang seharusnya tidak mereka lakukan, bahkan dari aspek agama ini munculnya sikap bimbang dengan keyakinannya, sehingga orang dengan mudah menerima ajaran dan pemahaman agama baru sekalipun itu sesat.
3. Bagaimanakah peran mata kuliah Pendidikan Kewanganegaraan dalam membentuk kepribadian mahasiswa yang bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kejuangan serta nasionalisme yang cinta tanah air, rela berkorban demi nusa dan bangsa? Jelaskan!
Menurut saya pribadi, lunturnya nilai-nilai kebangsaan, hilangnya ketaatan pada norma yang diberlakukan, bahkan lebih tingginya berdampak pada lemahnya rasa cinta tanah air, tumbangnya rasa ingin bersama membangun, selain dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam, yaitu tidak optimalnya proses transper nilai dan norma kepada peserta didiknya, guru hanya melakukan pengajaran saja dalam artian hanya menyampaikan materi-materi keilmuan saja sementara nilai dan norma-norma kebangsaan sama sekali tidak diupayakan oleh sebagian kalangan. Maka dari hal itu JELAS dan WAJAR serta WAJIB PKN akan berperan dalam proses transfer nilai serta norma kebangsaan yang akan tertanam secara kuat dalam benak-benak mahasiswa, yang pada akhirnya pola pikirnyapun mampu menuju kepada arti cinta tanah air yang dapat dilihat dari sikap, dan tingkah laku mahasiswa. Sehingga sebutan maha siswanya pun semakin meyakinkan, karena mampu menjadi pribadi yang memberikan cerminan kepada masyarakat baik itu dari cara berpikir, bertidaknya, dsb.
Namun secara garis besar peran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan terangkum seperti pada point-point berikut ini:
1. PKN berperan dalam rangka memberikan penjelasan kepada para maha siswa tentang bagaimana sikap da pola pikir yang harus dimunculkan dalam unjuk kerja perkulihan yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme dan kebanggaan berbangsa dan bernegara.
2. PKN juga berperan dalam membimbing maha siswa untuk bersama-sama membulatkan tekad dalam rangka mengedepankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan,
3. Melalui PKN kesadaran mahasiswa tentang kecintaan terhadap tanah air mejadi semakin jelas terealisasi
4. PKN akan memberikan jalan ril cara dan upaya yang bisa dilakukan oleh para aktor pendidikan dalam membangun bangsa dan negara.
5. Yang tidak kalah penting PKN akan menjadi obor penyemangat para generasi muda seperti ketika zaman perjuangan kemerdekaan dulu, sehingga akan mengurangi sikap dan pola pikir maha siswa yang cenderung hedonis, materialistis, sekuler dan yang akan muncul adalah jiwa darah juang membangun bangsa yang aman dan sejahtera.
4. Bagaimana upaya meningkatkan semangat nasionalisme dalam wujud cinta tanah air dalam eksisnya kehidupan berbangsa dan bernegara?
Tidak ada hal yang paling utama melainkan bagaimana tentang optimalisasi penerapan dan pendidikan serta penyadaran akan urgensinya nilai-nilai dan norma-norma kebanggaan berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara konsisten, koheren, secara sadar dan terstruktur oleh semua kalangan, dengan semangat juang seperti ketika perjuangan kemerdekaan RI. Karena kalau tidak demikian rasanya sulit sekali. Megingat saat ini situasi dan kondisi sudah begitu sangat menekan apalagi semenjak muncul dan berkembanganya arus globalisasi dan konsep modernisasi yang sangat berpengaruh dalam peruntuhan rasa cinta tanah air.
Adapun langkah konkrit yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat Indonesia, diantaranya:
1. Konsep serta praktek pendidikan yang harus dilakukan dengan dasar nasionalisme berbangsa dan bernegara. Sekalipun sangat sulit juga ketika misalnya guru/pengajarnya didatangkan dari luar negeri yang sedikit peluang akan menyisipkan konsep nasionalisme.
2. Orang-orang yang bergelut dalam dunia politik juga harus melek dalam hal penerapan nilai-nilai nasionalisme serta kecintaan berbangsa dan bernegaranya. Memang cukup sulit mengingat yag terjadi saat ini pada kebanyakan para politisi, mereka kenyataannya malah lebih individualis, sehingga rasa tepo salironya tidak ada lagi dan ini pula yang menjadi the big problem bangsa kita.
3. Bidang ekonomi juga tidak boleh tingal diam dalam upaya menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat, para ekonom harus cerdas bagaimana mengonsep sistem ekonomi yang cocok dilaksanakan dalam rangka membantu pencitraan sikap cinta tanah airnya. Sekalipun ada hal yang dilematis mengingat kebanyakan penanam modal dalam negeri saat ini kebanyakan berasal dari luar negeri yang niatnya pun sudah bisa kita tebak hanya untuk memenuhi kepentingan individunya saja.
4. Sosial budaya merupakan bidang yang seharusnya sangat berperan dalam rangka pembentukan masyarakat yang cinta tanah air. Seharusnya tokoh masyarakat, tokoh budaya berpikir kritis serta inovatif. Sekalipun sangat sulit mengingat pola kehidupan masyarakat sekarang malah sudah cenderung melupakan kecintaan terhadap budaya dan tanah airnya.
5. Adapaun yang juga tidak kalah penting bahkan perannya sangat dibu-tuhkan yaitu peran dari orang-orang yang berada dalam bidang agama. Aktor agama pun harus melek, kritis, dan inovatif dalam rangka membina masyarakatnya supaya memiliki sikap, pola pikir, pola kehidupan yang ideal dengan tanpa melupakan peranan nilai-nilai cinta tanah air. Karena jika saja masyarakatnya sudah melek dengan kepercayaan yang dianutnya tidak mungkin orang akan dengan begitu mudahnya mengalikasikan pola hidup hedonis, pola hidup materialistis, individualis, yang juga sekaligus melupakan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang ada dan yang seharusnya diyakini serta diaplikasikannya.
Intinya kita tidak perlu untuk saling menyalahkan, namun yang perlu kita lakukan adalah bersama-sama membangun dari bidang apapun secara integral demi terwujudnya Indonesia yang adil, aman dan sejahtera. Amin.
BAGIAN B:
4. Apakah yang dimaksud dengan semangat nasionalisme dan kebangsaan?
Semangat nasionalisme dan kebangsaan ialah ciri sikap yang menunjukan kebulatan tekad yang sangat kuat dalam rangka mencintai tanah air /negaranya yang tercermin dari aktualisasi diri dalam setiap aspek kehidupannya yang terintegrasi kepada prioritas penerapan nilai-nilai dan norma-norma negara, dan terindikasi juga sikap yang peduli, kritis, inovatif dan responsif pada pembaharuan, dan yang paling penting ialah tertanam dan tertancap kuatnya sikap itu dalam upaya mempertahankan jati diri bangsa dari berbagai gejolak permasalahan dan jiwa, raga, dan juga hartanya siap dikorbankan demi tetap tegaknya demi maju dan berkembangnya Indonesia di dunia.
5. Faktor-faktor apa sajakah yang mendorong munculnya nasionalisme dan kebangsaan di Indonesia?
Hemat saya munculnya nasionalisme dan kebangsaan itu telah ada sejak dahulu kala, yaitu sejak adanya kebulatan tekad manusia yang menempati wilayah Indonesia kendatipun secara the yure dan the facto Indonesia belum terbentuk. Dan ketika banyak orang baik itu yang membentuk kelompok, ataupun organisasi dan lembaga-lembaga tertentu yang niat intinya sama untuk menyatupadukan Indonesia dengan kemerdekaan salah satunya, disanalah awal mula munculnya nasionalisme, lebih jelasnya ialah nasionalisme yang unjuk kerjanya tertuju pada perolehan kemerdekaan Indonesia menjadi bangsa dan negara yang secara utuh.
Adapun yang menjadi faktor-faktor yang mendorong munculnya nasionalisme menurut saya dikarenakan oleh faktor-faktor berikut ini:
- Adanya satu kesamaan perasaan, baik itu perasaan tertekan oleh pihak luar, atau juga kesamaan perasaan yang menginginkan satu tujuan secara bersama-sama, misalnya keinginan untuk merdeka. Nah mulailah disitu nasionalisme ada dan terbentuk.
- Selain itu faktor yang mendorong munculnya nasionalisme ialah adanya tekanan untuk nasionalis, hal ini bisa berupa adanya satu aturan yang kuat yang mewajibkan semua elemen masyarakat untuk satu hati dalam mencintai negaranya.
- Hal lain yaitu karena adanya rasa sebangsa dan setanah air. Misalnya dalam setiap diri terbentuk rasa satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, sehingga dengan begitu orang akan merasakan yang disebut dengan tepo saliro, merasa memiliki negara yang didiaminya.
- Juga bisa karena adanya satu bentuk diskriminatif terhadap suatu golongan keluarga besar satu negara, misalnya adanya penyerangan terhadap satu golongan di wilayah tertentu sehingga tetangganya dari golongan lain dengan segera membantunya.
- Namun dari keempat pernyataan diatas faktor yang tidak kalah penting ialah faktor yang bersumber dari kesadaran diri untuk selamanya berkonstribusi dalam pembangunan bangsa yang teraktualisasi dalam setiap aspek kehidupannya. Biasanya jika faktor ini yang muncul maka tingkat kekuatannya pun lebih greget dibanding karena faktor lain.
Faktor yang mempengaruhi munculnya rasa kebangsaan pun demikian, misalnya mungkin muncul rasa kebangsaan yang sangat kuat ketika salah satu prestasi yang dimiliki putra-putri Indonesia yang mampu betandang dilevel dunia. Intinya kebangsaan muncul dipengaruhi oleh salah-satunya adanya kebanggaan menjadi bagian dari bangsa yang didiaminya. Sehingga perilaku yang ditunjukannya pun selalu tertuju pada aspek untuk memajukan bangsa dan negaranya sendiri dibanding memajukan bangsa dan negara orang lain.
6. Bagaimana proses pembentukan nasionalisme di Indonesia? Jelaskan!
Nasionalisme itu ialah suatu faham pemikiran yang terealisasi dalam kehidupan nyata yang integrasinya pada sesuatu yang selalu mengutamakan kepentingan Negara dibanding yang lainnya.
Jelasnya kalau kita berbicara tentang proses pembentukan nasionalisme maka secara otomatis kita akan berbicara tentang bagaimana cara membentuk pemikiran yang kuat, berupa sikap aktif, kritis, responsif, inovatif, kreatif yang semuanya diprioritaskan untuk kemajuan bangsa dan untuk kepentingan tanah air.
Adapun proses yang paling efektif dilakukan dalam membentuk nasionalisme bangsa yang kuat maka dapat diawali dengan pendoktrinan, pemasukan nilai-nilai dan konsep-konsep tentang nasinalisme. Pranteknya bisa dengan mengarahkan pola pikir untuk mencintai negara, bisa juga dilakukan dengan cara mempropokasi pola pikir masyarakat tentang urgensinya nasionalisme dalam mempertahankan kejayaan tanah air. Selain itu bisa juga dilakukan dengan memberikan berbagai gambaran kemungkinan yang bisa terjadi yang disebabkan karena rasa nasionalisme masyarakat telah hilang. Dengan begitu orang akan terpancing emosinya, semangatnya, dan bertekad pula untu mengaktualisasika dirinya sebagai seorang nasionalis yang nyata tindakannya. Karena saat ini tidak sedikit orang mengaku naionalis tapi pada kenyataannya justru malah sebaliknya. Nah hal itulah yang perlu diminimalisir dalam upaya penumbuhan rasa nasionalisme masyarakat akan Indonesia.
17. Bagaimana kaitan antara globalissi dengan nasionalsme serta dampak globalisasi terhadap nilai-nilai nasonalisme?
Kaitan antara globalisasi dengan nasionalisme. Menurut hemat saya kedua istilah itu memiliki jalur, jalan, proyek dan tujuan yang berbeda-beda. Tidak ada kaitan yang secara signifikan terjadi diantara keduanya. Bahkan yang terjadi bukan satu kaitan harmonisasi melainkan terjadinya berturan (crash) antara keduanya ketika salah satunya dinilai dapat mengganggu bagian yang lainnya. Misalnya ketika globalisasi dapat meruntuhkan bahkan sampai menghilangan penerapan nilai-nilai nasiona-lisme, maka secara otomatis antara kedua hal tersebut terjadi perbedaan paham dan pandangan.
Adapun yang menjadi dampak globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme secara sederha dapat di bagi menjadi dua bagian. Yaitu :
- Dampak positif
Diantara dampak positif yang muncul dari adanya globalisasi misalnya:
a. Dalam bidang IPTEK yaitu muncul dan berkembangnya penemuan-penemuan baru, yang efeknya, ketika itu dipublikasikan, orang akan bangga dengan karya bangsanya. Terlebih ketika prestasi itu sampai disambut oleh berbagi negara luar. Sehingga nasionalismenya sedikit naik. Kendati tidak semua hasil penemuan IPTEK dapat memberikan nilai tambah dalam peningkatan nasionalisme bangsa.
b. Dalam bidang sumber daya manusia, dengan adanya globalisasi kinerja masyarakat serta kompetensi yang dimilikinya menjadi sangat meningkat, karena telah terbukanya sistem kerja dengan negara lain sehingga memberikan kejelasan tentang budaya kerja diluar negeri. Dan ketika itu terjadi maka semangat orang untuk memajukan bangsa dan negaranya menjadi semakin besar. Orang menjadi semakin giat dalam membangun bangsanya.
c. Dalam bidang sosial budaya, globalissi dapat menumbuhkan dinamika yang terbuka sehingga orang menjadi cepat tanggap terhadap pembaharuan, dengan begitu orang akan berupaya bagaimana caranya untuk bersaing dengan negara lain dalam upaya menjadikan bangsa dan negaranya menjadi yang terbaik.
2. Dampak negatif
Selain memberikan dampak positif seperti yang dikemukakan diatas, globalisasi juga memberikan dampak negatif seperti yang saya jelaskan dibawah ini:
a. Adanya guncangan budaya
Guncangan budaya terjadi ketika masyarakat dipaksa untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi akibat adanya globalisasi. Sehingga dengan begitu, pandangan hidup orang semakin kabur dan tidak karuan, yang akhirnya mengguncang budaya yang dianutnya. Dan inilah yang saat ini tengah terjadi, globalisasi yang dengan cepat mengikis habis budaya khas bangsa kita. Dan kemungkinan besar Indonesia akan mengadopsi dan membentuk budaya baru yang diterimanya dari luar. Bahkan saya memprediksi bukan hanya Indonesia melainkan seluruh negarapun yang apabila dengan mudah menerima berbagai hal dari efek globalisasi maka nantinya akan ada keseragaman budaya diseluruh dunia, dan secara langsung budaya asli yang dimilikinya akan hilang dengan sendirinya.
b. Adanya ketimpangan budaya,
Globalisasi pada kenyataannya terjadi secara tidak merata. Globalisasi yang terjadi dan masuk ke perkotaan tidak akan sama dengan arusnya yang masuk kepedesaan. Akibatnya ketika hal itu terjadi, perkembangan dan kemajuan citra, karsa dan karya yang dimiliki dan terjadi diperkotaan dan dipedesaan akan sangat berbeda yang terjadi diperkotaan. Sehingga ketika orang sudah berbeda pandangan, memungkinkan bisa munculnya perbedaan dalam hal yang lainya juga. Misalnya orang sudah tidak akan satu jua lagi dalam upaya dan usaha memajukan bangsa, malah yang terjadi adalah perbedaan yang tajam. Yang memungkinkan terjadinya benturan-benturan budaya dan cara pandang masyarakat.
c. Adanya pergeseran nilai-nilai budaya yang juga menimbulkan anomi
Secara langsung ataupun tidak langsung, baik secara cermat ataupun tidak upaya kita dalam menelaah realita yang ada, maka ujung-ujungnya kita akan berkesimpulan bahwa globalisasi telah, sedang dan akan terus mengancam, merusak, menghancurkan, bahkan sampai menghilangkan nilai-nilai orisinil budaya dan jati diri bangsa. Sama halnya ketika globalisasi itu telah mengikis nilai-nilai cinta tanah air yang seharusnya mengakar kuat dalam pribadi-pribadi individu bangsa ini. Kini sangat terasa bahwa globalisasi telah banyak menimbulkan pergeseran baik yang sifatnya praktis, ataupun teoritis.
Intinya globalisasi itu bagaikan 2 keping mata uang, ada untung dan ruginya juga. Tergantung dari mana kita melihat, mengamati, dan menilainya. Namun yang paling penting bahwa kita sudah tidak bisa lagi menghindar dari gejolak arus globalisasi yang tengah terjadi saat ini. Dan yang sangat penting bagi kita adalah bagaimana kiat cerdas kita dalam memanfaatkan seabrek kemudahan yang ditawarkan globalisasi dan modernisasi untuk kita buat menjadi mediator atau perantara tetap tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan kita.
8. Bagaimana eksistensi nasionalisme di era globalisasi?
Jika kita lihat, kita amati, kita tela’ah, kita rasakan, kita analisis, kita tafsirkan dengan penilaian yang seobjektif mungkin maka kita dapat mengatakan bahwa eksistensi nasonalisme di era globalisasi nyata telah terkikis, bahkan rusak dan kemungkinan akan hilang mengingat saat inipun kurang lebih itulah yang tengah terjadi.
Bagaimana para remaja yang tidak lagi kritis terhadap keadaan dan masalah yang dihadapi bangsanya, mereka malah lebih memilih hiup hedon dengan fasilitas yang serba dipermudah, atau mungkin kalangan orang tua yang sepertinya juga kebanyakan malah berdiam diri ketika menanggapi setumpuk masalah bangsa dan negaranya. Yang lebih parah lagi mereka juga malah ikut-ikutan ingin bergabung dengan aneka kebiasaan anak muda, mereka malah mementingkan aspek hiburan ke diskotik, mereka malah asik-asik dengan sarana dan prasarana yang serba ada untuk berbuat maksiat, dengan mabuklah, judilah, main perempuan, dsb, hal itu telah menjadi gambaran ril dihadapan kita saat ini, mereka sepertinya sudah tidak peduli lagi dengan permasalahan yang dialami oleh bangsa. Begitupun dengan hartawan-hartawan kita, bukannya mereka melek terhadap keadaan rakyat yang miskin tapi malah mereka dengan santainya menikamti hidup sendirinya dan selalu berupaya menambah-nambah kekayaannya dengan sedikitpun tidak melihat yang terjadi pada kalangan miskin disekitarnya, yang mengherankan juga terjadi dikalangan pejabat, pemerintah, para pemimpin, yang korup, dengan lahapnya mereka memakan uang rakyat, padahal tugas mereka yang seharusnya mejadi pelopor pergerakan cinta tanah air, sepertinya mereka telah lupa dengan janji-janjinya, mereka telah lupa dengan tugas dan kewajibanya yang niscaya kalau saja mereka tahu bahwa semua itu akan diminta pertanggung jawabanya kelak diakhirat. Ini sungguh ironis, ketika tumpukan masalah belum juga terpecahakan bakan terus bertambah, orang-orang yang sudah tidak lagi melek dalam kecintaan terhadap tanah airnya mereka malah santai-santai saja.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,