Laporan Materi Ceramah Tentang “Biar pribadi Anak kampus Nggak Mampus”
Penceramah: Dr. H. Mupid Hidayat, M.A.
Diususun oleh: Ence Surahman
Prakata penyusun:
Subhanalloh walhamdulilah walailahaillah wallohu akbar.
Segala fuji hanya milik Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Salawat dan salam semoga selamanya tercurahlimpahkan kepada pemimpin umat Islam diseluruh dunia, yang kedudukannya tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun sampai kapanpun yakni yang tercinta Nabi Muhammad saw. Kepada keluarganya, sahabatnya dan juga seluruh umatnya semoga tetap setia dan taat dijalan perjuangannya, amin.
Alhamdulilah akhirnya saya bisa menyelesaikan penulisan laporan ceramah ini. Laporan ini saya kutif dari sebagaian uraian materi yang disampaikan oleh yang terhormat dan semoga Allah memulyakannya yakni Bapak Dr.H.Mupid Hidayat, M.A, ketika beliau menyampaikan materinya dalam salah satu kegiatan yang kami (Hima tekpend) gelar beberapa waktu yang lalu. Tepatnya dalam salah satu rangkaian materi dalam kegiatan Metamorfosis’09. yang merupakan kegiatan malam pembinaan iman dan taqwa (Mabit) dengan tema ‘Menata Hati, Gali Potensi dalam Forum Silaturami Tekpend’09”.
Materi ini bertemakan “Biar Pribadi Anak Kampus Ngggak Mampus. Sebuah materi yang merupakan satu refleksi bagi anak kampus yang kehidupannya seperti tidak punya arah yang jelas dan terukur, dan jauh dari pedoman hidupnya. Sepertinya mereka tidak lagi faham apa peran, fungsi dan tugas mereka sebagai mahasiswa. Dalam materinya penceramah menggambarkan arahan jalan lurus yang seharusnya dijadikan jalan utama oleh anak kampus dalam rangka menjalani kehidupannya selama dikampus. Beliau secara detail menjelaskan hal-hal yang wajar dan tidak wajar dilakukan oleh anak kampus, mengingat saat ini dampak buruk dari westernisasi terjadi bukan hanya kepada kalangan artis saja melainkan juga telah kronis menyerang pribadi-pribadi anak kampus, yang mana kita ketahui bersama bahwa anak kampus (sebutan untuk mahasiswa) adalah sebagi generasi muda bangsa pilihan yang nantinya akan menjadi penerus jejak langkah para tetua negara kita sekarang, nah kalau misalnya anak emasnya saja sudah demikian rusak lantas apa yang akan terjadi dengan bangsa kita beberapa windu kedepan? Barang kali dalam uraian materi singkat dibawah ini kita akan temukan jawabannya. Dan saya mohon maaf apabila pengutifannya ada yang kurang atau mungkin terlalu banyak tambahan. Wallaohu’alam
Laporan Materi Pembicaraan
Yang pertama beliau kemukakan adalah gambaran kehidupan anak kampus yang sekarang ril terjadi, bahkan orientasinya bukan hanya kepada para anak kampus saja melainkan juga kepada semua pihak, dan semua elemen masyarakat diberbagai kalangan. Beliau mengkritisi semua aktivitas yang menunjukan sikap menjauhnya insan manusia kepada Tuhannya, beliau juga menggambarkan bagaimana perilaku orang tua terhadap anaknya terkait masalah banyak melencengnya corak sikap dan tingkah laku anak ataupun remaja yang sudah sangat dekat bahkan telah banyak melakukan tindakan yang tak wajar dalam kontek agama dan darigama, misalnya orang tua hanya tinggal diam menyaksikan anak yang malas belajar ilmu agama/ngaji dan malah lebih senang main game atau kalau remaja lebih suka nongkrong-nongkrong dengan temannya, masih mending kalau misalnya kalalu hanya nongkrong-nongkrong saja yang lebih parah lagi mereka bisa saja terlibat dalam aktivitas penyalahgunaan narkotika dan penyalahgunaan seks (sexs abuse). Atau misalnya kebiasaan orang dewasa juga yang terlalu konsumerisme, dan lebih mengarah kepada pola kehidupan materilialistis dan hedonis. Bahkan berdampak pada berkurangnya minat ibu-ibu dan bapak-bapak untuk mengikuti pengajian-pengajian. Begitupun dengan pola hidup anak kampus, mereka sudah tidak lagi melek dengan kegiatan keagamaan sekalipun tidak semuanya, namun yang lebih mengherankan bahwa mereka jadi terlihat tabu ketika melihat, mendengar atau menyaksikan hal-hal yang berbau agama. Bahkan sangat sulit sekali untuk mengingatkannya dengan dalih merasa diri telah dewasa dan telah mampu mengambil keputusan sendiri dan mampu mempertanggungjawabkannya.
Lantas apa yang menjadi masalahnya, beliau menyampaikan bahwa peran pendidikan itu menjadi hal yang dirasa sangat penting, baik itu pendidikan informal (dalam keuarganya), pendidikan nonformal (dalam lingkungan masyarakatnya) dan juga dalam pendidikan formalnya (disekolah dll), yang sangat mengherankan saat ini lembaga pendidikannya pun malah lebih mengarah kepada aktivitas sekulerisme, sekolah sudah dirasa tidak melek lagi dalam menyikapi hal tersebut, ketika siswanya melanggar aturan dan norma-norma kehidupan, malah sekolah tidak tahu apa-apa, atau tidak sedikit guru yang terlibat dalam kasus-kasus tertentu. Hal ini jelas sangat ironis.
Sebenarnya kita semua tidak sadar ungkap beliau ditengah-tengah pembicaraannya bahwa “kita ini telah tergerus baik secara langsung ataupun tidak, oleh pola kehidupan barat, kita telah melupakan adat istiadat ketimuran kita yang tidak kalah menyedihkn adalah kita telah lupa dengan kewajiban kita sebagai manusia yang kewajibannya adalah beribadah kepada Allah seperti yang Allah paparkan dalam Al-qur’an Surat Adz-dzariyat ayat 56.
Adapun yang paling membekas dalam benak saya mengenai pesan beliau kepada anak kampus dalam rangka menjaga jati dirinya sebagai anak kampus adalah:
- Tidak melupakan peran, fungsi dan tugas sebagai cendikia muda penerus bangsa,
- Tahu diri siapa diri kita, dri mana asal dan akan kemana nantinya?
- Selanjutnya beliau juga mengamanatkan untuk menjaga diri dari pola kehidupan yang mudah terprovokasi oleh hal-hal baru yang belum tentu benar dan bermanfaat.
- Maka solusi konkretnya adalah beliau menyampaikan formula “4e”, yaitu:
a. Hade Ide
Maksdunya adalah mahasiswa harus mampu menjadi jembatan pemikiran orang-orang yang sedikit awan atau tertinggal dalam hal cara berfikirnya. Seharusnya setiap mahasiswa memiliki peran tinggi dalam kehidupan masyarakatnya, jangan sampai ketika diminta pemikirannya mahasiswa diam seribu bahasa alias tidak kontributif sediktipun padahal seharusnya mahasiswa pemikrannya selalu menukik pada permasalahan dan selalu bersikap kritis terhadap berbagai persoalan dalam kehidupan masyarakatnya. Terutama permasalahan bangsa yang sangat komplek seperti sekarang ini kita hadapi dan rasakan bersama.
b. Hade Lambe
Hal inipun mejadi hal yang sangat perlu dimiliki oleh seorang yang bergelar mahasiswa, secara sudah maha bukan siswa lagi, maka cara bicaranya pun harus selalu dijaga, jangan sampai berbicara hal-hal yang tidak bermanfaat. Apalagi yang tidak baik. Nah semantara yang kita ketahui tidak sedikit para mahasiswa yang kerjaannya hanya mmapu mengkirtik tanpa memberikan solusi konkrit, barangkali hal ini yang perlu dibenahi. Mahasiswa seharusnya menjadi pelopor pergerakan menuju kebesaran bangsa, mahasiswa dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya seharusnya berperan utama dalam kancah kehidupann ini. Suarakan aspirasi rakyat kepada negara, suarakan semua keinginan rakyat dengan berbagai media dan sarana yang ada dengan cara yang baik dan berguna.
c. Hade Hate
Hal inipun menjadi hal penting yang harus melekat dalam pribadi anak kampus, karena hati merupakan pangkal segala badan, hati baik maka baik pula seluruhnya dan sebaliknya bila hati kita busuk maka buruklah segalanya, begitulah sabda nabi dalam hadistnya. Kebanyakan dikalangan mahasiswa itu ketika ada satu kesalahan dikalangan pemerintahan dsb. Mereka langsung menjaz itu salah ini salah tanpa mendalami semua permasalahannya secara mendalam dengan hati yang tetap bersih. Seharusnya konsep kalbun salim atau hati yang sehat itu senantiasa terjaga dalam setiap jejak langkah perjuanganya, baik hati kepada teman, keluarga, masyarakat, guru, dosen, ustadz, bangsa dan Negara, terutama juga hrus selalu baik hati kepada dirinya sendiri. Karena dengan hati yang baik, buahnya akan baik-baik.
Herannya ketka ada perbedaan-perbedaan persepsi dikalangan mahasiswa saja, sudah jadi bahan debat yang akut, sehingga kekeluargaan, keharmonisanyapun tidak teraktualisasikan, sungguh sangat ironis, yang terjadi bukannya bekerja sama, melainkan saling menjatuhkan, saling merendahkan, sehingga mereka jadi pada sibuk dengan saling berburuk sangka, saling mengecap golongan lain salah, dsb.
d. Hade Gawe
Dan yang tidak kalah penting karakteristik seorang anak kampus itu adalah harus selalu menampilkan performance yang terbaik. Atau memiliki unjuk kerja yang baik. Dalam segala aspek, baik itu ketika mengerjakan tugas dari dosen, tugas kedinasan, jangan sampai dilaksanakan hanya dengan asal-asalan, dan hal itu tidak menunjukan pencitraan yang baik sungguh sangat mengkhawatirkan.
Barang kali itulah formula jitu yang ditawarkan beliau kepada para anak kampus agar pribadinya tetap harum sebagai pencari ilmu dan generasi muda harapan bangsa yang bagaimanapun akan menjadi penerus perjuangan para pejuang bangsa ini. Guna mempersiapkan diri untuk mejadikan Indonesia negara yang maju dan berkembang dengan kemandirian, persaingan dan peradaban dalam setiap sendi-sendi kehidupannya.
Demikian saja, mohon maaf, dan terima kasih, wallaohu’alam bissowab.
Wassalamualaikum wr. wb.
Pengutif
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,