ANTARA TAHUN BARU ISLAM DENGAN TAHUN BARU MASEHI,,, BAGAIMANA SIKAP KITA SEBAGAI MUSLIM, SEHARUSNYA???
Ketika kita telah bertemu dengan bulan yang berakhiran ber, maka kitapun telah sama-sama faham bahwa tahun yang baru akan segera datang. Atau ketika kita telah bertemu dengan masa-masa ibadah haji, maka dalam urutan bulan Hijriah, hal itu menjelaskan tentang pergantian bilangan tahun yang baru. Dan secara otomatis pula dalam benak kita tengan tertulis bahwa dalam kalender masehi tengah menginjak usia kesekia tahun, missal untuk sekarang telah bersiap kedatangan tahun 2010, di hijriah sebagai tahun eksistensi Islam dimuka bumi tengah menyambut kedatangan tahun ke-1431.
Dan inya Allah dibawah ini akan coba saya paparkan sikap kita yang sebaiknya dilakukan dalam rangka menyambut kedatangan moment istimewa itu, dan kitapun harus memahami momen istimewa umat muslim yang mana yang seharusnya, lantas yang lainnya terkait hal-hal yang tidak sepatutnya kita perhatikan dan kita kultuskan terkait datanganya momentum tahun baru. Terutama tahun baru maseh.
Perbedaan aktivitas penyambutan tahun baru masehi dengan tahun baru Islam (hijriyah).
Pembaca inqilab yang budiman, untuk sahabat yang tinggal diperkotaan, nuansa tahun baru terutama tahun baru masehi tentu, kita akan teringat ketika suara terompet berbunyi ditempat-tempat keramaian. Atau telinga kita terganggu dengan suara petasan yang bergelegar ditempat-tempat togkrongan para maniak momentum tahun baru ini. Orang-orang berkumpul hanya karena ingin menyaksikan jarum jam menunjuka pada anka 00.00, tidak hanya sampai disitu bahwa ternyata perayaan tahu baru yang gede-gedean itu dana yang dikeluarkannya tidka sedikit, bahkan sempat ada pemberitaan bahwa ada harga kembang api yang harganya ratusan juta rupiah.
Disamping itu, kalu kita amati, kegiatan-kegiatan yang diadakan kebanyakan hanya sebagai bentuk kegiatan pemuas kepuasan nafsu semata, hanya untuk memenuhi kesenangannya saja. Tidak labih dari itu. Tidak sedikit yang perayaannya diisi dengan pesta minuman keras, atau bahkan pesta narkoba, pesta sek dan serenteta kebusukan, kebodohan dan kebiadaban akhlan yang lainnya, itulah hal yang nista apabila semua itu dilakuka oleh orang-orang yang berlebel Islam dalam dirinya. Bai seorang yang mengerti, hakikat da urgensi berbagi, maka ketika punya uang yang bayak, daripada digunakan untuk perayaan tahun baruan, lebih baik jika diamalkan bagi orang-orang yang menginginkan. Orang-orang yang akan mensucikan harta yang dimilikinya.
Sementara dalam peringatan tahun hijriyah, kegiatan yang dilakukannya adalah kegiatan-kegiatan semacam muhasabah tahunan, yang diisi dengan siraman ruhani, tabligh akbar, pengajian dll. Dan tidak diperbolehkan merayakan kedatangan tahun baru Islam dengan kegiatan yang sia-sia dan tidak bernilai ibadah.
Maka jelas diantara 2 perayaan itu terlihat dua perbedaan yang sangat signifikan, kalau saya idharkan bahwa dalam perayaan kegiatan tahun baru masehilebih banyak diisi dengan hal-hal yang kurang manfaatnya, dan lebih banyak madorotnya, berbeda dengan perayaan yang dilakukan untuk penyambutan tahun baru hijiyah.
Sikap kita yang seharusnya,,,?
Sebagai seorang muslim yang memahami peran dan fungsi serta tugas pokoknya selama didunia ini, maka tentu perilakunya akan senantiasa berbeda dan terjaga, dan senantiasa menghindarkan diri dari segenap perbuatan yang tidak baik, yang tidak bermanfaat, yang tidak bernilai ibadah, apalagi yang sudah jelas dilarang oleh Allah. Karena seorang muslim yang baik tentu mahami konsep yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an surat Ad-dzariyat ayat 56. Yang artinya “maka aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” inilah konsep hidup yang utama, yang harus dipahami oleh semua orang, dari semua kalangan. Bahkan untuk golongan jin juga. Hal ini menjelaskan kapada kita bahwa tugas utama kita adalah untuk beribadah. Maka aktivitas apapun yang tidak benilai ibadah tidak boleh kita lakukankarena akan berdampak tidka baik pada kita.
Terkait masalah peringatan tahun baru masehi yang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bernlai ibadah, hal itu jelas bahwa aktivitas itu tidak akan memberikan nilai manfaat secara hakiki. Yang haya memuaskan nafsu saja.
Lantas bagaimana pula konsep perubahan diri yang seharusnya senantiasa kita wujudkan. Perubahan pada tingkat semakin baik itu tidak ada. Padahal yang seharusnya apapun situasi dan akondisinya kita harus memastikan bahwa setiap bentuk peruabahan yang terjadi dengan diri kita tentu harus perubahan kearah yang positif dan baik serta bernilai manfaat.
Yang seharusnya kita pahami betul dalam hal ini, terkait dengan kemeriahan perayaan kegiatan tahun baru yang dipelopori dan disponpsori oleh orang-orang yang kafir. Maka kita harus hati-hati khawatir ketika kita mengikuti mereka secara tidak langsung kita telah mengikuti milah atau jalan yang mereka tempuh yaiotu jalan yang batil dan dimurkai Allah, karena pada dasarnya mereka tidak akan pernah berhenti berjuang untuk mengahcurkan jati diri umat islam. Dan mereka itu cerdas kreatif, beragam cara mereka tempuh dan lakukan, yang tujuannya hanya satu yaitu untuk menjauhkan manusia dengan Allah sebagai tuhan dan yang telah menciptakannya.
Dan kitapun tidak boleh kalah diam, dalm hal ini kita sebagai muslim, harus juga membuatsuatu inovasi baru yang sifatnya akan bsia menarik simpati orang, dan membuat mereka senang dengan Silam, dan mereka tidak antipasti pada islam. Ini yang harus kita perjuangkan.
Hakikat tahun baru yang seharusnya….
Bagi seoarang muslim, datangnya tahun baru hijriah, digunakan sebagai wahana untuk memuhasabahi diri, dari semua perilaku dan tindakan yang telah dilakukan selama setahu yang lalu, apakah banyak yang baiknya ataukah yang buruknya? dengan begitu nuansa tahun baru dijadikan sebagai saatnya melangkah dengan langkah yang lebih baik diitahun berikutnya.
Selain itu bagi seorang muslim tidak pantas kita lebih memilih menyambut gem,bira datangnya tahun baru masehi dibanding tahin baru islam, maknai hal itu lebih dalam, tahun baru islam sebagai bukti sejarah usia perjalanan risalah islam dimuka bumi ini yang Rosululloh Muhammad SAW bawa untuk semua manusia, dan bersyukur risalah kebeanaran itu telah sampai kepada kita genarasi diabad ke14, yang jauh dari tanah kelahiran beliau, dan jkitapun faham betul bahwa bukan siapa-siapa yang nanti diakhirat akan memberikan safa’at kepada manusia melaikan Muhammad kepada umanntnya.
Dan kita pun harus mengazamkan diri untuk tidak ikut ramai-ramai membuat syetan-syetan berpesta dengan yang berhura-hura pada malam penyambutan tahun baru masehi, karena konsep berhura-hura atau bermegah-megahan jelas Allah larang, sebagaimana dalam Al-qur’an surat At0takatsur, ayat 1-7 “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui, sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya amu benar-benar akan melihat neraka jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah itu). (At-Takasur:1-7).
lalu apa lagi yang membuat kita ragu untuk menjauhi dan menghindarkan diri dari berbuat hura-hura. Dan tidak ada guna selain madorotnya. Dan pastikan bahwa kita sebagai muslim yang memang menginginkan kasih sayang Allah, bukan murka-Nya, kita ingin dicintai oleh Allah, karena kita telah mencintainya.
Yang paling akhir, tentu saja kita harus memahami betul mana yang seharusnya kita lakukan dalam hidup ini. Lantas tidak kita inginkan cap munafik dalam diri kita, ketika kita tahu hukumnya lantas tidak melaksanakannya. Dan dlam hal perayaan tahun baru pun kita harus bisa memposisikan diri, jangan hanya karena diajak orang atau kita berpikir itu adalah hal yang wajar, melainkan bagaimana caranya kita membentengi diri dari hal-hal yang akan menjauhkan diri dengan Allah dan malah akan mendekatkan dengan syetan laknat.
Wallohu’alam, semoga bermanfaat.
Ketika kita telah bertemu dengan bulan yang berakhiran ber, maka kitapun telah sama-sama faham bahwa tahun yang baru akan segera datang. Atau ketika kita telah bertemu dengan masa-masa ibadah haji, maka dalam urutan bulan Hijriah, hal itu menjelaskan tentang pergantian bilangan tahun yang baru. Dan secara otomatis pula dalam benak kita tengan tertulis bahwa dalam kalender masehi tengah menginjak usia kesekia tahun, missal untuk sekarang telah bersiap kedatangan tahun 2010, di hijriah sebagai tahun eksistensi Islam dimuka bumi tengah menyambut kedatangan tahun ke-1431.
Dan inya Allah dibawah ini akan coba saya paparkan sikap kita yang sebaiknya dilakukan dalam rangka menyambut kedatangan moment istimewa itu, dan kitapun harus memahami momen istimewa umat muslim yang mana yang seharusnya, lantas yang lainnya terkait hal-hal yang tidak sepatutnya kita perhatikan dan kita kultuskan terkait datanganya momentum tahun baru. Terutama tahun baru maseh.
Perbedaan aktivitas penyambutan tahun baru masehi dengan tahun baru Islam (hijriyah).
Pembaca inqilab yang budiman, untuk sahabat yang tinggal diperkotaan, nuansa tahun baru terutama tahun baru masehi tentu, kita akan teringat ketika suara terompet berbunyi ditempat-tempat keramaian. Atau telinga kita terganggu dengan suara petasan yang bergelegar ditempat-tempat togkrongan para maniak momentum tahun baru ini. Orang-orang berkumpul hanya karena ingin menyaksikan jarum jam menunjuka pada anka 00.00, tidak hanya sampai disitu bahwa ternyata perayaan tahu baru yang gede-gedean itu dana yang dikeluarkannya tidka sedikit, bahkan sempat ada pemberitaan bahwa ada harga kembang api yang harganya ratusan juta rupiah.
Disamping itu, kalu kita amati, kegiatan-kegiatan yang diadakan kebanyakan hanya sebagai bentuk kegiatan pemuas kepuasan nafsu semata, hanya untuk memenuhi kesenangannya saja. Tidak labih dari itu. Tidak sedikit yang perayaannya diisi dengan pesta minuman keras, atau bahkan pesta narkoba, pesta sek dan serenteta kebusukan, kebodohan dan kebiadaban akhlan yang lainnya, itulah hal yang nista apabila semua itu dilakuka oleh orang-orang yang berlebel Islam dalam dirinya. Bai seorang yang mengerti, hakikat da urgensi berbagi, maka ketika punya uang yang bayak, daripada digunakan untuk perayaan tahun baruan, lebih baik jika diamalkan bagi orang-orang yang menginginkan. Orang-orang yang akan mensucikan harta yang dimilikinya.
Sementara dalam peringatan tahun hijriyah, kegiatan yang dilakukannya adalah kegiatan-kegiatan semacam muhasabah tahunan, yang diisi dengan siraman ruhani, tabligh akbar, pengajian dll. Dan tidak diperbolehkan merayakan kedatangan tahun baru Islam dengan kegiatan yang sia-sia dan tidak bernilai ibadah.
Maka jelas diantara 2 perayaan itu terlihat dua perbedaan yang sangat signifikan, kalau saya idharkan bahwa dalam perayaan kegiatan tahun baru masehilebih banyak diisi dengan hal-hal yang kurang manfaatnya, dan lebih banyak madorotnya, berbeda dengan perayaan yang dilakukan untuk penyambutan tahun baru hijiyah.
Sikap kita yang seharusnya,,,?
Sebagai seorang muslim yang memahami peran dan fungsi serta tugas pokoknya selama didunia ini, maka tentu perilakunya akan senantiasa berbeda dan terjaga, dan senantiasa menghindarkan diri dari segenap perbuatan yang tidak baik, yang tidak bermanfaat, yang tidak bernilai ibadah, apalagi yang sudah jelas dilarang oleh Allah. Karena seorang muslim yang baik tentu mahami konsep yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an surat Ad-dzariyat ayat 56. Yang artinya “maka aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” inilah konsep hidup yang utama, yang harus dipahami oleh semua orang, dari semua kalangan. Bahkan untuk golongan jin juga. Hal ini menjelaskan kapada kita bahwa tugas utama kita adalah untuk beribadah. Maka aktivitas apapun yang tidak benilai ibadah tidak boleh kita lakukankarena akan berdampak tidka baik pada kita.
Terkait masalah peringatan tahun baru masehi yang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bernlai ibadah, hal itu jelas bahwa aktivitas itu tidak akan memberikan nilai manfaat secara hakiki. Yang haya memuaskan nafsu saja.
Lantas bagaimana pula konsep perubahan diri yang seharusnya senantiasa kita wujudkan. Perubahan pada tingkat semakin baik itu tidak ada. Padahal yang seharusnya apapun situasi dan akondisinya kita harus memastikan bahwa setiap bentuk peruabahan yang terjadi dengan diri kita tentu harus perubahan kearah yang positif dan baik serta bernilai manfaat.
Yang seharusnya kita pahami betul dalam hal ini, terkait dengan kemeriahan perayaan kegiatan tahun baru yang dipelopori dan disponpsori oleh orang-orang yang kafir. Maka kita harus hati-hati khawatir ketika kita mengikuti mereka secara tidak langsung kita telah mengikuti milah atau jalan yang mereka tempuh yaiotu jalan yang batil dan dimurkai Allah, karena pada dasarnya mereka tidak akan pernah berhenti berjuang untuk mengahcurkan jati diri umat islam. Dan mereka itu cerdas kreatif, beragam cara mereka tempuh dan lakukan, yang tujuannya hanya satu yaitu untuk menjauhkan manusia dengan Allah sebagai tuhan dan yang telah menciptakannya.
Dan kitapun tidak boleh kalah diam, dalm hal ini kita sebagai muslim, harus juga membuatsuatu inovasi baru yang sifatnya akan bsia menarik simpati orang, dan membuat mereka senang dengan Silam, dan mereka tidak antipasti pada islam. Ini yang harus kita perjuangkan.
Hakikat tahun baru yang seharusnya….
Bagi seoarang muslim, datangnya tahun baru hijriah, digunakan sebagai wahana untuk memuhasabahi diri, dari semua perilaku dan tindakan yang telah dilakukan selama setahu yang lalu, apakah banyak yang baiknya ataukah yang buruknya? dengan begitu nuansa tahun baru dijadikan sebagai saatnya melangkah dengan langkah yang lebih baik diitahun berikutnya.
Selain itu bagi seorang muslim tidak pantas kita lebih memilih menyambut gem,bira datangnya tahun baru masehi dibanding tahin baru islam, maknai hal itu lebih dalam, tahun baru islam sebagai bukti sejarah usia perjalanan risalah islam dimuka bumi ini yang Rosululloh Muhammad SAW bawa untuk semua manusia, dan bersyukur risalah kebeanaran itu telah sampai kepada kita genarasi diabad ke14, yang jauh dari tanah kelahiran beliau, dan jkitapun faham betul bahwa bukan siapa-siapa yang nanti diakhirat akan memberikan safa’at kepada manusia melaikan Muhammad kepada umanntnya.
Dan kita pun harus mengazamkan diri untuk tidak ikut ramai-ramai membuat syetan-syetan berpesta dengan yang berhura-hura pada malam penyambutan tahun baru masehi, karena konsep berhura-hura atau bermegah-megahan jelas Allah larang, sebagaimana dalam Al-qur’an surat At0takatsur, ayat 1-7 “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui, sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya amu benar-benar akan melihat neraka jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah itu). (At-Takasur:1-7).
lalu apa lagi yang membuat kita ragu untuk menjauhi dan menghindarkan diri dari berbuat hura-hura. Dan tidak ada guna selain madorotnya. Dan pastikan bahwa kita sebagai muslim yang memang menginginkan kasih sayang Allah, bukan murka-Nya, kita ingin dicintai oleh Allah, karena kita telah mencintainya.
Yang paling akhir, tentu saja kita harus memahami betul mana yang seharusnya kita lakukan dalam hidup ini. Lantas tidak kita inginkan cap munafik dalam diri kita, ketika kita tahu hukumnya lantas tidak melaksanakannya. Dan dlam hal perayaan tahun baru pun kita harus bisa memposisikan diri, jangan hanya karena diajak orang atau kita berpikir itu adalah hal yang wajar, melainkan bagaimana caranya kita membentengi diri dari hal-hal yang akan menjauhkan diri dengan Allah dan malah akan mendekatkan dengan syetan laknat.
Wallohu’alam, semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,