SEBUAH CATATAN IKLIM KAMPUS YANG RELIGIOUS
Oleh: Ence Surahman
Pagi itu, Ahad 26 Sepetember 2010, di Mesjid Al-Furqon Universitas Pendidikan Indonesia yang dikenal dengan Gedung Islamic Tutorial Center (ITC), sebuah gedung yang menjadi Icon kampus UPI dengan Visi “Leading ang Outstanding University”. Gedung empat tingkat ini memiliki kekhasan seni arsitektur yang kental sehingga memberikan nuansa berbeda ketika memasuki kampus UPI karena Gedung ini tepat berada di depan gerbang utama (Main Gateway) kampus yang bermotto “Edukatif, Ilmiah dan Religious”. Dan ternyata penempatan mesjid didepan gerbang utama menjadi ciri bahwa memang UPI ini dari dulu sudah sama-sama komitmen untuk menjadikan sebuah kampus pendidikan yang memiliki karakter yang cukup kental dengan nuansa dan iklim keagamaannya. Sehingga tidak heran jika sejak beberapa puluh tahun yang lalu UPI telah mendeklarasikan diri bahwa semua mahasiswa lulusan UPI tidak boleh ada yang buta huruf baca Al-qur’an. UPI punya komitmen bahwa jangan sampai mahasiswanya tidak mengenal agamanya khusunya mahasiswa muslim yang mayoritas jumlahnya.
Terkait hal motto religiousitas itulah, pada hari ahad ini, seluruh mahasiswa pengontrak mata kuliah Pendidikan Agama Islam diwajibkan mengikuti kegiatan pembukan Program Tutorial PAI, sebuah program dari mata kliah PAI bagi mahasiswa yang mengontraknya, adapun program ini bertujuan untuk memberikan input tambahan bagi seluruh mahasiswa tentang pentingnya mengenal agama lebih dalam, dan hal ini dilakukan UPI bukan hanya saat ini saja, melainkan sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu, maka tidak mengherankan kalau saat ini program tutorial ini telah menjadi salah satu icon UPI yang dijadikan lembaga asistensi mata kuliah PAI diseluruh Indonesia, banyak dari berbagai kampus di Indonesia yang telah sengaja datang ke UPI untuk sharing, untuk studi banding, atau juga mereka sengaja mengundang Program Tutorial untuk menghadiri acara-acara yang mereka adakan yang berhubungan dengan kegiatan pembinaan diri mahasiswa muslim khususnya dikampusnya masing-masing.
Kegiatan tadi adalah kegiatan pertama dari 12 rangkaian pertemuan yang wajib diikuti oleh seluruh peserta, adapun teknis kegiatannya adalah berupa kuliah Dhuha dari Dosen, training motivasi, kegiatan outbond, juga kegiatan mentoring keislaman dll, yang sifatnya memberkali mahasiswa agar ia mau dia mampu mencintai, mengenali dan mengamalkan serta mengajarkan nilai-nilai islam, sehingga hal ini memberikan warna tersendiri untuk kampus yang menjadi pabrik pencetak pendidik di Indonesia ini.
Kegiatan mentoring memiliki kekhasan tersendiri, karena disini yang menjadi fasilitator mahasiswa belajar adalah kaka tingkatnya yang telah lulus mata kuliah PAI, dan mereka mau berbagi ilmunya dengan adik-adik peserta mentoring. Kegiatan mentoring dilaksanakan selama 1-1,5 jam/pekan, dilaksanakan setelah kegiatan kuliah dhuha. Bahasa keren atau yang difahami oleh pemikir barat mentoring itu diberi nama metode belajar peer teaching, artinya metode belajar yang menggunakan peran tutor sebaya.
Artinya terjadi proses belajar yang lebih intim antar tutor dengan adik tutor yang kemudian hal ini menjadikan pola belajar yang tidak kaku, mereka belajar secara pleksibel dan banyak berargumen sehingga mereka semua menjadi terbiasa untuk berargumen, menyanggah dan mempertahankan argumennya.
Materi-materi yang dikaji dalam kegiatan tutoring ini adalah materi-materi keislaman yang umum yang bisa dipelajari oleh mahasiswa, materi ini disinkronkan dengan materi mata kulaih PAI yang mereka ikuti didalam kelas. Sehingga antar pertemuan dengan dosen, dan pada saat kegiatan tutoring menjadi semakin sinergis dan hal inilah yang menjadikan peserta atau mahasiswa semakin kaya.
Karena tutorial ini telah menjadi prasyarat kelulusan matakulaih PAI maka konsekuensi logisnya adalah bagi mahasiwa yang jarang masuk kegiatan tutorial akan diberikan sanksi yaitu tidak lulus dari tutorial dan hal itu akan berdampak pada tidak lulusnyamata kuliah PAI-nya. Begitupun dengan hasil baca Al-qur’annya yang saat ini diamanahkan kepada BAQI yaitu sebuah UKM yang bergerak dalam pendidikan Al-qur’an, BAQI sendiri kependekan dari Belajar Al-Qur’an Intensif.
Jadi bagi mahasiswa UPI selain kegiatan mentoring dengan tutorial ada juga kegiatan mentoring qur’an dengan BAQI, hal ini dilakukan setiap pekan sekali dengan terlebih dahulu mereka di tes dan ketika mereka tidak lulus tes pertama maka mereka harus ikut pembinaan qur’an baru ikut lagi pada tes selanjutnya dan ketika belum lulus juga maka wajib lulus pada tes ke III artinya selama satu semester mereka mengontrak matakulaih PAI waktu mereka akan banyak dihadapkan dengan kegiatan PAI yang wajib mereka ikuti.
Dalam kegiatan program tutorial juga ada program khusus bagi perwakilan tiap kelas, program ini adalah program untuk mahasiswa yang akan menjadi agen penyebar kebaikan dikelasnya masing-masing bahasa kerennya agen dakwah kelas. Dimana merekalah yangmengkondisikan dan mewarnai kealsnya agar kelasnya senantiasa kondusif dari hal-hal yang tidak seharusnya terjadi. Bahkan lebih dari itutugas binder ini diantaranya adalah mereka memiliki tugas untuk memandu tilawah sebelum kuliah dulu, bahkan kalau memungkinkan bisa diisi dengan tausyiah sembari menunggu kehadiran dosennya. Dari pada mahasiswa ribut dikelas lebih baik digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, insya Allah.
Inilah UPI yang menjadi figur lembaga perguruan tinggi yang konsen dalam bidang epndidikan, perguruan tinggi yang mejadi pabrik pencetak para pendidikan tunas-tunas bangsa agar suatu saat bangsa ini maju dan berkembang maka dibutuhkan persiapan generasi terbaik yang ada pada zamannya, dalam hal ini UPI sudah melangkah lebih jauh, salah satunya dengan kentalnya iklim pembinaan keislaman bagi mahasiswanya, sehingga harapannya akhlak para calon guru ini bisa dididk dan bisa mendidik bag para siswanya suatu saat nanti ketika mereka telah terjun dimasyaraknya.
Demikian catatan singkat tentang nuansa religius di kampus Universitas pendidikan Indonesia.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,