Oleh : Ence Surahman
Diceritakan pada suatu kesempatan, Imam Ahmad Bin Hambali, seorang Imam besar yang telah membangun Madzhab Hambali, kedatangan tamu, tamu yang datang adalah orang yang beliau kagumi, dan beliau rindukan pertemuannya, beliau adalah gurunya yaitu Iman Safi’i. Imam Safi’i adalah Imam besar yang juga meletakan sebuah dasar pemikiran dan pendiri salah satu madzhab yaitu madzhab Safi’i. kedatangan Imam Safi’i disambut meriah dan dimulyakan oleh Imam Ahmad bin Hambali.
Setelah melaksanakan Shalat Maghrib, Imam Ahmad Bin Hambali menyediakan makanan untuk gurunya, karena saking enaknya Imam Safi’i makan dengan lahapnya, sampai sempat nambah porsi makanannya. Setelah makan dilanjutkan untuk melaksanakan shalat Isya, setelah melaksanakan shalat Isya, kemudian Imam Ahmad Bin Hambal mempersilakan gurunya untuk istirahat dikamar yang telah disediakan khusus untuk Imam Safi’i.
Di lain cerita, ternyata selama ada yang memperhatikan Imam Safi’i selama di rumah Imam Bin Hambali, yang memperhatikan itu adalah putrinya Iman Ahmad bin Hambal. Putri Imam Ahmad ini memperhatikan seluruh perbuatan yang dilakukan oleh Imam Safi’i semenjak keberadaannya di rumah Imam Ahmad Bin Hambal. Namun dari sekian lama beliau ada di rumah ayahnya, beliau tidak melihat sesuatu yang istimewa dari tamu ayahnya itu. Bahkan beliau memiliki catatan yang kurang baik tentang Imam Safi’i. keesokan harinya, puteri Imam Ahmad,menemui ayahnya karena merasa ada yang penasaran yang membuat ayahnya sangat memperlakukan tamunya dengan sangat agung. Dimulailah percakapan antara anak dengan ayahnya. Putrinya memulai pembicaraan “Ayah, bolehkah aku bertanya?, apa yang menyebabkan ayah begitu memulyakan dan mengagungkan kedatangan tamu ayah ini? Padahal selama beliau disini dan selama aku perhatikan tingkah laku dan aktivitas yang beliau lakukan tidak ada sedikitpun hal yang luarbiasa, atau istimewa, semuanya biasa-biasa saja. Lalu apa yang membuat ayah begitu menghormatinya?. Bahkan aku malah memiliki catatan yang buruk tentang belia. Hus,,,, jangan berkata begitu kepada ulama, beliau itu guru ayah seorang ulama yang fakih. Dan kalau boleh ayah tau apa yang menjadi catatan engkau tentang Imam Safi’i itu?, Tanya ayahnya penasaran. “ada tiga hal yang aku catat sebuah keburukan dari beliau, kata putrinya, sembari melanjutkan pembicaraan “yang pertama, ketika beliau makan, cara makan beliau tidak layaknya seorang ulama, sangat dirasa kurang baik, bahkan beliau sampai nambah segala, dan seperti tidak malu-malu, yang kedua selama satu malam aku perhatikan bahwa beliau tidak melakukan shalat qiyamullail, apa itu yang disebut Imam yang alim?, dan yang ketiga ketika beliau hendak shalat subuh, beliau tidak mengambil wudlu terlebih dahulu? Lalu dimana kelebihan dan keistimewaan beliau?” Tanya sang putri dengan nada mempertanyakan. Sahut sang ayah yang bijak, “Nak, mengenai yang barusan kamu pertanyakan, biar ayah yang menanyakannya langsung kepada Imam Safi’i, agar semuanya jelas, dan menjadi su’udhan.
Setelah pembicaraan itu, kemudian Imam Hambalii menemui Imam Safi’i dan menanyakan perihal yang dipertanyakan oleh putriny tadi. Beliau yang memulai permbicaraan “Wahai guruku, mohon maaf saya lancang bertanya, menurut penilaian putriku bahwa cara makan yang engkau lakukan tadi malam sangatlah buruk kebiasaan seorangu ulama, bahkan engkau makan sampai nambah, bukankah seharusnya kita makan sedikti saja? Selanjutnya yang kedua tadi malam kata anakku bahwa engkau tidak melakukan shalat qiyamullail. Dan ketika engkau melaksanakan shalat subuh anakku melihat engkau tidak mengambil wudlu dulu.
Mendengar pertanyaan dari muridnya itu, Imam Safi’i kemudian tersenyum dan sedikit tertawa, dan mulai menajwab setiap pertanyaan yang ditanyakan Imam Ahmad bin Hambali tadi. “wahai Ahmad, ketahuilah mengapa aku semalam makan dengan sangat lahap, bahkan sampai nambah. Itu karena aku yakin makanan yang engkau hidangkan itu akan menjadi obat bagi diriku, apakah engkau telah lupa dengan hadist Nabi, yang mengatakan bahwa “makanan dari orang bakhil / kikir itu adalah penyakit/racun, sedangkan makanan dari orang yang dermawan dan sholeh itu adalah obat. Karena engkau adalah orang yang baik, dermawan dan sholeh, maka aku berkeyakinan makanan yang engkau hidangkan benar-benar baik dan akan menjadi obat bagi diriku. Karena didalamnya tidak ada sediktipun makanan yang dihasilkan dari proses yang haram.
Yang kedua, mengapa semalam aku tidak melakukan Qiyamulail? Hal itu dikarenakan setelah aku memasuki kamar yang telah engkau siapkan untukku, tiba-tiba pikiran dan otakku terbuka dengan alquran dan ash shunah, kemudian aku dipertemukan dengan permasalahan-permasalahan agama yang harus segera diselesaikan, dalam satu malam aku berhasil menyelesaikan 72 masalah dalam agama, yang kemudian menjadi sebuah buku. Lalu yang ketiga mengapa aku tidak wudlu dulu ketika melaksanakan shalat subuh, karena semalaman aku tidak batal dan aku tidak perlu untuk wudlu dulu. Begitulah jawaban dariku atas pertanyaanmu.
Hikmah dari kisah diatas adalah:
1. Tentang makna silaturahim, dimana dalam Islam yang namanya silaturahim adalah hal yng sangat dianjurkan karena akan menguatkan ukhuwah, mendatangkan risky dan bisa memperpanjang usia.
2. Mengenai teladan yang baik dari seorang guru kepada muridnya, Imam Safi’i mau mendatangi muridnya, dan memang harusnya begitu, seorang guru seharusnya mau mendatangi siswa-siswanya, seorang ust, mendatangi santrinya, murraby mendatangi mutarabbynya, kemudian pemimpin mendatangi bawananya, bos mendatangi karyawannya.
3. Tentang urgensinya memulyakan tamu, sebagaimana yang dicontohkan oleh Imam Ahmad, beliau begitu memulyakan tamunya, terlebih tamunya itu adalah orang yang berilmu.
4. Hikmah selanjutnya adalah mengenai keutamaan ilmu. Imam Safi’i sampai tidak mendahulukan Shalat malam, dikarenakan ada hal yang lebih penting yang harus segera diselesaikannya. Mengingat kalau masalah-masalah agama itu tidak segera diselesaikan maka dampaknya bukan hanya untuk dirinya tetapi juga untuk orang banyak.
Barang kali dari kisah diata, bisa kita petik beribu hikmah kalau mau digali lebih dalam lagi, semoga kita senantiasa menyempurnakan ikhtiar untuk mempebaiki diri menjadi orang-orang yang luar biasa sebagaimana yang telah dibicarakan oleh dua tokoh dalam kisah diatas.
Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,