Oleh : Jaisyurahman
alhamdulillah, itulah kata yang harus selalau aku ucapkan, pertanda syukur kepada Sang Maha Pemberi nikmat yang tiada terhitung jumlahnya, yang Maha Penyayang, yang Maha Pemurah dan yang Maha Merajai, saya bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kesempatan untuk lebih dekat lebih akrab dan lebih menyatu dengan ciptaan-Nya. Ya, semua yang saya maksud akan saya coba paparkan dalam catatan liburan lebaran ini
"200" />
.
Pembacaya yang budiman, yang pertama kali ingin saya sampaikan terkait dengan tulisan ini adalah mohon untuk dipahami bahwa tujuan saya menulis in, bukan karena ingin pamer, bukan karena ingin di puji, melainkan dalam rangka belajar menulis, dan belajar berbagi dengan para pembaca yang baik, dan insya Allah saya juga lengkapi dengan hikmah-hikmah yang insya Allah akan sangat berharga bagi pembaca sekalian.
Hari ke -1….:-)
Hari ini Rabu, 31 Agustus 2011 bertepatan dengan tanggal 1 Syawal 1432 H, yakni setelah saya selesai melaksanakan shalat id di bandung, tepatnya di lapangan kampus Unpas Setiabudhi, berhubung saya terlibat dalam kepanitiaan kegiatan ramadhan, maka otomatis aku tidak boleh pulang sebelum semuanya selesai, dan Alhamdulillah proses pelaksanaan shalat sunat id berjalan lancar. Alhamdulillah semua tempat yang kami sediakan hampir seluruhnya terisi jama’ah yang hendak melaksanakan shalat id dan sekaligus mendengarkan ceramah yang Alhamdulillah pada tahun ini yang bertugas menjadi khotib yakni Bapak Dr. H. Mad Ali, M.A, dalam khutbahnya beliau membawa tema “Ramadhan sebagai bulan tarbiyyah bagi semua umat manusia”.
Kita lanjutkan ceritanya, setelah semua urusan di mesjid usai, dan saya langsung bersiap-siap untuk mudik ke rumah di Garut. Alhamdulillah lancar yang saya duga akan sangat padat ternyata tidak demikian, yang terjadi kondisi biasa-biasa saja. dan sayapun bisa sampai di rumah jam 13.00 wib.
Setibanya dirumah, tentu hal pertama yang aku lakukan adalah sungkem kepada kedua orang tuaku, menyampaikan permintaan maaf kepada mereka, dan setelah sejenak berbincang-bincang, aku segera menuju rumah kakek-nenekku, disana semua ada, termasuk ada bibi dan ada saudara nenek yang kebetulan sedang ada disana juga, dan suasana semakin hangat terlebih siang ini kami sudah di bolehkan untuk makan disiang hari, di tengah-tengah hangatnya obrolan, Alhamdulillah terdengar adzan asar memanggil, dan kamipun segera memenuhinya.
Sore yang malang bagi saya, ketika saya mulai menemukan kejenuhan di rumah yang kehilangan sibuknya aktivitas seperti di bandung, dirumah saya tidak bisa melakukan banyak hal, sampai akhirnya saya memutuskan untuk bermain ke cikaramat tempat dari kecil saya bermain dengan teman-teman, dan Alhamdulillah sembari kami halal-bihalal dengan keluarga dan orang-orang yang ditemui, kemudian teman-teman mengajak saya untuk main bola, sungguh sudah lama sekali saya tidak melakukan olahraga yang satu ini. Alhamdulillah walaupun sangat sulit, mengingat tanah yang sangat kering sementara saya tidak menggunakan sepatu, tapi masih bisa menang dan memasukan bola ke gawang sebanyak 2 goal.
Senjapun berganti malam,, tak banyak yang saya lakukan setelah dinner dengan keluarga, menjelang tidur ayah meinta saya untuk memijit badannya, entah mengapa perasaan setiap saya pulang kerumah, selalu saja diminta untuk memijit, terkadang saya bertanya ‘apa pijitan saya enak”, saya sendiri sangat ragu untuk mengiyakannya. Tapi ya Alhamdulillah ternyata ada orang yang mau merasakan pijitan saya, dan yang lebih membahagiaakan karena orang yang dipijitnya adalah ayah saya sendiri.
Hari ke-2
Setelah selesai, saya istirahat di kamar, keesokan harinya sejak pagi hari saya sudah harus meninggalkan rumah karena ada kumpulan dengan teman-teman alumni SMA dan KAPA. Dan Alhamdulillah jam 8 saya sudah tiba di sekolah, bertemu dengan beberapa teman ketika di SMA dulu ada yang kakak tingkat ada yang sesama dan ada juga yang adik tingkat, semua berkumpul sekalipun jumlahnya tidak terlalu banyak, tapi kami tetap bersyukur. Acara di hangatkan dengan foto bersama dan ngobrol bareng, serasa sebuah keluarga. Semuanya sangat indah terasa.
ada sesuatu yang membuat saya terkaget, ketika melihat adik kelas merokok di hadapan saya, tentu pembaca akan bilang apa yang menjadi masakah seriusnya? Justru hal ini sangat serius, karena yang merokok adalah perempuan, adik kelas saya di SMA, beliau merokok seolah tanpa ragu dan tanpa berpikir panjang bagaimana tanggapan orang ketika melihat hal itu, kesan jeleklah yang ada dalam pikiran saya. Sejujurnya saya tidak menyangka kalau ternyata adik kelas itu suka merokok. Singkat cerita siang harinya saya dan beberapa teman berangkat ke pantai cijeruk garut selatan untuk acara rekreasi wisata. Di tengah perjalanan saya teringat dengan sosok adik kelas yang tadi merokok di hadapan saya. Sekektika itu saya telfon beliau, karena rasa peduli akhirnya saya sampaikan bahwa apa yang dia lakukan adalah kebiasaan buruk yang harus dihindari bahkan harus ditinggalkan. Namun ketika ditanyakan ternyata beliau itu sudah terbiasa merokok sejak SMP dan lebih sering lagi ketika di SMA, saya sampai merasa cukup berat menghadapi beliau, tapi akhirnya saya terus bujuk untuk mencoba komitment berhenti merokok, dan Alhamdulillah usaha saya tidak sia-sia akhirnya beliau mau berjanji untuk berhenti, dalam pikiranku, semoga saja dorongan ketagihannya bisa benar-benar hilang.
Cerita yang lain, kami ber-7 sedang dalam perjalanan menuju ke pantai cijeruk Indah, ceritanya kami itu touring, namun ternyata karena perbedaan kecepatan motor yang dinaiki, akhirnya kami tiba ditempat tidak dalam kondisi bersamaan, sebagian menunggu yang lain, perjalanan yang dimulai jam 13.00 dari SMA kami, baru sampai di tempat tujuan sekitar jam 20an, Alhamdulillah malam itu kami bermalam di rumah salahsatu warga namanya Pak Tatang, kesan kami ketika menyusuri perjalanan ke kampong ini adalah penuh tanya bertabur bahagia, penuh tanya karena jalan yang disusuri adalah hutan karet yang cukup gelap, dan harus memotong sungai sehingga kendaraan kami juga harus merasakan dinginnya air sungai disana, namun terdapat hal yang mengharukan ketika kami bangun sebelum shalat subuh, saya sendiri melihat ada beberapa jama’aah yang sudah bangun ke mesjid untuk melaksanakan shalat malam (tahajud/qiyamullail). Dan subhanallah tempat yang kami singgahi ini adalah tempat gempa terparah ketika tahun 2008.
Jum’at, hari ke-3 liburan lebaran.
Setelah shalat subuh kami semua mengumpul untuk sekedar ngobrol dengan teman-teman. Akhirnya kami putuskan untuk melihat lebih dekat mengenai kondisi sungai yang mengalir di sebelah dekat rumah Pak Tatang, selanutnya kami berangkat ke pantai cijeruk indah, subhanallah pantai yang sangat baik, dengan hamparan pasir yang luas, ukurannya sangat cocok untuk para pengunjung yang sedang dengan dunia pasir pantai, hanya sayangnya dari sisi manajemen maih dikatakan belum begitu sebaik tempat wisata yang lainnya.
Bermain bola, diatas pantai dengan deburan ombak yang menambah suasana menjadi lebih berasa, sesekali asinnya air laut harus tercicipi ketika ulah kita bermain dengannya, ya semua terasa begitu penuh ketika ditemani semangkuk bakso khas pantai, terlebih ketika itu kami belum sarapan, menjelang siang, karena hari ini kami harus bersiap-siap untuk pelaksanaan shalat jum’at akhirnya kami kembali ke rumah pak tatang untuk shalat jum’at disana. Setelah mandi akhirnya kami semua bersama dengan masyarakat untuk shalat jum’at.
Setelah shalat kami disuguhi makan siang di rumah pak Tatang, menu makan yang sangat sederhana tapi sangat istimewa, ada tumis rumput laut, oseng cumi, sambal, lalap, kerupuk, dan oseng kol ditambah nasi putih khas warga setempat, semua begitu menyenangkan. Rasanya nikmat dan sampai membuat kami menambah beberapa kali. Selepas makan kami beres-beres barang-barang bawaan, untuk segera kami lanjutkan perjalanan menuju tempat wisata selanjutnya yakni di pantai santolo pameungpeuk.
Setelah kami pamitan dengan keluarga pak Tatang, kami ber-6 menaiki kendaraan untuk menuju ke pantai santolo, ditengah perjalanan kami kembali harus berpisah-pisah, sampai akhirnya 2 motor menuju ke pantai santolo yang satu terus melaju ke pantai Ranca Buaya, akhirnya kami ber-2 sampai di pantai pameungpeuk, disana ada guru kami yang sudah lebih dahulu ada disana dengan keluarganya.
Tiba menjelang asar, selanjutnya kami sempatkan melaksanakan shalat asar di atas karang pantai, dengan memasang tenda dump yang kami bawa, ditambah dengan sajian rujak lada yang khas dari pantai santolo, semuanya terasa lebih berasa pantai banget. Menjelang senja, kami memutuskan untuk kembali ke rumah, Alhamdulillah kami menyempatkan untuk membeli oleh-oleh rumput laut dan ikan dari pantai santolo. Kamipun melaju menuju kediaman di kecmatan talegong, alhamdulullah sekalipun hujan menghadang, ditambah kabut asap yang menghitam, akhirnya kami tiba dirumah dengan selamat, aku sampai di rumah jam 20.40 wib, setelah itu istirahat merebahkan badan dari kelelahan yang telah dilewati dalam 2 hari terakhir.
Hari ke-4…..
Alhamdulilah bangun pagi yang menyenangkan, dan hari ini ada kerjaan dirumah yang harus saya selesaikan, bersama adik, dan ditemani orang suruhan mamah, kamipun menyelesaikannya dalam waktu yang tidak lebih dari 2 jam, sehingga kamipun bisa langsung melaksanakan agenda selanjutnya. Siang ini teman-teman di kampong sudah menyiapkan acara btoram di sungai cilaki, Alhamdulillah siang yang menyenangkan makan diinggir sungai, ditemai gemerik arus air yang menenangkan, terlebih air sungainya begitu jernih, sehingga kesan menyenangkanlah yang kami rasakan.
Selepas shalat dzuhur, saya harus menemui sahabat saya untuk berangkat bersama ke acara hiking dengan teman-teman pecinta alam di SMA, kebetulan mantan Pembina Kapa ikut naik juga. ditengah perjalanan saya mampir di rumah Deni, empat saya tinggal ketika kelas XII dulu di SMP, setelah itu kami berhenti di rumah teman kami Agus, lalu kami mengunjungi teman kami Ela, dan akhirnya kami tiba ditempat pertemuan untuk bersama menuju tempat camp. Dan Alhamdulillah kami bisa naik lalu menuju camp.
Suasana di Camp, memang tidak terlalu berbeda dengan suasana ketika kami naik ke gunung ditempat-tempat lain. Tapi semuanya selalu saja memberikan nilai kepuasan yang saya rasakan sedikitpun tidak mengurangi kebahagiaan kami. Semalam tidur di gunung, esok pagi saya harus segera bersiap-siap karena harus pulang kebandung, untuk persiapan kuliah senin pagi.
Hari ke-5….
Banyak hikmah yang saya rasakan selama di gunung, hikmah ketika merasakan dingginnya suhu, sejuknya udara, jernihnya air, dan suara-suara burung yang ramai, menambah sausana camping menjadi lebih menyenangkan. akhirnya pagipun tiba, menjelang siang, saya bersiap-siap pulang ke Bandung, dan Alhamdulillah perjalanan ke bandung dalam keadaan lancar, sekalipun mobil yang saya tumpangi mengharuskan saya menumpang dibelakang, seperti masa ketika SMP dulu. Namun semuanya terasa begitu seru ketika saya bisa melihat langsung dengan mata kepala sendiri semua pemandangan dalam perjalanan.
Sore menjelang asar saya sampai di kediaman di Bandung, dan Alhamdulillah aktivitas hari ini semua begitu melelahkan, membuat saya harus istirahat lebih awal untuk menyegarkan badan esok pagi.
Demikian cerita liburan lebaran saya, anda bagaimana kisahnya?
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,