Oleh
: Jaisyurrahman
Sungguh berbahagia orang yang hatinya bersih dari
hal-hal yang mengotorinya, dari noda yang membuatnya buram, dari perkara yang
membuatnya gelap, semoga itulah hati anda wahai pembaca yang baik hati. Bahkan ketika
kita berbicara tentang hati, saya jadi teringat sebuah lagu yang sangat popular
yang dikarang oleh K.H. Abdullah Gymnastiar, yang berjudul “Jagalah hati”.
Lirik yang sangat menyentuh “bila hati kita bersih,
pikiranpun akan jernih, semangat hidup kan gigih, prestasi mudah, namun bila
hati keruh, pikiran selalu gemuruh, seakan dikejar musuh, dengan Allah kian
jauh”. Menarik bukan? Betapa dahsyatnya hati yang suci, ia akan memancarkan
cahaya yang gemerlap, kita juga di ingatkan dengan salah satu keterangan bahwa
“dalam tubuh manusia ada segumpa daging, apabila daging itu baik, maka baiklah
seluruhnya, dan apabila daging itu rusak maka rusaklah seluruhnyam dan itu
adalah hati”.
Nah, setelah
tahu betapa penting dan manfaatnya memiliki hati yang bersih, selanjutnya
bagaimana cara kita agar memiliki kemampuan untuk membersihkan hati kita?
Apakah perlu di cuci sebagaimana pakaian kita yang kadang kotor setelah
digunakan, lalu dengan detergen jenis apa kita membersihkannya?
Mari kita awali dengan mengambil pelarajaran dari bayi
kecil yang sedang bertahan hidup dalam bantuan sang malaikatnya (ibu). Pernah
melihat bayi kecil bukan? Ketika pertama kali ia belajar berbicara, berjalan,
dan aktivitas-aktivitas lainnya yang membutuhkan proses pembelajaran
didalamnya, bayi dengan kepolosannya senantiasa mengutamakan upaya yang
maksimal, ia senantiasa berupaya dan berusaha untuk tetap mengejar targetnya.
Ia pantang menyerah, pantang mengeluh, kerja keras dan
sabar dalam menjalaninya, walaupun waktu yang diperlukan tidaklah sedikit,
namun dengan keyakinannya, bahwa pada akhirnya ia akan bisa mencapai mimpinya.
Mari kita renungkan, kadang hati kita menjadi benci,
kesal, jengkel, tersakiti, semua hanya karena apa yang kita inginkan tak
kunjung datang dan kita kesusahan untuk memperolehnya. Akhirnya kita putus asa,
akhirnya kita mengeluh dan meratapi nasib lalu kita bilang kepada diri sendiri
“kamu gagal” atau terkadang menyalahkan orang lain.
Inilah yang biasa terjadi dengan kita, coba kita
belajar dari sang bayi, walaupun banyak kendala dalam perjuangnnya, namun ia
tetap istiqomah menjalani prosesnya, dan ia terus bergerak, sehingga akhirnya
ia tersadar bahwa masa-masa sulit itu telah terlewati dan kini tinggal
menikmati perjuangan berikutnya. Ingat perjuangan itu tidak akan pernah
berhenti sampai kita menutup mata (ajal datang).
Mak nikmatilah semua perjalanan kita, jangan pernah
berkecil hati dengan apapun yang terjadi, sambutlah hari esok dengan senyum
menawan, sambutkan masa depan dengan bahagian, songsong kehidupannya dengan
ceria, jangan sampai sakit hati merusak segalanya. Keep spirit..!
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,