Langsung ke konten utama

Pemuda, Kalian dimana…



By : Jaisurrahman

Sahabat yang baik, senang rasanya jari tangan ini kembali bersatu dengan otak dan hati untuk mengetikan setiap huruf menjadi kata, kata demi kata yang terangkai menjadi kalimat dan kalimat yang tersambung menjadi paraghraf lalu jadilah artikel utuh yang bisa saya bagi dengan sahabat semua, tentu ketika ide ini muncul tak mungkin hadir dan seirama untuk menuliskannya tanpa ada campur tangan Allah didalamnya.
Sahabat, bukankah mata ini bisa berkedif karena ijin dan dalam pengawasan Allah, bukanlah setiap jari ini bergerak juga dalam ijin dan pengawasan Allah, bahkan setiap jantung berdetakpun demikian, sampai sel-sel yang begitu banyak didalam tubuh kita juga hidup karena kuasa Allah, maka nikmat mana yang harus kita dustakan, padahal semuanya sudah begitu jelas, kalau kita menyadari bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan ijin Allah, masih adakah kepercayaan itu, kalau masih ada, seberapa kuatkan yang masih tersisa? Mari selalu kita kuatkan agar kita senantiasa istiqomah menjadi hamba yang dicintai-Nya, amin.
Sahabat yang haus ilmu, tulisan ini saya buat ketika saya sedang berkunjung ke rumah salah satu teman, Tris namanya, beliau patner saya di leaf, ketika itu kami sedang memproduksi salah satu produk usaha kami, yaitu D’Master, hehe, kok jadi promosi ya, -sekali-sekali kan ga pa-, ehem. Ya, agenda kunjungan kami (leaf) kerumah Tris adalah dalam rangka produksi, ide ini muncul ketika saya pergi kemesjid untuk melaksanakan shalat dzuhur.
Jarak rumah ke mesjid lumayan tidka terlalu jauh, sekitar 40 m, walalupun di belakang rumah teman saya juga ada mushola, namun karena kamar airnya dikunci dan tidak ada jamaah lain yang shalat, maka saya putuskan untuk ke mesjid yang lebih besar, berharap agar shalat dzuhur kali ini, bisa dilakukan secara berjama’ah, sudah pada tahu kan kalau shalat berjama’ah itu pahalanya lebih gede dari shalat munfarid,terlebih untuk kaum adam seperti saya ini,
Alhamdulillah mesjid yang di tuju akhirnya sampai juga, dan di mesjid itu saya bisa memperbaharui wudlu saya, yang khawatir sudah ada perkara yang membatalkannya, selepas wudlu, saya masuk ke dalam ruang utama mesjid yang cukup gelap, karena lampunya tidak di nyalakan sementara cuaca di luar yang sedang kurang terang (mau hujan) sepertinya.
Alhamdulillah di dalam mesjid ada 4 orang tua dan satu anak kecil usia 7 tahunan yang sudah lebih dahalu masuk ruangan, saya sempatkan untuk shalat sunat rawatib qobliah dzuhur terlebih dahulu, setelah menunggu waktu beberapa saat mu’adzin yang usianya mungkin sudah lebih dari 45 tahunan itu, kami shalat berjama’ah, ruangan yang cukup luas tidak terpenuhi untuk sekedar satu shaf saja.
Ketika ruku pertama saya teralihkan kekhusuan karena sesekali terlihat seolah susahnya orang tua yang disamping saya untuk dapat ruku dengan sempurna seperti saya, seperti yang kita ketahui bersama ruku yang sempurna bagi yang normal yaitu 90 derajat, artinya punggung harus lurus, coba bayangkan orang tua yang ada di samping kiri saya itu hanya mampu ruku kurang lebih 30 derajat arah jarum jam, artinya tidak kelihatan seperti sedang ruku, walaupun saya yakin orang tua itu sudah berusaha dengan sekuat tenaga dan semua energy yang ada, namun karena takdirnya harus demikian, sungguh saya ikut prihatin.
Namun selepas itu, muncullah beberapa pikiran yang hadir di benak saya, “jangan-jangan saya juga kelak demikian”, sembali saya sempurnakan “Ya, Allah, semoga tidak dengan hamba-Mu ini, selain itu saya jadi terpikir, padahal kawasan ini adalah kawasan yang cukup padat, lalu muncullah pertanyaan dalam benak saya yang membuat saya tidak habis pikir, dan ujungnya saya tuliskan di artikel ini. Pertanyaan yang membuat bingung itu adalah “wahai para pemuda, kalian dimana?’, kenapa kalian tidak ikut shalat berjama’ah, kenapa hanya orang-orang tua yang memakmurkan masjid Allah, bukankah kalian muslim? Bukankah kalian mu’min? bukankah kalian tahu konsekuensi mu’min yang melanggar shalat, bukankah kalian tahu bagaimana murka Allah kepada mereka yang menyengaja melalaikan apalagi menyengaja tidak melaksanakannya?
Wahai saudaraku, bukankah salah satu pertanyaan yang kelak harus kita jawab di akhirat adalah “untuk apa waktu mudamu engkau gunakan?, bukanlah shalat adalah wajib ain bagi setiap muslim yang telah memenuhi syaratnya, bukankah engkau tahu bahwa shalat itu tihangnya agama yang engkau anut, bukankah engkau tahu bahwa shalat adalah perkara yang akan pertama kali di hisab kelak diakhirat? Bukankah shalat sangat menentukan ibadah yang lainnya? Lalu dimanakah kalian? Ketika Allah memanggilmu? Apakah engkau tidak mendengarnya? Ataukah engkau menymbat telingamu?
Wahai pemuda, mari segera kita introspeksi diri, jangan salahkah orang lain, ketika kondisi hari ini islam masih seperti ini, kondisi bangsa begitu memprihatinkan, dunia yang penuh dengan ancaman, ayo segera bertobat, jauhi bahkan tinggalkan maksiyat, dan bersegeralah menuju cahaya Allah, lalu istiqomahlah dalam kebaikan, semoga Allah berkenan mengampuni kelalaian kita, dan kelak kita bisa bertetangga di surga-Nya, amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste