Oleh : Jaisyurrahman
Sobat-sobat yang semangat, kita bersyukur kepada Allah swt, karena jalan
kehidupan yang kita lalui begitu berwarna, rasanya indah untuk kita hayati,
untuk kita nikmati dan untuk kita rasakan betapa Allah itu benar-benar
mencintai kita, semoga kitapun tergolong orang-orang yang senantiasa
mencintai Allah, amin.
Melalui tulisan ini saya ingin bercerita tentang cerita mereka, yang
disampaikan kepada saya, sejujurnya cerita ini begitu istimewa karena
didalamnya begitu banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil untuk kita
jadikan bahan rujukan, pertimbangan dan bahan kita berpijak menjalani sisa
kehidupan yang kita lalui.
Pada suatu kesempatan saya berbincang hangat dengan beberapa teman baru
yang baru saja saya temui dan saya kenali. Ada 7 pemuda disana. Dalam pertemuan
tersebut masing-masing diminta untuk bercerita tentang kisah hidupnya
masing-masing.
Pemuda pertama, sosok yang pemalu dan kalem, ia bercerita tentang kisah
kecilnya, ketika usia kelas VI Sekolah Dasar (SD), pada usia itu ia senang
sekali bermain dengan teman-temannya, permainan yang paling digemarinya adalah
main bola dengan teman-temannya. senangnya bahkan terkadang beberapa kali ia
melanggar perintah orang tuanya, Pada suatu hari tepatnya di pagi hari, sang
ayah meminta ia untuk makan bersama, namun karena beliau takut tertinggal main
bola, maka iapun menolak permintaan ayahnya untuk makan bersama. Ketika tiba
waktunya makan siang, sang ayah meminta lagi untuk makan bersama, namun Karena
alasan yang sama, ia pun menolaknya.
Sampai pada saat sore hari sepulangnya dari tempat main, ketika sampai
dirumah ia terkaget karena tiba-tiba banyak orang berkumpul di depan rumahnya,
setelah mendekat ke pintu rumah ternyata ada mobil yang siap mengangkut ayahnya
ke rumah sakit karena serangan jatung yang dideritanya. Setelah di usahakan
untuk di obati di rumah sakit, takdir berkata lain,sang ayah yang dicintainya
pulang dari rumah sakit dalam keadaan sudah tidak bernafas lagi. Ia sangat
menyesal karena tadi pagi dan siang ia menolak ajakan makan dari ayahnya,
padahal itu adalah kesempatan terakhir yang Allah berikan untuknya bisa makan
bareng dengan ayah.
Pemuda kedua bercerita tentang masa lalunya. Ketika usia sekolah dasar,
belitu tidak tinggal di rumah orang tuanya karena orang tuanya sibuk dengan
pekerjaannya, sampai akhirnya ia tinggal dirumah kakeknya. Karena kurangnya
perhatian orang tua, akhirnya sejak SD kelas 6 ia mulai iku-ikutan komunitas
yang kurang positif, awalnya ia mengenal rokok, lalu mengenal jenis-jenis
minuman yang memabukan, sampai pada akhirnya ketika di SMP ia pernah ikutan
perang antar gang motor, sampai ia sendiri pernah terlibat untuk membunuh
orang.
Sampai kemudian, rumahnya pernah di datangi polisi untuk meminta
keterangan, dan hamper saja ia dipenjarakan, namun karena orang tuanya yang
sayang kepada dirinya, sampai ornag tuanya berani mengeluarkan jumlah uang
untuk membela anaknya agar tidak masuk penjara, ketika masuk di SMA, orang
tuanya berinisiatif untuk memindahkan ia ke pesantren, di pesantren itulah ia
mulai menydari banyak dari kesalahannya, sampai akhirnya ia bertobat dan
menyesali kesalahan dan dosa-dosanya. Subhanallah.
Kisah pemuda yang ketiga, bercerita hamper sama dengan yang pertama,
yakni ia di tinggal meninggal dunia oleh ayahnya. Bahkan ayahnya sudah meninggalkan
ia ketika usia 4,5 tahun. Yang luar biasa dari pemuda ini adalah kekuatan
ibunya untuk mengurusi anak-anaknya.
Sampai semuanya bisa menjadi sarjana. Padahal ibunya tidak menikah lagi
selepas di tinggal suaminya. Dan semangat bekerja kerasnya inilah yang
ditanamkan ayahnya yang beliau jadikan prinsip dalam hidupnya.
Kisah selanjutnya dari pemuda yang ke empat, pemuda ini semasa kecilnya
sempat di ponis memiliki penyakit yang sangat berat, bahkan selama di SD beliau
memiliki jadwal rutin cek ke dokter,
yang lebih parahnya sempat menjalani hari-hari yang sangat memberatkan karena
ia harus di inpuls dan hanya berbaring lemah di atas kasur, karena hamper habis
kesabaran beliau minta kepada Ibunya untuk membuka semua perlengkapan dokter
yang dipasang dalam dirinya. Sambil berkata “Bu, biarkan saya ga harus di
obatin seperti ini, saya sudha merasa sangat berat dan sepertinya sebentar lagi
akan pergi”. Bahkan ketika sedang kambuh sakitnya ia merasa pernah didatangi
seseorang yang bewarna putih datang mengahapnya, namun tak lama kemudian
menjauh lagi.
Namun ketika melihat kakaknya bisa menjadi atlit beladiri akhirnya iapun
memutuskan untuk bergabung dengan perguruan pencak silat tanpa diketahui kedua orang tuanya. Termasuk ketika di SMP ia
mengikuti beberapa perlombaan dan menjadi juaranya ia tidak pernah bilang
kepada orang tuanya, karena jika orang tuanya tahu, pasti ia akan dimarahi.
Tapi karena kerja kerasnya yang luar
biasa. Anak yang dulunya diponis lemah karena mengidap penyakit yang sangat
berbahaya, kini ia menjadi atlit karate dan tinju. Luar biasa.
Cerita selanjutnya disampaikan oleh pemuda yang ke lima, pemuda ini
memiliki karakter rame, kocak dan senang makan, beliau cerita tentang kisah
pamannya yang pada suatu hari sempat bertengkar dengan ayahnya, atau kakek dari
pemuda yang kocak tadi, paman ia akhirnya minggat dari rumah, dan tidak lebih
dari dua tahun akhirnya sang paman di uji dengan sakit yang sangat parah, sakit
dalam dan luar yang sangat memprihatinkan, setelah menghabiskan uang yang sangat
banyak, sementara penyakitnya belum kunjung sembuh, akhirnya paman yang sedang
sakit ini di pindahkan ke rumah ayahnya, dan sang paman meminta maaf kepada
ayahnya, dan sejak itu penyakitnya semakin berkurang. Sampai akhirnya tidak
lama setelah itu, sang paman meninggal dunia. Pemuda tadi berpesan janganlah
pernah kita menyakiti hati orang tua, karena ketika Allah murka, maka sungguh
azab-Nya begitu berat.
Cerita yang lain, disampaikan oleh seorang pemuda yang juga atlit balap
sepeda, beliau bercerita bahwa semasa kecil ayahnya selalu bilang untuk rajin
bersedekah dalam keadaan apapun, termasuk dalam keadaan sempit, kemudian
bercerita pada suatu saat ia harus balap di sukabumi, dan ketika itu
didompetnya hanya ada uang sebanyak 50 ribu rupiah, dan ketika sepedanya habis
di cek oleh tim teknis, dengan tanpa beban ia berikan uang yang 50 ribu tadi
kepada orang yang telah menyiapkan sepedanya, dan tanpa diduga walaupun track
balapnya susah, tapi akhirnya ia berhasil menggondol juara ketiga, dan hadiahnya
berpuluh kali lipat uang yang di sedekahkan sebelumnya.
Pemuda ketujuh seorang atlit bulu tangkis, sejak SMP ia sering keluar
kota untuk mengikuti pertandingan, pada saat di SMA beliau berangkat ke
Surabaya, pada saat malam hari, teman-teman atlit lainnya mengajak ia untuk
ikut ke tempat lokalisasi di sana yang dikenal dengan nama “Gang Dolli” yang
semua orang sudah tahu maksud dari tempat itu, karena ia tidak tahu tempat itu,
akhirnya ia ikut dan ketika sudah sampai di tempat ia kaget, karena tidak menyangka
tempat yang berbahaya untuk jiwa raga dna juga imannya. Karena ia diberikan
kekuatan untuk tidak masuk kedalam, akhirnya ia hanya menunggu di luar, waktu
itu karena tiba-tiba ia ingat orang tua dirumah, ia tidak ingin mengecewakan
orang tuanya, subhanallah, seorang pemuda yang berani menghindari perbuatan
nista, jadi ingat kisah Nabi Yusuf as.
Subhanallah, ketika mendengar kisah-kisah mereka yang bertutur dengan
jujur, saya merasa disiram banyak inspirasi dari para pemuda yang luar biasa
tadi, akhirnya saya menyimpulkan bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang
berbeda dengan yang lainnya, ini merupakan kebesaran Allah, yang semuanya
merupakan jalan hikmah untuk kita. Lalu apa kisah hidup kita yang bisa di bagi
dengan sahabat kita, semoga jalan hidup kita senantiasa dalam lingungan dan
keridhoan Allah swt. Amin.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,