Oleh : Jaisyurrahman
Semua orang sudah memahami tentang arti
kekuatan dan dahsyatnya cinta (the power
of love) termasuk Anda. Cinta yang merupakan anugrah terindah yang Allah
berikan untuk makhluk-Nya. Cinta yang telah mempertemukan Adam dan Hawa setelah
terpisah ratusan tahun dari belahan bumi yang berbeda, cinta yang telah menghadirkan
bahagia yang tiada terkira dalam setiap jiwa-jiwa perasanya. Cinta yang telah
menghabiskan seluruh usia Muhammad untuk berdakwah, cinta yang telah merelakan
sang Bunda menahan diri dalam kesusahan untuk memastikan bayi diperutnya aman
dan terlahir selamat, bahkan ketika masa kelahirannya ia berserah diri kepada
Tuhan dengan segala kemungkinan yang akan terjadi keselamatan anaknya. Cinta
yang telah membuat sang suami berusaha keras untuk bisa memberikan yang terbaik
untuk istri dan anak-anaknya, hingga ia rela pergi pagi pulang malam, walau
lelah letih tak ia pedulikan, cinta yang mendorong para penjuang rela berkorban
dengan jiwa dan raga mereka, cinta yang membuat para mujahid fii sabilillah berjuang hingga syahid. Bahkan cinta yang
telah mengajarkan hewan berani memperuhkan nyawanya demi keselamatan
anak-anaknya.
Lalu, bagaimana jadinya jika cinta itu tiada?
Lalu mengapa cinta itu ada? Dan siapakah yang telah menurunkan cinta itu?
Pertanyaan itu wajib kita jawab dan wajib kita pahami jawabannya.
Seandainya cinta tiada, tentu tak akan ada
kehidupan ini, dan kalau tidak ada kehidupan, maka tak ada kasih dan sayang,
tak akan ada anak dan ibu, tak akan ada suami dan istri, tak anak ada harmonis,
tak akan ada saling menghargai, tak akan ada saling berbagi, tak akan ada kerja
sama, tak akan ada saling tolong menolong, tak akan keindahan-keindahan itu.
Demikian
besar nian kekuatan cinta, cinta menjadi faktor utama tonggak kehidupan, bahkan
peradaban, maka sepantasnya kita bertanya siapakah sang Maha Pemberi cinta itu?
Siapakah yang telah menghadirkan kebahagiaan itu? Siapakah yang menjadikan
dunia itu terasa indah? Tahukan Anda, Dialah Allahhurahim. Allah yang maha cinta, yang maha kasih, yang maha
sayang kepada makhlukNya. Maka bodoh sekali jika kita melupakan-Nya, busuk
sekali diri kita jika tidak mengimani-Nya. Marilah kita jadilah makna cinta
untuk semakin mencintaiNya melebihi cinta kita kepada yang lainnya.
Ingatlah,
salah satu ciri orang yang akan merasakan lezatnya iman adalah yang mencintai
Allah dan Rosulnya melebihi cinta kepada yang lainnya.
Lalu bagaimana dengan diri Anda?
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,