Versi: Ence Surahman
Sumber Foto : http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/10/16/140548-mendiknas-tahun-2011-politeknik-diprioritaskan
Dalam tulisan ini Anda akan membaca ringkasan konten ceramah
tarawih Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang disampaikan di Universitas
Pendidikan Indonesia, Jum’at malam Sabtu tentu dengan menggunakan bahasa saya
sendiri tapi insya Allah tidak keluar dari konten yang pak Menteri sampaikan.
Adapun tipe tulisannya seolah-olah saya sedang bercerita apa yang saya dengar
dalam ceramahnya pak menteri. Selamat menyimak semoga mendapatkan kesan yang
sama yang saya dapatkan ketika mendengarkan langsung dari beliau.
Diawal ceramah selepas membacakan alimah
muqodimah dalam bahasa Arab, Pak Menteri mengajak semua jama’ah untuk bersyukur
kepada Allah atas setiap nikmat yang telah dan masih kita nikmati, baik itu
nikmat iman dan islam juga nikmat kesehatan. Beliau mengingatkan bahwa mungkin
ada diantara saudara kita yang tahun kemarin masih bisa menikmati ramadhan
dengan dalam keadaan sehat, tahun sekarang tidak bisa menikmatinya karena sedang
sakit, atau ada saudara kita yang hari ini tidak bisa ikut shalat berjama’ah
tarawih karena sedang terbaring sakit atau sudah meninggal dunia, bagi kita
yang sedang sehat, alhamdulillah masih bisa shaum, bisa shalat berjama’ah maka
marilah kita bersyukur kepada Allah swt.
Selanjutnya beliau mulai masuk pada inti
ceramah, beliau memulai dengan menyinggung perkara hati. Beliau menyampaikan
apa yang disampaikan oleh Imam At-turmudzi, bahwa dalam pandangan Imam At
Turmudzi yang namanya hati manusia itu terbaga menjadi empat lapisan, yakni
lapisan yang terluar disebut sodr, kemudian
lapisan berikutnya disebut qolb, kemudian
lapisan yang ketiga disebut dengan fu’ad dan
lapisan yang terakhir dinamakan lub.
Kemudian beliau menjelaskan dalam
pandangannya bahwa lapisan yang terluar sodr
itu berarti islam, karena islam bisa nampak dari luar, kita bisa membedakan
orang islam dan yang bukan misalnya dari terlihatnya ia shalat, mengeluarkan
zakat, naik haji, membaca qur’an dan lain-lain artinya perkara yang terlihat
oleh mata. Adapun tingkatan yang kedua yakni qolb beliau ibaratkan sebagai iman, yang tidak bisa dilihat oleh
mata pisik karena keimanan menyangkut hubungan seseorang dengan Allah. Lapisan
yang ketiga dinamakan fu’ad atau yang
diibaratkan dengan mukhsin artinya kualitas hati yang dimiliki oelh orang-orang
yang memiki keimana yang luar biasa, sehingga yang ada dalam hatinya hanya
Allah, mereka tidak akan peduli dengan tanggapan orang lain, yang mereka cari
adalah ridho Allah. Dan kualitas hati yang terakhir yakni lub hanya dimiliki oleh para nabi dan Rasul.
Hati ibarat rumah
Beliau menganalogikan hati sebagai rumah,
dimana sodr itu diibaratkan sebagai
bagian ruang tamu, teras dan taman rumah, sedangkan qolb diibaratkan sebagai ruang utama rumah, sementara fu’ad diibaratkan ruang kamar pribadi
dan atau ruang kerja pribadi yang tentunya hanya orang-orang tertentu yang bisa
ada disana, sementara lub itu ibarat
sesuatu yang disimpan didalam brangkas yang dikunci karena saking berharganya.
Hiasi taman depan
rumah denagn 4 jenis tanaman
Karena waktu yang terbatas beliau hanya
membahas lebih dalam tentang sodr yakni
taman rumah. Kata beliau hiasilah taman rumah dengan empat jenis tumbuhan yakni
kejujuran, kasih sayang, syukur dan sabar. Penjelasan secara tertulis mengenai
keempat jenis tanaman tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Kejujuran
Menurut beliau kejujuran
adalah perkara yang sangat luarbiasa, sangat dibutuhkan dan sangat dirindukan.
Mengeni kejujuran beliau bercerita tentang sebuah kisah pemuda berusia kisaran
18 tahun yang pamitan kepada orang tuanya untuk mencari ilmu ke Baghdad Irak,
ketika hendak berangkat ibunya memberikan bekal uang sebanyak 80 dinar, kalau
di hitung sekarang mungkin kisaran 136 juta rupiah, dengan asumsi satu dinar
sama dengan 1,7 juta rupiah. Semua dinar itu dijahitkan di bawah lengan bajunya
yang dipakai dalam perjalanan. Singkat
cerita diperjalanan yang akan ditempuhnya dengan jarak yang jauh, beliau
memutuskan untuk ikut dengan kafilah dagang yang juga mau ke baghdad, ditengah
perjalanan mereka dihadang oleh para perampok, singkat cerita masing-masing
diperiksa satu persatu untuk diambil hartanya.
Tiba giliran sang pemuda yang
ditanya oleh perampok “kamu membawa apa”? kata sang pemuda dengan jujur beliau
mengatakan saya membawa uang sebesar 80 dinar. Sambil ditunjukan pakaian yang
berisi penuh dengan dinar tersebut. Karena dianggapnya main-main, akhirnya sang
perampok melepaskan begitu saja. Namun karena heran dengan sikap jujurnya sang
perampok melaporkan ulah sang pemuda tadi ke ketua kelompok/komandan rampoknya,
sampai kemudian sang pemuda menurut dan menghadap ke komandan rampok, lalu sang
komandan bertanya “Wahai Pemuda, apa gerangan yang membuat engkau berlaku
seperti itu?” dengan penuh keyakinan sang pemuda menjawab “sesungguhnya ketika
saya berangkat dari rumah ibu saya berpesan “nak, jujurlah engkau, dimanapun
dan dalam keadaan apapun”, maka ketika mendengar perkataan sang pemuda,
komandan rampok mencium kakinya dan menyampaikan terimakasih karena sudah
diingatkan dan disadarkan bahwa selama ini sang komandan rampok banyak
berbohong dengan dirinya dan juga orang lain dan ia amat menyesali
perbuatannya. Dan tahukah siapa pemuda yang jujur tadi? Ialah Syeik Alqodir
Aljaelani yang namanya harum hingga kini karena buah kejujurannya. Subhanallah.
2.
Kasih sayang
Tanaman yang kedua yang
harus di tanam di bagian depan rumah kita/taman (sodr)yakni tanaman kasih sayang. Mengenai kasih sayang pam menteri
bercerita tentang sepenggal kisah Saidina Umar bin Khatab, pada suatu ketika
Umar menemui anak yang sedang membawa/memegang burung pipit, karena umar kasian
melihat burung pipit yang tidak bisa hidup bebas sebagaimana yang lain,
akhirnya Umar membelinya dan kemudian melepaskannya. Setelah umar meninggal
dunia, dikisahkan ada seorang ulama besar yang bermimpi dialog dengan umar,
kemudian sang ulama bertanya “wahai Umar, bagaimanakah keadaan dialam
kuburmu?”, Umar menjawab “alhamdulillah baik, bahkan aku merasakan kubur ini
seolah-olah taman surga”. Lalu sang ulama masih dalam mimpinya bertanya lagi
“lalu amalan apa yang membuat engkau berbahagia di sana?” umarpun menjawab
“dulu aku pernah memerdekakan burung pipit.
Subhanallah, hal kecil dan
sederhana namun bergi berharga, kita diingatkan oleh salah satu keterangan
bahwa cintailah makhluk sesama di bumi maka Allah dan makhluk langit akan
mencintai kamu.
Kisah yang lain yang masih
terkait dengan tanaman kasih sayang, yakni kisah yang dialami oleh Ali R.a,
pada suatu ketika ali sedang berjalan menuju mesjid untuk melaksanakan
panggilan Allah yakni shalat berjama’ah, namun dijalan perjalanan beliau
terhambat karena ada orang tua yang jalannya sangat lambat, namun walaupun
begitu Ali tetap menghormatinya dan tidak mau menyalip orang tua tersebut,
hingga akhirnya pas hendak sampai di pintu mesjid rupanya orang tua tadi tidak
masuk mesjid ikut sholat, melainkan ia berbelok dan konon orang tua itu bukan
orang muslim, beliau seorang nasrani, karena lama diperjalanan Ali baru sampai
di mesjid ketika Nabi Muhammad yang saat
itu menjadi imam sedang menyelesaikan raka’at terakhir yakni pada bagian ruku,
dan akhirnya Ali masih bisa ikut berjamaah dengan Rosulullah, yakni di akhir
ruku pada rakaat terakhir tadi.
Ketika selesai shalat ada
seorang sahabat yang bertanya kepada Rosulullah, “Ya Rasul, mengapa ruku kali
ini begitu lama sekali, tidak seperti
biasa?” Rosulullah menjawab “aku diperintahkan untuk menghormati Ali yang telah
menghormati orang tua itu”, sungguh luar biasa. Allah begitu memandang spesial
hamba yang mau menebar cinta kepada sesama dan untuk saling menghormati
terlebih kepada orang yang lebih tua, walaupun ia berbeda keyakinan, maka
marilah kita saling menghormati.
3.
Syukur
Tanaman yang ketiga yang
harus ditaman di bagian sodr kita
adalah tamanah syukur, tanaman ini penting untuk kita tanam dalam hati bagian
depan kita, karena dengan syukur maka menjadi pertanda kualitas keimanan
seseorang. Syukur dibagi dua yakni denga sebutan As-Syakir dan As-Syakur, keduanya memili arti yang sama hanya makna
yang berbeda, kalau as-Syakir itu
sikap syukur terhadap perkara-perkara yang menyenangkan, seperti naik jabatan,
naik gaji, mendapatkan rizki banyak, dan hal-hal lain yang menyenangkan dan
membahagiakan. Syukur dalam konteks ini relatif mudah melakukannya, artinya
semua orang tentu biasanya mengucap syukur ketika mendapatkan tambahan
kebahagiaan. Sementara konsep as-Syakur berarti
syukur dalam konteks apapun, apakah itu menyenangkan, membahagiakan ataupun
sebaliknya, seseorang yang telah memahami dan mengamalkan as-syakur niscaya ia akan senantiasa mensyukurinya, karena ia tahu
betul itu semua adalah kehendak Allah swt.
4.
Sabar
Tanaman keempat yang harus
ditanam di ruang sodr kita adalah
tanaman sabar. Tanaman ini wajib ditanam agar mampu bertahan dari berbagai
kesulitan, kesempitan dan kondisi apapun. Sabar menjadi pondasi yang akan
selalu berselaras dengan syukur, artinya apapun kondisinya harus senantiasa
dibarengi dengan syukur dan sabar. Sebagaimana yang kita pahami bahwa sabar itu
dibagi dalam beberapa kontek yakni sabar ketika mendapatkan musibah, kemudian
sabar dalam rangkat ta’at beribadah serta sabar dalam rangka menjauhi setiap
perkara yang diharamkan.
Kemudian pak menteri
menekankan agar keempat tanaman diatas benar-benar ditanam di hati kita
masing-masing terutama di hati bagian luar sodr
kita. Namun beliau juga mengingatkan yang lebih utama setelah menanam
adalah menyiraminya, merawatnya, memupuknya, agar tanaman tadi berbuah lebat,
dan aman dari gangguan benalu, atau hama yang lain.
Selepas beliau ceramah, diberikan kesempatan
bertanya keapda jama’ah yang ingin mengajukan pertanyaannya, salahsatu penanya
mempertanyakan terkiat dengan IPM Indonesia yang cenderung menurun dari setiap
tahunnya. Akhirnya Pak Menteri menjawadnya dengan sangat mendetail
sampai-sampai beliau berbicara panjang lebar tekait dengan program kemendikbud,
dan harapan-harapan pendidikan bangsa
kedepan.
Menanggapi pertanyaan tentang menurunnya
IPM Indonesia, Pak Menteri menyampaikan bahwa sesungguhnya IPM Indoensia
meningkat hanya yang dipublish ada yang di politisir, bahkan beliau bilang jika
tidak percaya bisa dibaca di bukunya yang langsung beliau dapatkan dari pusat
pengukur IPM yang ada di Indonesia. Dan kesimpulannya sebenarnya IPM Indonesia
meningkat satu tingkat di banding sebelumnya. Menyoal hal ini saya (penulis)
memandang bahwa saya sendiri sepakat bahwa IPM Indonesia itu meningkat jauh
dibanding beberapa tahun yang lain, hanya yang jadi persoalannya adalah negara
lain majunya lebih cepat di banding Indonesia. Hal ini dikarekan mereka lebih
mudah mengelolanya karena negara dan penduduknya tidak seluas dan sebanyak Indonesia.
Saya (penulis) berhipotesis kalau saja kaisar jepang diminta mengurusi Indonesia,
belum tentu bisa membawa Indonesia seperti jepang dalam tempo yang cepat. Atau
termasuk presiden Amerika pun kalau di uji coba untuk menjadi presiden RI belum
tentu bisa merubah menjadi maju dalam waktu yang singkat.
Generasi 45
Diakhir ceramahnya beliau menyampaikan
bahwa sejak tahun 2013 semua lulusan SMP dan sederajat wajib sekolah lagi ke
SMA dan yang sederajat, hal ini penting karena berdasarkan penelitian
dibeberapa negara bahwa lama pendidikan menpengaruhi kualitas kesehatan, lama
masa studi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan negara dan
lama masa studi juga berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Maka Kemendikbud
mulai merancang berbagai program yang luar biasa, diantaranya wajib belajar 12
tahun, kemudian pembangunan PTN baru diberbagai kabupaten diseluruh Indonesia.
Tujuannya adalah untuk menyiapkan generasi
45 yakni generasi tepat satu abad dari masa kemerdekaan bangsa, karena beliau
memahami bahwa setiap 100 tahun/satu abad akan hadir seorang mujadid yakni
pembaharu dunia, dan beliau sangat yakin bahwa mujadid-mijadid itu akan muncul
dari Indonesia. Bahkan beliau menyampaikan ada tiga tanda yang ini sangat
menyakinkan dan tanda ini Allah yang membuatnya.
Tanda yang pertama adalah bahwa Indonesia
berpenduduk muslim terbanyak ke empat didunia, pasti ini ada apa-apanya yang
menjadi rahasia Allah. Tanda yang kedua hanya negara Indonesia yang pertumbuhan
ekonominya menjadi 6,3 % padahal masih banyak korupsi, apalagi kalau tidak ada
korupsi pasti lebih maju lagi, yang ketiga luas wilayah negara Indonesia dan
posisi negara Indonesia yang strategis berada dikawasan daerah khatulistiwa,
dengan sumber dalam alam yang kaya raya.
Adapun ciri dan karakter para pengemban
misi generasi 45 menurut beliau adalah sebagaimana firman Allah dalam Surat
almaidah ayat 54 “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui”
Itulah ayat
yang di jadikan pijakan oleh Pak Menteri tentang penyiapan visi generasi 45,
generasi satu abad kemerdekaan Negara Indonesia yang kita cintai. Semoga Allah
merahmati bangsa ini, amin.
Maka dari itu, dengan upaya kita menyiapkan
generasi 45, beliau yakin betul Indonesia bisa menjadi negara besar dan termaju
didunia.
Kurang lebih itulah ringkasan ceramah
tarawih yang berhasil saya rekam dalam memori saya dan bisa saya tuliskan
kembali dalam versi saya, semoga Anda bisa menangkap pesan utama atau intisari
dari uraian ceramahnya.
dahsyat
BalasHapusHuaaa,
BalasHapusKEREN-KEREN-KEREN!!
ternyata pak Mentri ^^
subhanallah..izin cofast..
BalasHapussubhanallah..izin cofast..
BalasHapusMhun mangga teh khilda fauziah, pamugi manfaat,
BalasHapusIjin copas, trmksh
BalasHapusSUBHANALLOH, IZIN COPAS, untuk melengkapi buku...
BalasHapus(serius)
jika memungkinkan akan saya daftarkan rek-anda agar nanti termasuk dapat transferan secara proporsional dari buku yg dihasilkan. sekedar uang lelah notulensi dan upload.
email saya : mohandika@gmail.com