Oleh : Ence Surahman, S.Pd
(artikel ke-12 dari program Ramadhan one day one
article)
Gambar : http://3.bp.blogspot.com
Inspirasi tulisan kali ini diambil dari
ringkasan ceramah tarawih malam ke-13, yang disampaikan oleh salah satu
pengajar tahfidzul qur’an dari Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Bandung
Ust. Maryono, Lc namanya. Beliau alumni Al-Azhar Kairo Mesir dan subhanallah
isi ceramahnya begitu menginspirasi dan memotivasi saya. Karena saya merasa
termotivasi, saya juga ingin sahabat sekalian yang membaca tulisan ini juga
mendapatkan inspirasi dan motivasi yang sama, makanya saya sharekan dalam
bentuk tulisan ini, semoga bermanfaat.
Berbicara membangun keluarga qur’ani dan apabila
kita membutuhkan momentum awal untuk memulai langkahnya, maka bulan Ramadhan
adalah bulan yang tentu amat tepat kita mengawalinya, karena ramadhan sendiri
nama lainnya adalah syahrul qur’an yakni bulan diturunkannya Al-qur’an
sebagaimana didalam salah satu ayat disurat albaqarah ayat 185. Dikatakan bahwa
bulan ramadhan adalah bulan diturunkannya al-qur’an yang berisi petunjuk dan
sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil.
Berikutnya untuk membentuk keluarga qur’ani maka
langkah pertama adalah dengan cara menjadikan pribadi yang dekat dengan qur’an,
hal ini amat baik dilakukan oleh para remaja dan pemuda pemudi yang sudah
berniat untuk membangun mahligai rumah tangga. Dengan dimulaikan fase pribadi
qur’ani, maka dengan begitu keluarga yang dibangunpun akan bernuasa dan
berprinsip qur’ani, hingga kesananya akan dengan otomatis membangun masyarakat
qur’ani.
Langkah berikutnya tentu komitmen suami istri
untuk menjadi al-qur’an sebagai sendi dan formula yang harus diutamakan
sebelumnya dalam menciptakan suasana pendidikan rumah tangga yang qur’ani,
tentu dengan begitu akhlak yang dibangun adalah akhlak qur’ani, suasana yang
diwujudkan dalam keluarga juga suasana qur’ani, subhanallah. Termasuk apabila
anak-anak kita sudah waktunya masuk usia sekolah, maka masukkanlah kesekolah
yang juga bernuansa qur’ani.
Ada sebuah cerita menarik yang disampaikan oleh
ust ketika ceramahnya, yakni kisah nyata yang terjadi dengan seorang pemuda di
Palestina. Konon pemuda ini terkena roket dari israel hingga kedua kakinya
harus diamputasi, subhanallah setelah sembuh dari proses operasinya, beliau
meminta orang tuanya untuk mencarikan pasangan hidupnya. Padahal kondisi
fisiknya yang sudah cacat namun tidak membuat ia pesimis dalam membangun rumah
tangga. Tahukah anda wahai para pembaca, ternyata banyak wanita yang antri
ingin menjadi istrinya. Bayangkan luarbiasanya perempuan di palestina, mungkin
berbeda ceritanya dengan perempuan di Indonesia, dan tahukah mengapa para
wanita itu ngantri untuk siap dinikahi oleh pemuda yang cacat tadi, alasannya
adalah mereka antri ingin menjadi pelayan dari ahlul qur’an, konon pemuda yang
kena roket tadi adalah seorang yang hapal qur’an, subhanallah.
Kalau mau dilanjutkan tentang hebatnya
orang-orang yang dekat dengan alqur’an terlebih sampai bisa menghapal dan
mengamalkan isi dari alqur’an, maka kemulyaan bersama dirinya baik didunia
maupun kelak diakhirat.
Sahabat yang Allah mulyakan, mari kita dorong
diri kita untuk senang, bahagia berinteraksi dengan al-qur’an, sempatkan waktu
khusus untuk kita berinteraksi dengannya, karena pada hakikatnya ketika kita
sedang dekat dengan al-qur’an kita sedang dekat dengan Allah swt, semoga kita
diberikan inayah untuk senantiasa cinta kepada alqur’an, aamiin YRA.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,