Oleh : Ence Surahman, S.Pd
(Artikel ke-22 dari program one day one article selama Bulan
Ramadhan)
Gambar : http://4.bp.blogspot.com/
Sahabat yang Allah mulyakan,
mari kita evaluasi dan tanya diri kita sendiri, ketuka hati sanubari kita,
apakah kita tidak malu kepada Rosulullah saw yang telah berjuang hingga menemui
ajalnya dalam rangka menyebarkan Islam, apakah kita tidak malu kepada para
sahabat yang dengan tetesan darah dan keringatnya berjuang untuk membangun
sendi-sendi kekuatan islam? Apakah kita tidak malu kepada para salafussholeh
yang telah lebih dulu lahir dan berjuang untuk menegakkan kemulyaan Islam dan
mereka telah lebih dulu menghadap kekhadirat Allah Yang Maha Kuasa? Apakah kita
tidak malu dengan darah-darah para mujahid yang berbahagia menyambut pertemuan
dengan Rabb dan bidadari-bidaratinya disurga dalam rangka membela kehormatan
islam?
Sementara hari ini, dimana
Islam ada di zaman kita sebagai pemeluknya kita melihat kondisi dan realitas
islam yang tentu amat jauh berbeda dengan keadaan di zaman Rosulullah dna para
sahabatnya dulu, dan kondisi hari ini yang sudah menjadi ketentuan Allah salah
satunya bergantung kepada ikhtiar kita sebagai pemeluk sekaligus penerus
perjuangan Rosulullah saw.
Hari ini kita saksikan
bagaimana kaum muslim di pecah belah, hari ini kita melihat bagaimana kaum
muslimin di adu domba, dan hari ini kita melihat kaum muslimin dikerdilkan baik
dalam bidang ekonomi, politik pun ilmu pengetahuan, lalu mengapa itu semua bisa
terjadi? Lalu siapakah yang seharusnya bertanggung jawab atas ketiadaan
kepemimpinan umat islam hari ini? Lalu apa yang sudah saya dan anda lakukan
untuk bisa keluar dari jerat-jerat yang membelit ini?
Kalau kita mau belajar dari
pilar-pilar dan karakter masyarakat muslim dizaman Rosulullah saw dahulu, kita
belajar dari sendi-sendi bangunan yang dibangunnya pada saat itu. Imam Syahid
Hasan Albana seorang pencetus gerakan Ikhwanul Muslimin Di Mesir pernah
mengingatkan kita bahwa ada tiga pilar masyarakat muslim di zaman Rosulullah
saw dan sekarang pilar-pilar itu telah memudar. Ketiga pilar itu yang pertama kekuatan
iman dan akidah, kedua kekuatan ukhuwan dan ikatan hati, dan ketiga kekuatan
kepemimpinan dan senjata.
Sekarang mari kita lihat
kondisinya satu-persatu, pertama kekuatan iman dan akidah. Apa yang terjadi
dengan akidah umat hari ini? Apa bedanya dengan kualitas keimanan para sahabat
dulu? Sepertinya hari ini kita diperlukan sebuah momentum untuk terkondisi
dalam keadaan perang sebagaimana dizaman Rosulullah saw dahulu, keimanan kaum
muslimin senantiasa luarbiasa karena mereka setiap hari senantiasa dekat dengan
kematian, berbeda dengan kaum muslim hari ini, wallahu’alam. Kondisi tersebut
bisa kita lihat dibeberapa negara yang mayoritas muslim yang hampir setiap hari
terjadi konflik dengan musuh-musuh islam seperti Palestina, kualitas keimanan
mereka tentu jauh lebih hebat dari kita yang adem ayem saja.
Selain itu tidak sedikit
orang muslim yang masih percaya pada hal-hal tahayul, kaum mudanya percaya
dengan ramalan bintang, lebih jauh lagi banyaknya perkara dosa yang diperbuat
oleh umat menandakan lemahnya iman dalam
diri mereka, wallahu’alam.
Pilar yang kedua, kekuatan
ukhuwah dan ikatan hati. Setelah orang-orang yang memusuhi Islam berhasil
memecah belah kekuatan islam menjadi negara-negara kecil, maka dampaknya adalah
hilangnya rasa persaudaraan antar sesama muslim, hilangnya kekuatan hati, amat
berbeda dengan yang terjadi dulu dizaman para sahabat, bahkan hanya karena ada
seorang muslimah yang dipaksa untuk membuka kerudungnya saja oleh orang kafir,
maka saudara muslim yang lainnya membelanya walaupun harus sampai terjadi
pertumpahan darah, nah sekarang sudah tidak lagi demikian, bahkan tidak sedikit
muslimahnya sendiri malah dengan sengaja tidak menutupi auratnya hanya karena
melihat trend idolanya dimedia.
Adapun pilar ketiga yakni
ketiadaan kepemimpinan islam dan kepemilikan senjata. Sebagai dampak monopoli
sumber daya alam dan pengaturan kebijakan-kebijakan perekonomian serta
eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh pihak-pihak non muslim, juga
dikarenakan settingan pemilihan para pemangku kepentingan politik yang disetir,
akibatnya kita kehilangan kekuatan para pemimpin kita, tidak sedikit pemimpin
yang muslim tapi tidak mengetahui tugasnya sebagai pemimpin muslim, ini
beberapa kondisi yang apabila terus dibahas, tentu akan terdapat banyak hal
yang harus kita sadari dan harus segera kita benahi.
Sejujurnya saya sendiri juga
belum bisa melakukan banyak hal untuk kembali membangun pilar-pilar yang telah
memudar diatas semoga dengan curahan hati ini, kita semua terbangunkan dri
tidur panjang kita lalu kita beranjak untuk pergi guna membuat warna Islam
kembali kental dengan pilar-pilar karakter yang telah dicontohkan oleh
Rosulullah saw dahulu. Walalhu’alam.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,