Oleh : Ence Surahman, S.Pd
(Artikel ke-4 dalam program Ramadhan
one day one article)
Senja itu selepas shalat maghrib
saya kedatangan seorang tamu yang tidak lain adalah senior saya ketika dulu
beliau sempat berkhidmat sebagai ta’mir dan kini beliau sudah selesai program pasca. Orangnya pemikir dan pemikirannya
cukup banyak menggugah saya tentang kesadaran butuhnya ilmu dengan cara terus
menerus belajar dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi sebagai apapun.
Ditengah-tengah
hangatnya obrolah kami, tiba-tiba sampailah pada satu statement beliau yang
bunyinya “saat ini mungkin sudah banyak guru yang dilabeli guru profesional
namun sedikit dari mereka yang “eucreug”.
Saat itu saya sempat mengerutkan kening sembari mencoba menggali arti ungkapan
pendek tadi, sampai akhirnya kepenasaran saya belum juga usai bahkan sampai
tulisannya ini saya ketik. Setiap kali saya ingat pernyataan itu maka ketika
itu saya langsung terkoneksi dengan hasil input informasi sewaktu kuliah dulu
yang sering mendiskusikan tentang kriteria profesionalisme guru bahkan saya
masih ingat ada aturan khusus yang membahas tentang guru yakni pada PP no 74
tahun 2008.
Tapi
kali ini saya tidak akan membahas isi dari PP tersebut, hanya bermaksud
menyampaikan keresahan hati saja, karena alhamdulillah hari ini juga saya
berprofesi sebagai guru, walaupun mungkin belum sampai keprofesional apalagi
menjadi guru eucreug, rasanya masih banyak hal yang harus saya lakukan guna
bisa sampai kesana.
Adapun yang akan saya sharekan di
tulisan ini yakni berkaitan dengan pendalaman makna profesional dilihat dari
sudut pandang karakter pendidik yang tidak hanya dilihat dari kbutuhan yang
didasarkan pada peraturan yang ada dengan segala permasalahan dalam proses
implementasiannya namun juga dikaitkan dengan karakter para pewaris ilmu
(ulama) dari zaman dulu yang namanya sungguh tidak asing ditelinga kita
sehari-hari.
Konsep ideal dari empat kompetensi
guru profesional yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi
personal/kepribadian, kompetensi sosial/kemasyarakatan dan kompetensi pedagogik sepintas kelihatannya sudah dirasa
cukup untuk membekali seorang guru profesional namun apakah benar
demikian? Sementara dilapangan saya
melihat semua proses dan program yang dirancang oleh pemerintah seolah-olah
hanya menjadi pemulus titleling
profesional teachers yang menjadi target waktu pemerintah dengan kurang
memperhatikan kualitas output secara mendetail.
Bukti konkrit dilapangan antara guru
yang sudah disertifikasi dengan ketika ia belum disertifikasi tidak terlihat
signifikansi perubahanm baik dalam cara, model, metode dan strategi mengajar,
atau dalam pengembangan bahan ajar. Bahkan yang tidak kalah mengerikan masih
saja ada oknum guru yang melakukan tindakan-tindakan amoral yang tidak terpuji?
Yang tidak kalah mengerikan terjadi ketika prosesi UN untuk siswa yang
diselenggarakan setiap tahun, dilapangan saya melihat terdapat proses-proses
yang tidak wajar yang dilakukan secara sistematis dan terorganisasi bahkan
bukan hanya oleh oknum guru namun melibat orang-orang penting diinstansi yang
terkait.
Barangkali beberapa sampel problem
diatas menjadi penguat bahwa ternyata label guru profesional saja belum cukup
namun harus disertai dengan karakter guru yang “eucreug” atau kalau dalam
bahasa yang lebih halus bisa dengan sebutan guru yang bener, singer pinter tur jujur yang berarti guru yang berlaku, berjiwa
yang benar, rajin kreartif inovatif, cerdas dan jujur yang tidak kalah penting
sebagaimana yang dimiliki oleh orang-orang dan ulama-ulama terkemuka yang hidup
dijamannya seperti beberapa imam, beberapa ahli sain yang dulu pernah ada dan
namanya masih hidup hingga hari ini dan nanti. Wallahu’alam.
Semoga tulisan diatas akan
memotivasi saya sendiri yang juga sebagai seorang guru untuk bisa ikhtiar untuk
menjadi guru yang profesional sekaligus “eucreug”. Dan bagi guru-guru atau
siapapun pembaca tulisan ini yang berminat atau bercita-cita menjadi guru, maka
janganlah faktor duniawi/upah/gaji yang menjadi orientasi pertama, melainkan
jadikan proses mendidik melalui profesi sebagai guru adalah bagian dari upaya
melanjutkan risalahnya para ulama yang kita cintai yang dengan ilmunya telah
mencerdaskan umat dan kita hari ini. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,