Oleh : Ence
Surahman, S.Pd
Pagi
itu, setibanya saya disekolah, tiba-tiba handphone
berdering pertanda ada yang penelfon dan ternyata no baru yang belum ada
dalam phonebook handphone saya. Tanpa berlama-lama kemudian saya saya angkat :
Saya
: “Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum wr wb”.
Penelfon : “wassalamu’alaikum,
mohon maaf ini dengan Kang Ence?”
Saya : “Iya saya sendiri, mohon maaf
dengan siapa? Ada yang bisa saya bantu?”
Penelfon : “iya, saya murobbiyahnya fulanah,
mau bertanya kalau kang Ence sudah menikah?”
Saya : “saat ini belum, ngomong-ngomong
ada apa ya?”
Penelfon : “saya ada amanah dari fulanah, untuk menyampaikan niat hatinya
ke Kang Ence, kira-kira bagaimana?”
Saya : “hmmm....” (bingung, harus jawab apa, karena merasa ditembak tiba-tiba) lalu
saya bilang “mohon maaf untuk saat ini saya belum siap menuju ke arah sana,
berhubung target saya belum tahun ini dan masih banyak pertimbangan lainnya,
untuk itu sebaiknya mencari yang sudah siap.”
Penelfon : “oh iya kalau begitu, mohon maaf
sebelumnya. wassalamu’alaikum wr wb”
Saya : “iya tidak apa-apa, saya juga
mohon maaf, terimakasih, wassalamu’alaikum
wr wb”.
Cuplikan
percakapan sekaligus sepercik pengalaman
saya diatas sengaja ditulis bukan maksud untuk riya apalagi lebih dari itu,
hanya sebagai gambaran sederhana tentang proses dan cara Allah membukakan jalan
jodoh kita, ternyata selian dengan cara kita mencari sendiri, sesekali boleh
jadi kita yang lebih dulu dicari, selain kita yang pertama meminta atau
menanyakan kesediaan calon pasangan kita, maka boleh jadi kita yang pertama
diminta atau ditanyakan kesediaannya oleh yang lain.
So,
benang merahnya adalah teruslah belajar untuk mempersiapkan segala sesuatunya,
mulai dari niat, ilmu, dan yang lainnya. Semoga proses dipertemukannya kita
dengan pasangan kita diberikan kemudahan dan keberkahan, aamiin Yaa Robbal ‘alamin. Wallahu’alam.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,