Siapa bilang sesuatu yang terpaksa itu tidak
baik? Selama paksaannya menuju jalan yang baik maka, walaupun dipaksa akhirnya
akan baik juga. Hal ini terbukti dengan kisah seorang hafidzah baru dari Pesantren
Tahfidz Sekolah Daarul Qur’an International Bandung yakni ananda Mimi Alhusna
Auliya Putri yang berhasil menyelesaikan hapalannya tanggal 9 Januari pekan
lalu.
Siswi kelahiran Semarang, 15 Juli 1996 dari
pasangan Pak Kisnanto dan Bu Hani ini mengaku awalnya tidak mau masuk pesantren
apalagi pesantren tahfidz, bahkan beliau menuturkan setelah menamatkan
pendidikan di SMP IT Baitul Ansor beliau memilih untuk masuk ke SMAN 4 Bandung.
Alasannya sederhana ingin merasakan nuansa sekolah negeri dan tidak mau
merasakan hirup pikuk rutinitas kegiatan di pondok pesantren. Namun petuah sang
ayah yang tegas dapat meluluhkan hati Ananda Mimi sehingga dia memutuskan untuk
masuk SMA Daarul Qur’an Intenational Bandung.
Anak kedua dari empat bersaudara ini
mengaku dua tahun pertama belum merasakan nuansa betah tinggal di pondok, baru
ketika masuk kelas XII ia merasa nyaman dengan semua kegiatan dan rutinitas di
pesantren.
Pengalaman menghapal qur’annya dimulai
ketika masuk SDIT Fitrah Insani yang berhasil menghapal 2 juz, kemudian sewaktu
di SMPIT Baitul Ansor berhasil menambah 3 juz hapalan barunya. Tingkat pertama
masuk SMA Daarul Qur’an sudah punya bekal 5 juz hapalan. Tahun pertama di SMA
atau ketika kelas X berhasil menambah 3 juz hapalan baru. Di tahun kedua,
ketika kelas XI berhasil menambah 4 juz hapalan baru dan di enam bulan terakhir
beliau berhasil menyelesaika 18 juz. Ananda Mimi tidak pernah lelah dalam
menghafal qur’an hingga akhirnya berhasil menjadi seorang hafidzah. Bermula dari keterpaksaan tuntutan sang ayah,
namun pada akhirnya dia menyadari bahwa nasihat sang ayah itu memberikan
kebaikan baginya.
Motivasi terbesar Mimi dalam menyelesaikan
hapalan al-qurannya yakni ingin menyelesaikan jenjang pendidikan SMA sebagai
hafidzah al-quran dan beliau ingin memberikan mahkota untuk kedua orang tuanya
di surga kelak.
Beliau mengungkapkan rasa syukurnya kepada
Allah karena sudah mentakdirkan dirinya menjadi salahsatu penjaga kalamullah,
beliau juga berterima kasih kepada kedua orang tuanya yang selalu memotivasi
dirinya, juga untuk ustadzah Khalifah al-hafidzah dan ustadzah Nur Jannah
Alhafidzah yang sudah sudi menemani setiap tahap proses hapalan qur’annya. Tak
lupa beliau menyampaikan terima kasih kepada semua guru-guru dan seluruh
civitas akademika Daarul Qur’an Bandung.
Siswi yang pernah meraih juara 1 tahfidz
tingkat SMP SeJawa Barat dan juara 2 MTQ
Se-Kota Bandung ini juga sempat menjabat sebagai Sekretaris OSIS. Selain
itu, siswi yang sempat menjadi juara 1 nasyid sekota Bandung itu punya
cita-cita ingin bekerja sebagai tenaga ahli kesehatan di rumah sakit. Tahun
depan berencana kuliah di UNIBRAW Malang Jawa Timur.
Diakhir wawancaranya beliau berpesan kepada
yang sedang menghapal al-quran untuk tetap istiqomah, karena beliau merasakan
semakin banyak hapalan maka godaannyapun semakin besar. Cara untuk menghindari
godaan yang datang menghampiri adalah dengan kembali menyadari tujuan awal
mengapa ingin menjadi seorang penghapal al-quran? (Ence-DQBdg)
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,