Oleh : Ence
Surahman
Sahabat
yang baik sebelum saya menulis, mohon do’a dari semuanya agar kesehatan saya
kembali pulih, sakitnya segera disembuhkan dan semoga menjadi penggugur
dosa-dosa saya yang amat banyak, fibarokatil
umul qur’an al-fatihah. Kebetulan sejak 3 hari yang lalu, kondisi kesehatan
saya sedang kurang baik, mulai dari deman, pusing dan pegel-pegel menjadi teman
harian saya, alhasil aktivitas pun tidak berjalan sebagaimana biasanya, saya absen ngajar ditempat bimbel, saya juga
hampir absen dalam agenda pertemuan
pekanan kami untung jadwalnya dimundurkan dan itupun belum tentu saya bisa
datang mengingat kondisi hari ini belum ada perbaikan yang signifikan, bahkan
saya merasa makin lemas saja.
Dari proses sakit yang saya alami
selama 3 hari ini, saya mendapatkan pelajaran yang banyak salah satunya saya
kembali diingatkan oleh Allah tentang konsep mujahadah dalam hidup. Mujahadah
yang berarti bersunguh-sungguh dalam melakukan segala sesuatu dengan niat
yang tentu ikhlas karena Allah agar semua perkara baik yang kita lakukan
mendapatkan pahala dari Allah swt. Rupanya proses mujahadah tidak akan bisa berhasil tanpa adanya pengorbanan / tadhiyah dalam diri kita. Maka kedua hal
tersebut merupakan konsep yang seolah-olah berlainan namun memiliki makna
terkait yang tidak bisa dipisahkan.
Ketika kita melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh, maka dalam waktu yang bersamaan kita juga menuntut diri kita
untuk melakukan perngorbanan yang besar. Contoh sederhana misalnya ketika
sedang sakit yang seyogyanya kita istirahat, namun panggilan dan tuntutan kerja
serta rasa tanggungjawab untuk menyelesaikan
amanah tepat waktu, membuat kita harus berkorban dengan keingingan dan
keharusan untuk istirahat.
Sama halnya dengan konsep syukur dan
sabar, pada saat kita diberikan ujian, prinsipnya kita harus bersabar, namun
sebagai seorang muslim kita juga dituntut untuk bersyukur, karena kita memahami
ujian bagi orang-orang yang beriman adalah cara Allah untuk meningkatkan kadar
dan kapasitas kita dihapadanNya, contohnya ketika kita sakit, kita dituntut
untuk bersabar namun dalam waktu yang bersamaan kita juga dituntut untuk bersyukur
karena ternyata kita paham sakit bagi orang yang beriman merupakan kifarat
dosa. Begitupun ketika kita diberikan nikmat berupa naik jabatan, naik gaji dan
dapat rizki, prinsip awalnya kita harus bersyukur, namun dalam konsep hidup
orang yang beriman, pada saat yang bersamaan kita dituntut untuk bersabar,
karena kita takut dengan kita mendapatkan tambahan nikmat, kita takut jadi
orang yang sombong dan malah jadi menjauh dari Allah.
Itulah maksud saya bahwa ternyata
setiap hari kita selalu bertemu dengan jodoh harian kita yang mau tidak mau
membuat kita terus belajar, terus memperbaiki diri, terus mengevaluasi
kekurangan agar kita setiap hari lahir menjadi pribadi yang lebih baik, lebih
ramah, lebih santun, lebih percaya diri, lebih yakin sama Allah, lebih optimis,
lebih kuat, lebih tawadlu, lebih takut ke Allah. Wallahu’am bishowab. (04-02-14)
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,