Oleh : Ence Surahman, S.Pd
Benar apa kata orang, salah satu cara
seseorang untuk mengupgrade pemahamannya tentang sesuatu adalah dengan cara
diskusi dengan yang lebih tahu, membaca buku, dan menghadiri forum ilmiah,
seperti seminar, lokakarya, dan lain sebagainya. Dalam acara seminar teknologi
pembelajaran kemarin (29-11-2014) saya menemukan sebuah fenomena yang menjadi
topik hangat dalam perbincangan para pembicara dengan audience. Bahkan tidak
hanya itu tema tersebut kembali terulang di ruang penyajian call for paper
kami.
Kita sedang berbicara tentang perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam konteks pendidikan. Ada orang yang
beranggapan bahwa teknologi bisa menggantikan banyak peran manusia dalam
kehidupan sehari-hari, bahkan bagi golongan tersebut, mereka begitu mendewakan
kecanggihan teknologi sehingga sama sekali tidak memerlukan peran manusia dalam
menjalai dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun ada juga orang yang punya
pandangaan sebaliknya, mereka mengganggap teknologi hanya suatu alat, tidak
lebih dari itu, bahkan mereka yakin tanpa teknologi sedikitpun mereka masih
bisa bertahan hidup. Namun ada juga golongan yang mengambil jalan pertengahan,
mereka memangdang bahwa teknologi itu penting dan bermanfaat namun tidak
berarti teknologi bisa menggantikan semua peran manusia.
Dalam praktiknya didunia pendidikan juga
ditemukan tiga golongan tersebut, ada yang kemudian latah mengadopsi semua
kemajuan teknologi secara mentah-mentah, dan melupakan peran orang didalamnya.
Ada juga memilih untuk menghindari teknologi, karena mereka tidak bisa, tidak
mau pusing, tidak mau terbebani untuk menguasainya adan memang karena pandangan
bahwa tanpa teknologi pun pendidikan akan terus jalan –mungkin ia jalan, tapi
jalan ditempat ya? - . dan bagaimana dengan kita? Saya sendiri sampai detik ini
masih punya pandangan bahwa teknologi adalah sesuatu yang penting, berguna,
bermanfaat, bahkan mendorong pendidikan lebih cepat, efektif dan efisien, namun
bagi saya peran guru, pendidik, dalam konteks sentuhan humanismenya –bukan
keberadaan fisik semata yang tanpa makna- itu tidak bisa dan tidak akan pernah
tergantikan. Sampai kapanpun, secanggih apapun teknologi yang muncul.
Barangkali pernyataan saya ini akan
terpatahkan suatu hari ini, namun saya berharap tidak semudah membalikan
telapak tangan. Karena buktinya saat ini masih ditemukan banyak sisi kekurangan
dan kelemahan dari teknologi yang ada. Misalnya dalam kontek pendidikan,
kemampuan teknologi untuk mendidik nilai-nilai, semngat humanisme belum bisa
terwujud. Apalagi hal-hal yang lebih fundamental berkaitan dengan sisi
kemanusian manusia baik pendidik maupun peserta didik. Karena secara filosofi
banyak orang yang masih percaya bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah usaha
untuk menusiakan manusia, dengan cara-cara yang manusiawi dan boleh jadi
menggunakan media, alat, sumber belajar, lingkungan, suasana, bahan ajar yang
ditunjang dengan teknologi. Sehingga
proses pendidikan mengalami percepatan yang signifikan. Wallahu’alam. (30 Nop 2014).
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,