Langsung ke konten utama

Bagaimana Kiat Menjadi Dosen Produktif?


Ibis JIA, 4/1/2019. Hallo pembaca yang budiman, pada tulisan kali ini saya mau berbagi tips jadi dosen produktif. Walaupun subjek topiknya adalah dosen, tapi polanya dapat dimodifikasi oleh semua kalangan. karena tipsnya sangat general dan bisa digunakan oleh berbagai latar belakang pekerjaan.


Hari ini, saya diberikan tugas oleh Dekan untuk mengantar tamu ke Hotel di Surabaya, berhubung penerbangan mereka besok pagi, apabila berangkat dari Malang, khawatir terlambat. Sehingga kami memutuskan untuk berangkat sore dari Malang. Tamu saya kali ini delegasi dari Prince of Songkla University Thailand, kampus yang 6 minggu yang lalu saya kungjungi. Kedua tamu tersebut adalah Assoc. Prof. Dr. Kanita Nitjarangkul dosen Teknologi Pendidikan dan Nurham Hahsa Staff Hubungan International Fakultas Pendidikan PSU. Mereka sudah tiba 3 hari yang lalu. Dan saya juga yang jemput ke Bandara.

Di sepanjang perjalanan dari Malang ke Surabaya kita sharing berbagai hal, dari mulai hal-hal yang akademik seperti bidang riset, pengembangan diri, pengembangan karir, pengembangan keilmuan. Kemudian informasi sosial politik kenegeraan, jenis buah dan sayuran. Dari semua topik pembicaraan yang paling menusuk dan menurut saya itu sangat penting saya lakukan dan saya bagikan adalah tentang bagaiman seorang dosen dapat produktif dalam karirnya.

Di sela agenda makan malam, beliau memberikan beberapa tips penting. Pertama kita harus memahami dan menyadari tugas pokok kita sebagai dosen. Tentu yang terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan demikian kita sudah punya kesadaran dan keyakinan bahwa tugas dosen bukan hanya mengajar dan membelajarkan mahasiswa, melainkan riset dan melakukan pengabdian kepada masyarakat termasuk dalam bentuk sharing pengalaman, ilmu dan hasil riset dalam berbagai bentuk seperti, buku, jurnal, prosiding, pelatihan dan lain-lain.


Tips yang kedua adalah, kita harus menyadari sesadar-sadarnya bahwa untuk dapat merealisasikan ketiga tugas pokok dosen itu sangat tidak mudah. Hal itu biasakan dikarenakan terlalu banyaknya tugas tambahan diluar ketiga tugas pokok tersebut. Sehingga semua waktu yang dimiliki selama di kampus itu tidak akan cukup untuk menyelesaikan semuanya. Dengan demikian diperlukan tips yang ketiga.

Tips yang ketiga adalah harus pandai dan komitment dalam mengelola waktu. Kita harus bagi waktu kita dalam beberapa bagian. Pertama waktu di kampus, dan kedua waktu diluar kampus. Untuk di Indonesia rata-rata kampus mulai buka jam 07.00-16.00. Termasuk di tempat saya saat ini. Kemudian waktu diluar kampus berarti mulai pukul 16.00-07.00. pada kedua pembagian tersebut kita harus membagi lagi lebih rinci. Misalnya dengan rincian seperti berikut.

Waktu di kampus kita gunakan khusus untuk kegiatan pembalajaran, pembimbingan mahasiswa, dan rapat-rapat dan kegiatan tugas tambahan lainnya. Seperti mengelola jurnal, mengelola web unit kerja, atau menjadi tim pada satu unit kerja, atau diberikan tugas struktural. Dengan demikian waktu di kampus benar-benar kita optimalkan untuk hal-hal tersebut.

Lalu bagaimana dengan waktu yang kedua, yakni waktu di luar kampus? Okay. Kita bagi waktu yang tersedia untuk memenuhi beberapa kebutuhan. Pertama waktu perjalanan pulang dan pergi ke kampus. Jumlahnya tergantung jauh dekatnya jarak dari rumah ke kampus. Kemudian waktu untuk kebutuhan pribadi, seperti ibadah, makan, istirahat, mungkin perlu juga dialokasikan khusus untuk kegiatan berselancar di sosial media dan sejenisnya. Bagi yang sudah berkeluarga, jangan lupa untuk menyediakan waktu khusus untuk keluarganya. Meliputi waktu untuk ngobrol dengan anggota keluarga, diskusi masalah dan target capaian keluarga, termasuk kegiatan yang berkaitan dengan kenyamanan tempat tinggal seperti membantu urusan dapur, untuk kebersihan kamar, urusan kebersihan toilet dan lain-lain.

Selanjutnya apabila urusan-urusan keluarga sudah kita sediakan waktunya, selanjutnya adalah waktu khusus untuk pengembangan diri dan pengembangan karir serta pengembangan ilmu pengetahuan. Waktu ini sangat penting karena ini juga menyangkut dua tugas pokok yang sudah disebutkan di atas. Ya inilah waktu yang kita alokasikan untuk kegiatan riset dan pengembangan ilmu pengetahun dalam bentuk manuskrip publikasi baik berupa buku, book chapter, modul, dan lain-lain.

Assoc. Prof. Dr. Kanita Nitjarangkul bercerita pengalaman dirinya. Bahwa setiap malam beliau meluangkan waktu sekitar 1-2 jam untuk menulis buku. Biasanya dalam waktu tersebut dapat menghasilkan beberapa halaman tergantung ketersediaan sumber dan penguasaan kita sendiri terhadap topik yang sedang kita tuliskan. Nah biasanya waktu yang dipilih bisa jam 21-22 atau 21-23. Hal ini tergantung kesediaan diri kita. Selanjutnya bangun jam 4 subuh kemudian setelah aktivitas pribadi, pastikan mengagendakan waktu untuk kebutuhan riset. Mungkin kita membutukan 1- 2 jam juga untuk hal ini. Kegiatan yang kita lakukan meliputi mengeksplorasi masalah-masalah yang dapat menginspirasi kegiatan penelitian, kemudian pencarian sumber rujukan, selanjutnya penyusunan proposal penelitian, penyusunan rancangan instrumen pengumpul data, termasuk kegiatan mengumpulkan data, mengolah data, mengalisis data sampai menuliskan laporan akhir. Tidak ketinggalan adalah waktu untuk menulis draf artikel publikasi.

Sekarang coba kita bertanya pada diri kita masing-masing. Berapa banyak waktu yang disediakan khusus untuk kebutuhan penelitian dan penyebarluasan ilmu pengetahuan. Kemudian kita bayangkan seandainya kita dapat konsisten minimal setiap malam meluangkan waktu satu jam untuk riset dan satu jam untuk menulis bahan ajar baik buku, modul dan lain-lain. Tentu kita akan punya persediaan topik riset, bahkan proposal yang akan diikutkan untuk mendapatkan grant. Begitupun berkaitan dengan buku ajar, book chapter, draf publikasi dan lain-lain. Tentu hal tersebut tidak mudah dan butuh banyak pengorbanan. Namun, apabila sudah membiasakan diri, maka nanti akan terbiasa. Walaupun mungkin awalnya harus dipaksa.

Tips terakhir dari beliau adalah kebiasaan kita untuk melakukan kajian ulang secara berulang kali terhadap semua karya akademik baik dari sisi substansi maupun dari sisi kebahasaan dan lain-lain.  

Baiklah pembaca yang budiman, demikian hasil sharing saya, semoga tips jadi dosen produktif bermanfaat, sampai jumpa pada tulisan berikutnya. (Ibis Hotel JIA Surabaya, 4 Januari 2019 jam 23.38 WIB). 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste