Pembaca yang
budiman, tulisan ini sangat terlambat dari waktu seharusnya, jujur saja, saya
tidak membuka blog saya lebih dari satu tahun sejak kegiatan latsar CPNS di
Bali pada bulan Februari-April 2019. Tulisan ini tiba-tiba muncul dalam pikiran
setelah melihat salah satu PhD Student yang membagikan kisahnya. Sebenarnya
saya juga terbiasa menulis semacam ringkasan capaian tahunan seperti yang saya
lakukan pada ringkasan capaian tahun 2018 dan resolusi 2019 yang saya unggah
akhir Desember 2018. Momentum work from home seperti ini telah membangkitkan
kenangan saya akan kesenangan menulis di blog seperti yang saya lakukan sejak
tahun 2008 lalu. Tulisan kali ini akan bercerita sekelumit kisah yang masih
terekam dalam pikiran saya sejak awal Januari sampai akhir Desember 2019,
semoga sebagian besar masih bisa saya ungkapkan.
Pada awal tahun
2019, saya tidak terlalu banyak membuat target capaian diri sendiri karena
faktanya sasaran kinerja pegawai yang harus disusun dan dikerjakan sudah sangat
menyita waktu, tenaga dan pikiran. Dalam bayangan saya, yang penting tahun 2019
ini berhasil menghilangkan huruf C pada status kepegawaian saya sehingga
berubah dari CPNS menjadi PNS yakni dengan kegiatan latsar. Selain itu saya
masih punya target untuk mempublikasikan paper di jurnal nasional dan pada
seminar internasional yang diselenggarakan di internal fakultas. Target lainnya
tahun ini harus sumpah jabatan, menikmati lebaran di kampung halaman (Garut)
serta bisa menempati rumah sendiri.
Dari beberapa
target yang direncanakan alhamdulillah berkat ijin dari Allah, semuanya
dikabulkan. Pada awal Januari saya mendapatkan kabar dari kepegawaian bahwa
nama saya tercantum dalam undangan peserta latihan dasar di Balai Diklat
Provinsi Bali. Mendengar nama bali tentu rasanya sangat antusias, karena dari
kecil ingin kesana namun belum juga tercapai. Alhamdulillah melalui latsar yang
dilaksanakan sejak tanggal 7 Februari – 14 April (termasuk aktualisasi di kampus)
saya bisa mengunjungi pulau dewata dan dapat menikmati beberapa tempat wisata
yang terkenal seperti Pantai Kuta, Pantai Melasti, Pantai Pandawa, Pantai
Sanur, dan lain-lain. Latsar di Bali memang memberikan kesan yang berbeda,
selain karena Bali memiliki corak budaya yang khas dan kental juga karena
kultur sosial budaya dan keagamaannya. Walaupun tidak lama, setidaknya saya
belajar tentang sikap toleransi beragama, khususnya karena posisisinya kami
yang Islam terbilang minoritas. Namun walaupun minoritas kami merasa
mendapatkan pengakuan yang istimewa.
Ada banyak cerita
bahagia ketika kami mengikuti latsar, selain dapat berinteraksi dengan
kawan-kawan ASN dosen dari berbagai suku dan budaya serta daerah yang berbeda,
kami juga mendapatkan banyak sharing pengalaman dari para pemateri dan mentor. Hal
lain yang tidak kalah menarik adalah ketika belajar main Bilyard di area balai
diklat. Bahkan main bilyard bisa menghabiskan banyak waktu, padahal seharusnya
kami belajar untuk persiapan ujian tulis.
Selama latsar kami
harus merancang program aktualisasi yang akan dilaksanakan selama kami kembali
ke kampus asal. Waktu itu saya kembangkan pembelajaran daring menggunakan
Sipejar (Sistem Pengelolaan Pembelajaran) yang dimiliki oleh UM. Setelah
selesai saya rampungkan, pada dulan April saya harus mempresentasikan laporan
aktualisasi yang saya desain dalam bentuk video untuk memudahkan mentor, coach
dan penguji melihat yang kami lakukan selama proses aktualisasi nilai-nilai
dasar ASN yang kami peroleh selama latsar. Videonya dapat ditonton di Youtube
Chanel saya.
Sambil berjalan
proses aktualisasi di kampus, tepatnya pada pertengahan Maret, alhamdulillah
serah terima kunci rumah yang kami beli dari pengembang di Perumahan Wisma
Parangargo Sejahtera Blok E No 19 Wagir Malang. Pada bulan itu juga kami proses
penaikan statusnya dari HGB ke SHM melalui notaris yang sudah bekerjasama
dengan pengembang, namun sayangnya sampai Maret 2020, prosesnya baru selesai
balik nama HGBnya dan baru akan lanjut ke tahap naik status ke SHM. Kita tunggu
saja berama lama lagi prosesnya.
Akhir April 2019
setelah saya selesai latsar, saya mengundang bapak saya dan temannya dari Garut
untuk melakukan renovasi rumah kami, karena rumah bawaan dari pengembang belum
tersedia dapurnya. Sehingga saya harus membuat dapur termasuk tempat cuci dan
tempat jemurnya. Singkat cerita yang awalnya ditargetkan selesai sebelum
lebaran Idul Fitri (awal Juni 2019) ternyata meleset karena saya berubah
pikiran awalnya bagian depan hanya di buat kanopi saja, namun akhirnya
diputuskan di dak, sehingga yang berubah bukan saja waktu pengerjaan melainkan
biaya yang dibutuhkan membengkak dua kali lipat dari yang direncanakan. Dan akhirnya
renovasi selesai bulan oktober awal, alhamdulillah bagian depan nambah satu
ruang tamu dan nambah carport. Sehingga rumah kecil kami lebih terkesan tidak
terlalu sempit, karena memang masih kosong (belum banyak isinya).
Bulan Mei seperti
biasa melaksanakan perkuliahan dan ujian akhir semester. Dan di akhir Mei kami
memutuskan untuk mudik dan berlebaran di Garut, karena tahun 2018 kami tidak
mudik (lebaran di Malang dengan alasan waktu itu Syakirah baru berusia 4 bulan
kasian kalau dibawa perjalanan jauh). Tahun ini Syakirah sudah berusia 16 bulan
dan sudah mulai belajar jalan. Alasan mudik lainnya adalah karena saya
mendapatkan hibah pengabdian yang harus dilaksankaan di Garut sesuai kontrak di
proposal yang diajukan.
Bulan Juni awal
alhamdulillah berkesempatan untuk sharing pengalaman dengan bapak ibu guru yang
sebagian besar adalah rekan-rekan waktu SMA dulu yang sudah mengabdikan dirinya
di beberapa sekolah di Talegong Garut. Kami melatihkan micro learning object
yang dapat dikembangkan oleh para guru untuk membantu pembelajaran di kelasnya
masing-masing. Terima kasih atas partisipasinya dan semoga ilmunya bermanfaat. Alhamdulillah
luaran dari kegiatan pengabdian ini ada beberapa diantaranya luaran dalam
bentuk tulisan di media masa yang terbit di Harian Garut News, kemudian paper
pada prosiding scopus, paper pada jurnal nasional, dan book chapter.
Selama mudik di kampung halaman, alhamdulillah bisa bersilaturahim dengan keluarga, tentangga dan teman-teman pecinta alam. Kami menyempatkan waktu untuk camping bersama sekaligus melakukan ritual kambing guling di Daerah Cihaur. Alhamdulillah senang rasanya bisa mengenang keseruan masa SMA dan kuliah dulu.
Selain itu
sempat mengajak anak, istri dan ponakan untuk bakar-bakar ayam kampung di
pinggir sungai dan mandi di sungai yang masih sejuk walau sedikit deras. Setidaknya
mengenalkan masa lalu saya ke anak dan istri. Untungnya istri san syakirah
sama-sama menikmati mandi di kali yang masih sangat alami. Semoga nanti kita
ulangi lagi bersama Dek Nata.
Bulan Juni pertengahan
kami pulang ke Malang, karena waktunya mepet kami tidak sempat mudik ke rumah
mertua di Cilegon, rencananya tahun 2020 kami akan mudik ke Cilegon. Akhirnya dari
Bandung, kami sengaja pesen tiket ke Jogja agar bisa sejenak melepas rindu di
Malioboro, dan itu janji saya sama istri ingin mengajak ke sana, alhamdulillah
tercapai walaupun hanya sebentar. Di Jogja alhamdulillah bertemu dengan teman
kuliah waktu S1 di UPI yang kebetulan keterima sebagai dosen PNS Di UNY. Akhirnya
kami sejenak ngopi bareng sekaligus mengenang masa lalu dan sharing perihal
kegiatan sebagai dosen.
Sesampainya di
Malang, saya dan keluarga langsung menempati rumah baru yang belum selesai,
masih kotor dan belum tertata. Banyak bahan material yang berserakan, dan jalan
yang berupa tanah belum di paving seperti sekarang. Inilah momen-momen yang penuh
keseruan, benar kata pepatah, tinggal di gubuk sendiri jauh lebih nyaman dari
pada tinggal di istana mewah punya orang lain. Alhamdulillah proses renovasi
berjalan alot sampai awal oktober. Dan akhirnya kami dapat menikmati rumah
kecil kami yang mudah-mudah membawa berkah untuk keluarga kami amin yra.
Bulan Juli seperti
biasa karena tidak ada kegiatan kuliah, maka sehari-hari disibukan dengan
kegitan pelatihan dan pelaksanaan tugas tambahan, bulan-bulan ini juga saya
mulai sibuk kembali mengurusi borang akreditasi UM yang masih belum kunjung
selesai. Sehari-hari waktu banyak dihabiskan di graha rektorat dan sesekali di
luar kampus. Pada akhir Juli tepatnya 26-29, kami berangkat ke Padang untuk
menghadiri kegiatan Seminar Internasional dan Temu Kolegial APS TPI. Di sana berkesempatan silaturahim dengan sesama civitas TEP Indonesia, kemudian berkunjung ke situs Malin Kundang, dan yang penting adalah menikmati Ikan Bakar khas Padang.
Bulan Agustus, saya
diambil sumpah sebagai Pegawai Negeri Sipil
Dosen. Semoga ikrar janji yang diucapkan dapat ditunaikan secara amanah dan
berkah amin yra.
Bulan September,
kami mulai sibuk mengurusi kegiatan konferensi internasional di internal
fakultas, setidaknya kami mengurusi CoEMA dan FIPJIP/ICET yang tepatnya
dilaksanakan pada pertengahan dan akhir Oktober 2019. Saya mendapat tugas
sebagai seksi prosiding bersama beberapa dosen muda yang lain. kerjaan kami
paling panjang dan paling lama dibandingkan dengan bidang kerja yang lainnya.
Alhamdulillah pelaksanaan
kegiatan konferensi berjalan lancar, semua target publikasi tercapai, tahun ini
kami dapat mempublikasikan 27 paper ke prosiding IEEE terindeks Scopus. Kemudian
100 paper ke jurnal terindeks Scopus Q3. Serta beberapa ke publisher yang
terindeks WoS. Semoga para author senang, karen jumlah papernya mencapai lebih
dari 320an, memang kami akui ada satu dua paper yang tertinggal dan kami
ikutkan pada konferensi berikutnya.
Bulan November,
sampai Desember, selain menyelesaikan perkuliahan, input nilai, juga kami masih
berkutat dengan penyelesaian paper ke beberapa jurnal dan publisher prosiding. Di
samping itu pekerjaan rutin saya adalah memastikan terbitkan jurnal tidak
terlambat, dan berusaha untuk mengideksasi JINOTEP dan JKTP ke Sinta, dan alhamdullillah
berhasil masuk Sinta 4. Semoga tahun ini masuk sinta 3.
Di akhir Desember
kami melaksanakan kegiatan studi banding pengelolaan jurnal ke pascasarjana UNY
tempat saya menimba ilmu beberapa tahun lalu. Di sana saya alhamdulillah
bertemu dengan eks direktur waktu saya kuliah, dan ketua prodi TP waktu saya
kuliah, alhamdulillah mereka masih ingat saya, di samping itu bertemu dengan
mahasiswa S2 TP yang pernah saya ajar waktu S1 di UPI Bandung. Yang tidak kalah
penting bisa silaturahim ke sekretarian Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP)
UNY yang ruangannya jauh lebih luas dari waktu saya menjabat dulu. Selain berkunjung
ke kampus almamater, kami juga menikmati sedikit tempat wisata baru di Jogja
yakni menaiki mobil VolkWagen Jogja dan menikmati madu dekat Bukit Menoreh.
Secara umum, target
tahun 2019 alhamdulillah tercapai, malah melebihi dari target, tahun ini saya
berhasil mengumpulkan 17 Hak Cipta baru dari produk riset dan kuliah dengan
mahasiswa, kemudian 1 book chapter yang terbit, 3 publikasi di jurnal nasional,
7 tulisan di prosiding internasional,
satu tulisan di jurnal internasional Q3 (sebagai first & co-author). Dari beberapa tulisan tersebut alhamdulillah bisa membantu tiga dosen yang awalnya belum memiliki ID Scopus. Capaian lainnya adalah ketiga jurnal
yang saya kelola alhamdulillah lancar dan semua terbitan tidak ada masalah,
kemudian ketika diusulkan akreditasi alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan
JKTP serta JINOTEP terakreditasi. Capaian yang paling tidak terprediksi adalah
alhamdulillah Syakirah mau punya adik, dan alhamdulillah adiknya laki-laki
walaupun lahirnya di tahun 2020. Di akhir tahun 2019, dekan mengundang saya
perihan kesempatan berangkat studi dari skema bantuan biaya yang disediakan
oleh UM. walaupun tahun 2019 saya belum memproses namun, ini merupakan salah
satu progres yang positif kaitannya dengan rencana studi jenjang PhD saya.
Semoga semuanya lancar.
Mengenai target
2020, secara umum, semoga senantiasa diberikan kesehatan, lahiran anak kedua
diberikan kelancaran dan kesehatan, kemudian tugas rutin jurnal dapat terkelola
dengan baik, dan semoga targetnya bisa reakreditasi JKTP dan JINOTEP ke Sinta
3. Kemudian bisa lulus pendaftaran kuliah, dan bisa berangkat studi untuk
jenjang PhD. Semoga semuanya diberikan kemudahan, amin YRA.
Malang, 29 Mei
2020, jam 01.00-02.30 WIB.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,