KONSEP 3 AS
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Oleh: Ence Surahman
Mhs.PG TIK-Kurtekpend-FIP-UPI
Staf Humas Internal Program Tutorial UPI Bandung
=================================
Dalam jiwa mujahid, dalam hati para aktivis, dalam benak para khoiru umat, dalam pikiran para cendikiawan, dalam idealisme pada pejuang, rasanya konsep 3 As ini sangat diperlukan. Baru beberapa menit yang lalu saya menerima dan mendengarkan tentang konsep ini. Konsep ini dikemukakan oleh seorang pemateri handal dari Salman ITB, yang penjelasnnya sebagai berikut:
1. As yang pertama adalah KERJA KERAS, yang dimaksud disini, adalah mengandung makna penekanan, bawa dalam hidup ini tidak boleh dikelal istilah lelah, lesu, letih Lunglai, leuleus, letoy, leod, dll. Namun bagi jiwa Da'i, yang harus ada adalah kekuatan untuk tetap kerja keras, baik dalam berdakwah, ibadah, kuliah, kerja dsb. Artinya kita harus benar-benar mengoptimalkan seganap kemampua kita, karena bagaimanapun hal ini menjadi hal yang sangat central dalam konsep pengembangan diri seseorang.
2. As yang kedua muncul dari kata kerja cerdas. Ternyara keras saja masih kurang cukup, dan harus diusung lagi yang penekanannya lebih kepada keterampilan-keterampilan berpikir (intelectual skill). Dimana setiap orang punya kesampatan yang sama untuk menampilkan hasil ramuan otaknya, mengemukakan pendapat dari teorinya, seseorang dituntut menjadi orang yang kuat, cara berpikirnya, seseorang menjadi cerdas bahwa ketika kita berkerja, beraktivitas, mak konse cerdas menjadi hal yang sangat penting, dalam artian, kecerdasan disini, tidak berarti berjalan sendiri-sendiri, melainkan bekerja sama dengan power of act, dalam hal ini kecerdasan berfungsi sebagai guide keras untuk berjalan mulus, kecerdasan terkadang oleh sebagain ahi dijadikan titik tolak penilaian, titik tolak pengetsan dan terkdang jadi parameter kualitas diri seseorang karena kecerdasannya, maka yang merasa belum cerdas, segeralah untuk mencerdaskan diri, keluarga, kelompok kecil, kelompok besar, masyarakat, bangsa dan negara, maka dengan begitu berarti kita dituntut untuk menggunakan otak kita untuk berfikir dalam mengarungi arus kehidupan kita ini, agar hidup lebih pasti, jangan sampai sedih dimasa tua, melainkan jadilah generasi rabbbai, yang akan menjadi genarasi yang mencintai Allah dan Allahpun mencintainya, amin, semoga kita tremasuk bagian dari sejarah perjuangannya. Amin.
3. Nah terkadang ketika kita sudah bekerja dengan keras, ditambah kita bekerja cerdas, hanya itu semua belum cukup, untuk kita bisa mewujudkan pribadi yang mantaf, dan ada satu hal lagi, yang perlu kita ketahui dalam konsep kerja dakwah adalh kerja ikhlas. Jadi jelas kerja keras saja, tidak cukup, sekalipun ditambah dengan kerja cerdas ternyata belum cukup juga, dan ternyata kita itu harus kerja ikhlas.
Maka diakhir tulisan malam ini, saya coba simpulkan mengapa intinya kita harus ikhlas, karena teryata ikhlas itu menjadi sebuah kunci suatu amal, kalau kita ikhlas karena Allah maka amal itu akan tercatat, sebaliknya jika kita beramal dengan tanpa niat, kita akan sia-sia saja, apalagi kita beramal dengan tanpa niat dan ingin riya lagi, itu levelnya sudah sangat buruk atau amburadul bin awut-awutan. Wallohu’alam,,,
Salam perjuangan untuk menegakan Dakwah Rabbani ini.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Oleh: Ence Surahman
Mhs.PG TIK-Kurtekpend-FIP-UPI
Staf Humas Internal Program Tutorial UPI Bandung
=================================
Dalam jiwa mujahid, dalam hati para aktivis, dalam benak para khoiru umat, dalam pikiran para cendikiawan, dalam idealisme pada pejuang, rasanya konsep 3 As ini sangat diperlukan. Baru beberapa menit yang lalu saya menerima dan mendengarkan tentang konsep ini. Konsep ini dikemukakan oleh seorang pemateri handal dari Salman ITB, yang penjelasnnya sebagai berikut:
1. As yang pertama adalah KERJA KERAS, yang dimaksud disini, adalah mengandung makna penekanan, bawa dalam hidup ini tidak boleh dikelal istilah lelah, lesu, letih Lunglai, leuleus, letoy, leod, dll. Namun bagi jiwa Da'i, yang harus ada adalah kekuatan untuk tetap kerja keras, baik dalam berdakwah, ibadah, kuliah, kerja dsb. Artinya kita harus benar-benar mengoptimalkan seganap kemampua kita, karena bagaimanapun hal ini menjadi hal yang sangat central dalam konsep pengembangan diri seseorang.
2. As yang kedua muncul dari kata kerja cerdas. Ternyara keras saja masih kurang cukup, dan harus diusung lagi yang penekanannya lebih kepada keterampilan-keterampilan berpikir (intelectual skill). Dimana setiap orang punya kesampatan yang sama untuk menampilkan hasil ramuan otaknya, mengemukakan pendapat dari teorinya, seseorang dituntut menjadi orang yang kuat, cara berpikirnya, seseorang menjadi cerdas bahwa ketika kita berkerja, beraktivitas, mak konse cerdas menjadi hal yang sangat penting, dalam artian, kecerdasan disini, tidak berarti berjalan sendiri-sendiri, melainkan bekerja sama dengan power of act, dalam hal ini kecerdasan berfungsi sebagai guide keras untuk berjalan mulus, kecerdasan terkadang oleh sebagain ahi dijadikan titik tolak penilaian, titik tolak pengetsan dan terkdang jadi parameter kualitas diri seseorang karena kecerdasannya, maka yang merasa belum cerdas, segeralah untuk mencerdaskan diri, keluarga, kelompok kecil, kelompok besar, masyarakat, bangsa dan negara, maka dengan begitu berarti kita dituntut untuk menggunakan otak kita untuk berfikir dalam mengarungi arus kehidupan kita ini, agar hidup lebih pasti, jangan sampai sedih dimasa tua, melainkan jadilah generasi rabbbai, yang akan menjadi genarasi yang mencintai Allah dan Allahpun mencintainya, amin, semoga kita tremasuk bagian dari sejarah perjuangannya. Amin.
3. Nah terkadang ketika kita sudah bekerja dengan keras, ditambah kita bekerja cerdas, hanya itu semua belum cukup, untuk kita bisa mewujudkan pribadi yang mantaf, dan ada satu hal lagi, yang perlu kita ketahui dalam konsep kerja dakwah adalh kerja ikhlas. Jadi jelas kerja keras saja, tidak cukup, sekalipun ditambah dengan kerja cerdas ternyata belum cukup juga, dan ternyata kita itu harus kerja ikhlas.
Maka diakhir tulisan malam ini, saya coba simpulkan mengapa intinya kita harus ikhlas, karena teryata ikhlas itu menjadi sebuah kunci suatu amal, kalau kita ikhlas karena Allah maka amal itu akan tercatat, sebaliknya jika kita beramal dengan tanpa niat, kita akan sia-sia saja, apalagi kita beramal dengan tanpa niat dan ingin riya lagi, itu levelnya sudah sangat buruk atau amburadul bin awut-awutan. Wallohu’alam,,,
Salam perjuangan untuk menegakan Dakwah Rabbani ini.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,