KONTRAK PERUBAHAN
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Oleh: Ence Surahman
Mhs.PG TIK-Kurtekpend-FIP-UPI
Staf Humas Internal Program Tutorial UPI Bandung
=================================
Bismillah, alhamdulilah, dalam kesempatan ini, saya bisa menuliskan sedikit ilmu yang saya yakin betul akan bermanfaat bagi yang membacanya, tulisan ini saya buat tepat pukul 23.23 WIB selepas kegiatan malam pertama pada kegiatan pelatihan manajemen Ta'mir masjid, yang diadakan oleh DKM Al-Furqon UPI. Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kota dan daerah diberbagai penjuru Indonesia. Alhamdulillah barusan saya menerima materi yang cukup luar biasa, yang sebelumnya memang belum saya terima. Yaitu tentang konsep kontrak perubahan.
Pembaca yang budiman dan dirahmati Allah,
Kita merasa jadi orang Indonesia? Atau apakah kita merasa dilahirkan di indonesia? Mungkin dibesarkan di Indonesia? Dan pastinya kita tahu bagaimana kondisi Bangsa Indonesia saat ini? Kita paham betul mengapa itu semua bisa terjadi? Jawabannya akan kita bahas berikut ini.
Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan luas wilayah ke 10 didunia. Dengan jumlah penduduk ke 4 terbesar didunia. Dengan penghasilan sumber daya alam yang berlimpah, dengan sumber daya manusia yang banyak.
Namun disisi lain, ada banyak hal yang mengganjal dalam hati kita semua, saya yakin semua orang merasa heran dengan semua ini. Mengapa Indonesia menjadi negara yang tertinggal, mengapa kemiskinan meraja lela dimana-mana, mengapa kualitas pendidikan Indonesia secara umum sangat rendah, mengapa kejelekan moral terjadi diberbagai kalangan, baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas, lantas bagaimana ceritanya pejabat yang tidak pada suka solat, padahal mereka islam, atau mereka yang muslim sudah pada lupa baca Qur'an. Mereka telah banyak melupakan hakikat hidup yang sesungguhnya, mereka telah lupa dengan tugas utamanya, mereka telah menggadaikan pada sesuatu yang semu, sesuatu yang belum jelas, sesuatu yang maya, sesuatu yang belum pasti, mereka telah mengutamakan dunia dibanding akhirat, itulah mereka yang tertipu, itulah mereka yang tersesat, itulah mereka yang terlepas dari tali jalan Allah, mereka telah tertinggal dari jalan seharusnya.
Yang harus diingat oleh pembaca, ini adalah pesan dari pemateri pelatihan barusan, bahwa selama ini kita itu banyak
“Banyak membenarkan yang biasa, padahal yang seharusnya membiasakan yang benar”
“dengan kata lain, kita itu jangan membiasakan yang biasa namun biasakanlah yang benar”
(Syahril)
Sementara yang sekarang terjadi adalah mereka itu terkadang suka membenarkan yang biasa dan meminggirkan kebenaran.
Lantas apa yang seharusnya kita lakukan?
Dibawah ini trik sederhana dari Ir. Syahril, beliau mengatakan jangan pernah putus asa, karena harapan perbaikan itu masih ada, teruslah berjuang. Dan diakhir dengan bekal 5 K:
1. kesadaran
2. keterbukaan
3. kesungguhan
4. kebersamaan
5. kesetiaan.
Insya Allah ketika kita bergerak untuk suatu perubahan dengan konsep 5 k diatas, maka kita akan bergerak dengan ketulusan dan akhirnya kita akan mendapatkan kemenangan yang kita impikan.
Diakhir tulisan ini, saya ingin menyampaikan satu motovasi:
Bersemangatlah dalam berdakwah, dan bersyukurlah karena kita Allah turunkan dijaman yang serba banyak fitnah, di jaman yang serba dengan mudah melakukan kesalahan, itulah jaman saat ini, dan kita harus bersyukur karena kita akan mendapat pahala kebaikan dari mengingatkan orang lain, mengajak mereka kejalan yang benar, menyeru kepada jalan Allah, mengingatkan yang lupa, mengingatkan agar mereka tetap pada jalan Allah, maka semangatlah, karena ketika umat itu telah baik maka kita tidak akan mendapat pahala dari menyeru, pahala dari mengingatkan, pahala dari mengajak, maka dari itu mumpung meraka masih perlu kita ingatkan, mereka masih perlu kita seru, maka ajaklah, serulah wahai manusia.
ingat tugas dakwah itu bukan hanya tugasnya Kiayi, Ust, atau ulama saja, melainkan tugas semua manusia,
Sampaikanlah walau hanya 1 ayat asalkan itu benar.
Wallohu'alam , semoga bermanfaat. Amin
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Oleh: Ence Surahman
Mhs.PG TIK-Kurtekpend-FIP-UPI
Staf Humas Internal Program Tutorial UPI Bandung
=================================
Bismillah, alhamdulilah, dalam kesempatan ini, saya bisa menuliskan sedikit ilmu yang saya yakin betul akan bermanfaat bagi yang membacanya, tulisan ini saya buat tepat pukul 23.23 WIB selepas kegiatan malam pertama pada kegiatan pelatihan manajemen Ta'mir masjid, yang diadakan oleh DKM Al-Furqon UPI. Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kota dan daerah diberbagai penjuru Indonesia. Alhamdulillah barusan saya menerima materi yang cukup luar biasa, yang sebelumnya memang belum saya terima. Yaitu tentang konsep kontrak perubahan.
Pembaca yang budiman dan dirahmati Allah,
Kita merasa jadi orang Indonesia? Atau apakah kita merasa dilahirkan di indonesia? Mungkin dibesarkan di Indonesia? Dan pastinya kita tahu bagaimana kondisi Bangsa Indonesia saat ini? Kita paham betul mengapa itu semua bisa terjadi? Jawabannya akan kita bahas berikut ini.
Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan luas wilayah ke 10 didunia. Dengan jumlah penduduk ke 4 terbesar didunia. Dengan penghasilan sumber daya alam yang berlimpah, dengan sumber daya manusia yang banyak.
Namun disisi lain, ada banyak hal yang mengganjal dalam hati kita semua, saya yakin semua orang merasa heran dengan semua ini. Mengapa Indonesia menjadi negara yang tertinggal, mengapa kemiskinan meraja lela dimana-mana, mengapa kualitas pendidikan Indonesia secara umum sangat rendah, mengapa kejelekan moral terjadi diberbagai kalangan, baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas, lantas bagaimana ceritanya pejabat yang tidak pada suka solat, padahal mereka islam, atau mereka yang muslim sudah pada lupa baca Qur'an. Mereka telah banyak melupakan hakikat hidup yang sesungguhnya, mereka telah lupa dengan tugas utamanya, mereka telah menggadaikan pada sesuatu yang semu, sesuatu yang belum jelas, sesuatu yang maya, sesuatu yang belum pasti, mereka telah mengutamakan dunia dibanding akhirat, itulah mereka yang tertipu, itulah mereka yang tersesat, itulah mereka yang terlepas dari tali jalan Allah, mereka telah tertinggal dari jalan seharusnya.
Yang harus diingat oleh pembaca, ini adalah pesan dari pemateri pelatihan barusan, bahwa selama ini kita itu banyak
“Banyak membenarkan yang biasa, padahal yang seharusnya membiasakan yang benar”
“dengan kata lain, kita itu jangan membiasakan yang biasa namun biasakanlah yang benar”
(Syahril)
Sementara yang sekarang terjadi adalah mereka itu terkadang suka membenarkan yang biasa dan meminggirkan kebenaran.
Lantas apa yang seharusnya kita lakukan?
Dibawah ini trik sederhana dari Ir. Syahril, beliau mengatakan jangan pernah putus asa, karena harapan perbaikan itu masih ada, teruslah berjuang. Dan diakhir dengan bekal 5 K:
1. kesadaran
2. keterbukaan
3. kesungguhan
4. kebersamaan
5. kesetiaan.
Insya Allah ketika kita bergerak untuk suatu perubahan dengan konsep 5 k diatas, maka kita akan bergerak dengan ketulusan dan akhirnya kita akan mendapatkan kemenangan yang kita impikan.
Diakhir tulisan ini, saya ingin menyampaikan satu motovasi:
Bersemangatlah dalam berdakwah, dan bersyukurlah karena kita Allah turunkan dijaman yang serba banyak fitnah, di jaman yang serba dengan mudah melakukan kesalahan, itulah jaman saat ini, dan kita harus bersyukur karena kita akan mendapat pahala kebaikan dari mengingatkan orang lain, mengajak mereka kejalan yang benar, menyeru kepada jalan Allah, mengingatkan yang lupa, mengingatkan agar mereka tetap pada jalan Allah, maka semangatlah, karena ketika umat itu telah baik maka kita tidak akan mendapat pahala dari menyeru, pahala dari mengingatkan, pahala dari mengajak, maka dari itu mumpung meraka masih perlu kita ingatkan, mereka masih perlu kita seru, maka ajaklah, serulah wahai manusia.
ingat tugas dakwah itu bukan hanya tugasnya Kiayi, Ust, atau ulama saja, melainkan tugas semua manusia,
Sampaikanlah walau hanya 1 ayat asalkan itu benar.
Wallohu'alam , semoga bermanfaat. Amin
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,