Langsung ke konten utama

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

UJIAN AKHIR SEMESTER
Membuat Analisis Terhadap Model-Model Perencanaan Pembelajaran (Design Of Instructional) Serta Implementasinya Dalam Penyusunan Silabus Dan Rpp

Disusun Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Ganjil
Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Dra. Masitoh, M.Pd
===================

==================
Disusun Oleh:
Ence Surahman
0800201

Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Guru TIK
Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia-Bandung
KATA PENGANTAR
Pembelajaran bagian dari pendidikan, yang merupakan pilar penting dalam tubuh ketahanan nasional, menjadi sesuatu yang sangat penting untuk kemudian diperhatikan oleh semua kalangan, terlebih bagi orang-orang yang bergelut didalam dunia pendidikan. Pendidikan yang baik menjadi sebuah tolok ukur terhadap kualitas hidup manusia dijamannya. Pendidikan pada dasarnya terbagi dalam tiga jalur yaitu pendidikan formal (formaly education), pendidikan informal (informaly education) dan pendidikan non formal (unformaly education. Selain itu pendidikan dibagi kedalam beberapa jenjang, diantaranya ada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar (SD, MI), pendidikan menengah (SMP, Mts), pendidikan menengah atas (SMA), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi, akademik, dll)
Ketiga jalur dan jenjang diatas akan berjalan baik, apabila pembelajaran yang dilaksanakannya berlangsung baik, dan pembelajaran akan berjalan baik apabila seluruh komponen pembelajaranya di rancang (di desain) dengan baik pula. Maka dalam hal ini saya akan memaparkan terkait dengan urgensi memahami tahapan-tahapan perancangan perencanaan pembelajaran, khususnya dalam hal analisis model-model perencanaan pembelajaran.
Tulisan ini akan lebih saya bawa pada tingkat pemahaman dan analisis sampai penilaian bagaimana mendesain perencanaan agar dalam pelaksanaannya berjalan lancar, dengan model yang kekinian dan paling tepat dilaksanakan. Karena sekali lagi saya yakin, perencanaan yang baik akan menunjang keberhasilan proses dan hasil belajar yang baik pula. Kata pepatah “gagal merencanakan sama dengan merencanakan gagal”. Maka karena pendidikan merupakan amanah, yang harus dipertanggung jawabkan, bagi tenaga pendidik, harus paham betul bagaimana caranya agar bisa melakukan dan menghasilkan output dari pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
ANALISIS TERHADAP MODEL-MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN SILABUS DAN RPP.
Ada beberapa model desain pembelajaran yang saat ini dikenal oleh kalangan pengembang perencanaan pembelajaran. Namun sebelum saya menguraikan pada topik inti, saya akan coba sedikit paparkan terkait dengan keharusan para pegiat pendidikan, yang notabene sehari-hari memutarbalikan otak, mengasah pikiran, untuk kemudian mencari ide, gagasan agar bisa melakukan inovasi dalam rangka mencari soluasi terhadap semua permasalahan yang ada dalam batang tubuh pendidikan kita. Hal ini mutlak perlu dan bahkan wajib, bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk bersama membuat pola pendidikan yang baik dan berkaulitas dengan hasil yang memuaskan.
Dalam perancangan kurikulum pembelajaran, menurut penulis dalam buku kurikulum dan pembelajaran yang disusun oleh Tim Dosen Kurikulum UPI, sekurang-kurangnya ada 3 tahap yang perlu kita perhatikan ketika kita akan melakukan suatu proses pembelajaran yang dipandang sebuah sistem, adapun ketiga hal yang saya maksud meliputi Perencanaan (design), penerapan (implementation) dan penilaian (evaluation). Yang secara skematis saya gambarkan sebagai berikut:

Dari ketiga tahap diatas, kemudian saya kembangkan penjelasannya menjadi lebih rinci, adapun untuk tahap rancangan (design) saya kembangkan dimulai dari munculnya ide atau gagasan, kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan (planning), masih dalam proses desain, saya tambahkan juga dengan pengembangan (develloping). Sementara untuk tahap imlementation tidak saya tambahkan, dan untuk tahap evaluation saya tambahkan dengan pengawasan (controling) dan penilaian itu sendiri. Mungkin pembaca bertanya, mengapa muncul tahap pembaharuan atau inovasi. Hal ini saya asumsikan bahwa ketika dilakukan proses pengawasan dan penilaian, maka ketika ada ketidaksesuaian antara tujuan dengan hasil, disitu perlu ada yanmg disebut dengan pembaharuan/inovasi, tujuannya agar pembelajaran bisa kemudain berjalan dengan baik. Adapun gambar skemanya seperti dibawah ini:

Skema diatas berdasarkan hasil pemikiran saya, yang keterhubungan dengan ketiga tahap diatas adalah seperti dalam skema. Diakhirnya saya tambahkan dengan inovation, maka gambarnya saya tambahkan dengan inovasi atau pembaharuan. Skema akhir mengenai proses perangcangan kurikulum adalah sebagai berikut:

Dari ke-7 tahapan diatas, tentu harus diracik sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan sebuah pola yang baik, kokoh bisa menghasilkan output pembelajaran yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Saya yakinkan dari ketujuh hal diatas berupa sebuah sistem yang sistemik, maka jelas ketika salah satunya tidak berjalan baik, tentu hal itu akan memengaruhi terhadap yang lainnya dan tentu besar peluang akan merusak sistem yang ada, bahkan output yang diharapkan pun tidak sesuai harapan.
Hal-hal yang saya kemukakan diatas, memang bukan jawaban atas permintaan dosen, dalam soal UAS ini, lantas mengapa saya mengemukakannya? Karena saya berpikir hal diatas merupakan pengantar yang akan memudahkan penjelasan selanjutnya yaitu tentang model-model desain pembelajaran .
Sebelum saya membahas tentang model-model desain pembelajaran, terlebih dahulu saya perlu mengemukakan, perbedaan antara model pembelajaran dengan model desain pembelajaran. Saya membahas ini, karena terkadang ada beberapa mahasiswa yang kebingungan untuk membedakan antara model pembelajaran dengan model desain pembalajaran.
Menurut Joyce dan Weil, yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lainnya. Sementara yang dimaksud dengan model desain pembelajaran adalah aktivitas pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Jadi intinya model pembelajaran itu cakupannya lebih luas, terkait dengan pola keseluruhan aktivitas pembelajaran meliputi perencanaan, penerapan dan penilaian, sedangkan untuk model desain pembelajaran itu lebih mengkrucut pada pola perancangan pembelajaran, dan pengelolaan komponen-komponen pembelajaran, yang sampai saat ini kita ketahui ada 5 komponen pembelajaran yang saya temukan dalam buku kurikulum dan pembelajaran, diantaranya: Tujuan, materi atau isi, metode / strategi, pemilihan media yang tepat, dan evaluasi.
Dalam model desain pembelajaran, membahas terkait dengan proses penyusunan hierarki dari komponen-komponen pembelajaran diatas. Jadi dalam model desain dikaji tentang komponen mana dulu yang harus diutamakan, lantas model mana nantinya yang kita pilih dan apa alasannya. Kurang lebih itulah yang inti dari persoalan yang harus saya selesaikan dalam pembahasan jawaban UAS mata kuliah ini. Lanjutannya bagaimana pula dengan kesesuaian antara silabus dan Rpp yang saat ini tepat diterapkan.

Model-Model Desain Pembelajaran
Sepertinya banyak sekali model-model desain pembelajaran yang ada. Karena pada dasarnya model itu muncul dari pemikiran dan hasil eksperimen oleh para tokoh pembelajaran. Sehingga dari gagasannya yang dianggap baik dan relevan dijadikanlah model atau pola. Sampai akhirnya saya berkemsipulan ada banyak model yang pernah ada, hanya dalam kesempatan ini saya hanya akan menuliskan serta menganalisis lima model berikut ini:
1. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model PPSI ini muncul dilatarbelakangi oleh paradigma bahwa pendidikan merupakan suatu proses, maka diasumsikan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan sistem, dalam hal ini guru baru sebatas menyalurkan wawasan, belum bertanggung jawab secara profesional, adapun latarbelakang lain adalah tuntutan dari kurikulum 1975 yang berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, efektivitas dan kontinuitas.
Menurut konsep model PPSI bahwa sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem, yaitu satu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari berbagai kompoen yang saling terhubung dalam rangka mencapai tujuan. Adapun fungsi dari PPSI ini adalah mengefeftifkan perencanan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistematis, yang menjadi pedoman bagi pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran. Adapun sitematika perumusannya seperti gambar berikut ini:





Kalau kita perhatikan model PPSI diatas, maka bagi sebagian orang akan merasa heran, mengapa evalusi disimpan diawal-awal. Padahal yang saat ini kita pahami bahwa evaluasi itu ditempatkan diakhir, yang dijadikan sebagai instrumen penilaian keberhasilan suatu tujuan. Menurut asumsi saya, yang membuat model PPSI diatas mengadopsi dari teori John Terry tentang manajemen yaitu lebih kepada kontroling atau pengawasan.
2. Model Glasser
Model ini terbilang sangat sederhana. Terdapat 4 komponen yang membentuknya, seperti gambar berikut ini:

Dari skema model Glasser diatas, yang saya pahami bahwa keempat komponen itu saling berhubungan, dan berjalan mengalir sebagaimana air Glasser didalam lapisan bawah tanah. Penggambarannya bahwa dalam model ini kita melihat ada komponen 1. objek pembelajaran (Instructional objektives), 2. perilaku masukan (entering behavior), 3. prosedur pembelajaran (instructional procedures) atau yang kita kenal dengan istilah aktivitas proses tahapan pembelajaran, dan yang ke-4 adalah penilaian penampilan /unjuk kerja nyata (performance assessment. Ke empat komponen itu itu berjalan, dan diakhir setelah penilaian, ada istilah yang disebut feedback atau umpan balik. Dan inilah yang akan memberikan arahan kedepannya.
3. Model Gerlach dan Elly
Secara skemeatis model ini seperti dibawah ini:


Dalam model gerlach dan Elly diatas, saya melihat ada suatu kesinambungan yang sangat skematis dari komponen-komponen yang ada. Dan sistematikanya itu berupa sebuah siklus, yang saling mempengaruhi satu sama lain. Yang saya pahami dalam prosesnya itu kita harus memahami kekhasan isi, kekhasan atau karakter objek, lalu dilanjut dengan pengukuran dari perilaku masukan, berlanjut pada penjabaran strategi (determination of strategy), pengorganisasian kelompok, alokasi waktu yag tersedia, alokasi jarak antara, dan pemilihan sumber belajar, selanjutnya dievaluasi dan hasil analisisnya ada umpan balik sebagai rujukan perbaikan.
4. Model Jerold E. Kemp
Untuk menjelasakan model pembalajaran Jerold E. Kemp, terlebih dahulu akan saya coba buat skemanya seperti yang tertera dibawah ini:

Dari skema diatas, kita mendapatkan gambaran, bahwa desain pembelajaran yang dilaksanakan dimulai dari aktivitas menentukan tujuan dalam hal ini tujuan umum, dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap karakteristik siswa, hal ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri dalam menghadapi siswa nantinya dalam proses pembelajaran. Dan hal ini yang saat ini terkadang dilewatkan oleh guru, yaitu proses menganalis karakteristik anak didiknya, sehingga dalam proses pembelajaran guru sering mendapat permasalahan dengan anak didiknya. Yang selanjutnya dari model Kemp itu setelah melakukan analisis karakteristik siswa dilanjutkan dengan menentukan tujuan khusus dari pembelajaran yang akan dilakukannya, selanjutnya menentukan materi, melakukan tes awal (pre test) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi yang dipersiapkan. Tahap yang selanjutnya adalah menentukan kegiatan belajar mengajar dan sumber bahan, yang terakhir ada evaluasi, yang berfungsi untuk melihat hasil dari proses yang telah dilakukan. Komponen lain yang perlu yaitu koordinasi sarana pendukung. Dalam artian, semua hal yang diperlukan dalam melaksanakan aktivitas pembelajarannya.
Dalam hemat saya, model inilah yang kemudian saat ini banyak digunakan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun penggambaranya tidak sespesifik yang diatas. Yang akan saya kemukakan diakhir setelah saya menjelaskan tentang model desain pembelajaran konstektual (Constectuallearning/CTL)
5. Model Pembelajaran Konstual (constectuallearning/CTL)
Yang dimaksud dengan model pembelajaran konstektual adalah suatu model desain yang berupaya secara optimal untuk menghubungkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan semua hal kejadian yang ada dalam kenyataan hidup dilingkungannya.
Kegiatan pembelajaran konstektual berupaya untuk memfasilitasi siswanya untuk mencari, mengolah dan menemukan pengalaman belajar yang bersifat konkrit (terikat dengan kehidupan nyata) begitulah yang dikemukakan tim penulis kurikulum dan pembelajaran.
Dalam pembelajaran kostektual sekurang-kurangnya ada 7 prinsip yang harus guru kembangkan diantaranya:1). Kostruktivisme, 2) menemukan (inquiry), 3) bertanya, 4) masyarakat belajar 5) pemodelan, 6) refleksi dan 7) penilaian sebenarnya. Ketujuh prinsip diatas jika dilakukan dengan sungguh-sungguh niscaya akan berhasil mendapatkan hal-hal yang baru dan bermakna yang dialami langsung oleh siswa sehingga akan memberikan kesan belajar penuh makna (full feeling learning) seperti yang diungkapkan oleh Hurington.
Adapun skema dari model desain pembelajran konstektual ini, seperti berikut ini:




Model yang sekarang banyak digunakan:
Dibawah ini saya coba memaparkan terkait dengan model yang sedang saya pelajari dikuliah saya dengan dosen-dosen mata kuliah pembelajaran, khususnya pada mata kuliah perencanaan pembelajaran TIK, yang skema modelnya seperti berikut ini:

Model desain pembelajaran diatas saya kira lebih sederhana, namun cakupannya luas, sehingga tidak heran jika saat ini kebanyakan orang menggunakan model desain ini. Dalam rangka menyusun komponen-komponen pembelajarannya. Dan saya rasa model diatas ini, cukup menyeluruh cakupannya.
Yang lebih jelasnya akan sama-sama kita lihat dari format silabus dan RPP yang saat ini sedang diterapkan.

Komentar

Posting Komentar

You can give whatever messages for me,,

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste