KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, atas ijin dan kehendak Allah swt. Kita telah Allah ciptakan dalam wujud manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lainnya, selain itu kitapun bersukur karena kita terlahir kedunia dijaman setelah kerosulan Nabi Muhammad SAW, sehingga kita memeluk agama yang selamat yaitu Islam, lalu kitapun harus bersyukur bahwa Allah telah menanamkan keimanan dalam dada kita. Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang bersyukur serta memperoleh kemenangan dan kebahagiaan didunia dan akhirat. Amin
Salawat dan salam semoga selamanya senantiasa tercurahlimpahkan kepada panutan kita semua, Nabiyulloh Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan umat pada umumnya semoga kita senantiasa semangat untuk memperjuangkan jejak langkahnya untuk menegakan hukum Allah di dunia ini. Dan kelak diakhirat mendapatkan safa’at darinya, amin.
Makalah ini membahas mengenai transmisi budaya belajar. Salah satu topik perkuliahan Sosiologi Pendidikan. Materi dalam makalah ini sangat penting untuk dikaji dan dipahami oleh mahasiswa yang akan menjadi pengajar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian dalam rangka perbaikan penulisan berikutnya.
Bandung, 09 April 2010
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………..………………………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………….. ii
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………..…………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Penulisan ……………………………………… ………………1
1.2 Rumusan Batasan Masalah ……………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………….………………….. 2
1.5 Sistematika Penulisan……………………………………………………………. 3
BAB II : PEMBAHASAN TRANSMISI BUDAYA BELAJAR……….…………………… 4
2.1 Konsep Budaya Belajar……………………………………............................. 4
2.2 Pengertian Transmisi Budaya Belajar…………………………………… 7
2.3 Proses Perubahan Budaya Belajar………………………………………. 8
2.3 Kepribadian dan Budaya Belajar…………………………………………12
2.4 Sarana Pewarisan Budaya Belajar……………………………………….. 13
BAB III : PENUTUP………………………………………………………………………………… 16
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….. 17
3.2 Saran ………………………………………………………………………………….. 17
Referensi Makalah ………………………………………………………………………………… 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Kebudayaan, pendidikan, imu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup, merupakan hal yang menjadi variabel pembeda antara manusia dengan makhluk lain yang ada dimuka bumi ini. Sejalan dengan berjalannya waktu, hasil dari pemanfaatan akal manusia telah berhasil memperlihatkan hal-hal yang sangat luar biasa, fantastis, dan memberikan decak kekaguman kepada semua orang. Salah satu contoh sebagai hasil dari berpikirnya akhirnya manusia berhasil membuat kapal terbang, sehingga tidak kalah dengan burung, atau berhasil membuat kapal laut dan tidak kalah dengan ikan, bahkan akhir-akhir ini banyak sekali berbagai penemuan penting dalam berbagai seri kehidupan manusia, yang tentunya sangat bermanfaat untuk menunjang memudahkan orang menjalani kehidupannya, semisal adanya internet, yang telah menghubungkan orang dari berbagai belahan bumi, dan produk teknologi yang lainnya.
Dari pemaparan tersebut kiranya ada satu benang merah yang tersirat dan perlu kita perhatikan. Berawal dari pertanyaan, kira-kira salah satu proses sehingga munculnya penemuan-penemuan tersebut dikarenakan apa? Atau ada apa dalam proses tersebut? Kami berpikir bahwa ada 1 kata yang menjadi kunci segalanya, yaitu BELAJAR, sebuah kata yang sering kita dengar.
Ada apa dengan belajar? maksudnya adalah orang bisa jadi pintar karena apa? Belajar, orang bisa membaca karena? Belajar, orang bisa menemukan ilmu-ilmu karena? Belajar, jadi ternyata dari semua hal yang ada dalam aktivitas kita sehari-hari ada hal penting yang harus senantiasa kita ingat yaitu belajar.
Maka kemudian, proses belajar itu harus dikaji terus, agar menghasilkan sebuah metode belajar yang baik, dan efektif. Kemudian setelah ditemukan model, metode dan strategi belajar yang baik, selanjutnya adalah bagaimana menyampaikan hal itu kepada orang-orang setelah kita. Maka dalam makalah ini akan kami paparkan terkait dengan seluk beluk transmisi budaya belajar. Harapannya dengan begitu kita akan tercerahkan untuk senantiasa membuat sebuah proses transmisi budaya belajar yang baik.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan budaya belajar?
2. Apa yang dimaksud dengan transmisi budaya belajar?
3. Mengapa harus ada transmisi budaya belajar?
4. Lalu bagaimana proses transmisi budaya belajar?
5. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya budaya belajar?
6. Melalui sarana apa saja budaya belajar bisa ditransmisikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa calon pendidik sekalian tentang pengertian transmisi budaya belajar, tujuan dari adanya transmisi budaya belajar, dan memahami bagaimana caranya agar budaya belajar siswa senantiasa baik.
1.4 Manfaat Penulisan
Setelah membaca makalah ini, maka pembaca akan mendapatkan beberapa manfaat, baik secara langsung ataupun tidak, diantaranya:
1. Memahami secara mendalam tentang budaya belajar
2. Memahami hakikat transmisi budaya belajar
3. Memahami proses perubahan dan faktor-faktor transmisi budaya belajar
4. Mendapatkan pemahaman tentang sarana-sarana transmisi budaya belajar.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
1.1 Rumusan dan batasan masalah
1.2 Tujuan penulisan
1.3 Manfaat penulisan
1.4 Sistematika penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian budaya belajar
2.2 Pengertian transmisi budaya belajar
2.3 Proses perubahan budaya belajar
2.4 Latar belakang dan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya budaya belajar?
2.5 Sarana pewarisan budaya belajar
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Referensi makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Budaya Belajar
Secara konseptual perlu dipahami apa dan bagai mana budaya belajar, baik dilihat dari batasan atau pengertian, sifat, wujud, sampai kebidang-bidangnya. Dari paparan para ahli, terdapat beberapa cara pandang mengenai budaya belajar, yaitu : 1) budaya belajar dipandang sebagai system pengetahuan menyiratkan. 2) budaya belajar berfungsi sebagai “pola bagi kehidupan manusia” yang menjadikan pola tersebut berfungsi sebagai blueprint atau pedoman hidup yang dianut secara bersama sebagai sebuah pedoman. 3) budaya belajar digunakan juga untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalaman. 4) budaya belajar juga di pandang sebagai proses adaptasi manusia dengan lingkungannya baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan social.
a. Pengertian budaya belajar
konsep budaya belajar bersumber dari konsep budaya, tegasnya kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan pengalaman lingkungannya serta menjadi kerangka landasan bagi menciptakan dan mendorong terwujudnya kelakuan.
Hal tersebut menjelaskan kepada kita bahwa budaya belajar, itu merupakan suatu proses kebiasaan meliputi seni memenej diri, lingkungan dan apapun yang berhubungan dengan kita untuk senantiasa mengondisikan diri terus bergerak, bertindak dan berbuat. Sehingga kita terus maju, berkembang dan progresif, alias tidak mati hidup. Karena sesungguhnya hakikat belajar yang paling mendalam adalah interaksi.
b. Sifat-sifat budaya belajar
a. Budaya belajar dimiliki bersama
Sebuah budaya belajar terbentuk dari kelompok, maka kemudian, budaya belajar itu tidak mungkin unik secara individu, melainkan memiliki keragaman yang biasanya mencerminkan keragaman banyak orang, karena yang membentuknya adalah banyak orang, maka sifat pertama dari budaya belajar adalah dimiliki bersama.
b. Budaya belajar cenderung bertahan dan berubah
Budaya belajar yang telah terbentuk, maka akan memungkinkan bertahan, untuk orang-orang yang bertipe statis, artinya orang itu hanya diam saja, dan menikmati budaya belajarnya. Namun budaya belajarpun bisa berubah bagi orang-orang yang merasa bahwa budaya belajarnya sudah kurang relevan dengan kemajuan zaman, maka budaya belajar akan memungkinkan terjadinya perubahan budaya belajar.
Selain itu perubahan budaya belajar merupakan wujud dari inovasi pendidikan, artinya dengan berubahnya itu merupakan jawaban terhadap masa, artinya budaya yang digunakan senantiasa bisa bersesuaian dengan perubahan zaman.
c. Fungsi budaya belajar untuk pemenuhan kebutuhan manusia
Budaya belajar muncul karena kebutuhan manusia, maka dengan lahirnya banyak budaya belajar, akan lebih bisa menjawab semua pertanyaaan yang dibutuhkan bagi orang-orang yang membutuhkan sebuah pola belajar.
d. Budaya belajar diperoleh melalui proses belajar
Budaya belajar, tidak muncul sekonyong-konyong, melainkan melalui proses, dalam hal ini, budaya belajar muncul karena adanya proses belajar.
c. Perwujudan budaya belajar
Perwujudan budaya belajar pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian yaitu, wujud budaya belajar yang abstrak dan konkrit.
Yang dimaksud dengan wujud budaya belajar yang abstrak adalah konsekuensi dari cara pandang budaya belajar sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu atau kelompok sesial sebagai pedoman dalam belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan wujud budaya belajar yang konkrit adalah Perwujudan budaya belajar yang diperlihatkan secara konkrit berupa:
(a) dalam prilaku belajar.
(b) dalam ungkapan bahasa dalam belajar; dan
(c) hasil belajar berupa material.
d. Substansi budaya belajar
Substansi budaya belajar dikategorikan dalam tiga bagian penting, yakni : a) sistem pengetahuan budaya belajar; b) sistem nilai budaya belajar dan sistem etos budaya belajar dan ; c) sistem pandangan hidup mengenai budaya belajar.
e. Bidang Materi budaya belajar
Adapun bidang-bidang materi yang dikaji dalam budaya belajar diantaranya
1. Materi belajar sistem kepercayaan dan religi
2. Materi belajar sistem Organisasi Sosial
3. Materi belajar sistem mata pencaharian hidup
5. Materi belajar sistem bahasa
6. Materi belajar sistem kesenian
4. Materi belajar sistem peralatan dan teknologi
2.2 Pengertian Transmisi Budaya Belajar
Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah “Transmisi kebudayaan”. Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Dalam hal ini tidak ada suatu masyarakat yang tidak melakukan usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat. Pengertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan kepada anak bagaimana cara belajar, melainkan juga bagaimana menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Fungsi transmisi kebudayaan masayarakat kepada anak dapat dibedakan dua macam, yaitu:
(1) transmisi pengetahuan dan keterampilan.
(2) transmisi sikap, nilai-nilai dan norma-norma.
Transmisi pengetahuan mencakup pengetahuan tentang bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial, dna penemuan-penemuan teknologi. Dalam masyarakat industri yang komplek, fungsi transmisi pengetahuan tersebut sangat penting sehingga proses belajar di sekolah memakan waktu lebih lama, membutuhkan gur-gur dan lembaga yang khusus untuk mengurusinya. Dalam arti yang sempit transmisi pengetahuan dan keterampilan itu berbentuk vokasional training, contoh di masyarakat Mobutu ayah mengajarkan kepada anaknya cara membuat panah untuk perburuan binatang, di sekolah teknik anak belajar bagaimana caranya meperbaiki mobil. Perlu diingat bahwa sesungguhnya penegertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan kepada anak bagaimana cara belajar, melainkan juga bagaimana menemukan dan meciptakan sesuatu yang baru.
Intinya transmisi budaya belajar adalah sebuah proses untuk menurunkan, menyambungkan, dan meneruskan dalam rangka mempertahankan budada belajar.
2.3. Proses Perubahan Budaya Belajar
Individu atau kelompok sosial akan berkesuaian dengan motivasi untuk mengadakan pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut : a) adanya kesadaran dari para individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar yang selama ini dianunya; b) adanya mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan dalam mendorong terjadinya penemuan budaya belajar yang baru; c) adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong adanya mutu budaya belajar dalam bentuk penghargaan khalayak mengenai temuannya, dan d) adanya suasana krisis yang berlangsung dalam masyarakat bersangkutan.
2.3. a Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan, temasuk perubahan dalam budaya belajar.
a. Faktor waktu dalam perubahan budaya belajar
Perubahan budaya belajar yang disebabkan oleh faktor waktu disebut juga perubahan budaya belajar yang alamiah. Perubahan budaya belajar dalam konteks ini berjalan sejalan dengan perkembangan individu atau kelompok sosial, misalnya perubahan budaya belajar anak-anak, memudian budaya belajar usia remaja, budaya belajar manusia dewasa.
b. Faktor kontak budaya dalam perubahan budaya belajar
Kontak budaya merupakan perubahan budaya belajar yang tidak alamiah. Kontak budaya dalam perubahan budaya berlangsung dalam proses peniruan, atau pengambilan suatu unsur budaya luar untuk kehidupan dijadikan kepentingan pemenuhan kebutuhan bagi suatu masyarakat.
c. Faktor kecepatan dalam perubahan budaya belajar
Kecepatan perubahan budaya menjadi prinsip dasar dalam perubahan budaya belajar. Kenyataanya setiap individu atau kelompok sosial memilki tingkat perubahan budaya sebagai sesuatu yang tidak bisa dipungkiri.
d. Akulturasi budaya belajar
Akulturasi timbul sebagai akibat adanya kontak langsung dan terus-menerus antara kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan adanya suatu perubahan kebudayaan yang asli dari kedua masyarakat bersangkutan.
Akulturasi budaya belajar dapat terwujud melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam antara lain : pertama, kontak budaya belajar bisa terjadi antara seluruh anggota masyarakat atau sebagian saja, bahkan individu-individu dari dua masyarakat. Kedua, kontak budaya belajar berjalan melalui perdamaian diantara kedua kelompok masyarakat yang bersahabat, maupun melalui cara permusuhan antar kelompok. Ketiga, kontak budaya belajar timbul diantara masyarakat yang mempunyai kekuasaan, baik dalam politik maupun ekonomi.
e. Asimilasi budaya belajar
Asimilasi budaya pada dasarnya proses saling mempelari pola budaya belajar antar individu dan kelompok sehingga dapat mengembangkan budaya belajar masing-masing. Karrean berkaitan dengan perubahan, maka awalnya melakukan identifikasi pola budaya belajar diantara yang sedang berasimilasi untuk kemudian dilanjutkan bersama-sama dalam bentuk perumusan dan tindakan budaya belajar secara konkrit.
Proses asimilasi budaya belajar dapat berjalan dengan cepat ataupun lambat bergantung kepada beberapa faktor, yakni a) adanya toleransi yang memadai antara dua individu atau kelompok masyarakat yang memilki perbedaan-perbedaan. b) adanya faktor ekonomi yang menjadi kemungkinan akan memperlancar atau memperlambat jalannya asimilasi budaya belajar. c) adanya faktor kesan yang baik atau rasa simpatik pada saat mengadakan kontak budaya belajar pada awalnya. d) adanya faktor perkawinan campuran menjadi faktor yang kuat untuk terwujudnya suatu asimilasi budaya belajar.
f. Inovasi budaya belajar
Individu atau masyarakat akan berkesesuaian derngan motivasi untuk mengadakan pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor berikut : a) adanya kesadaran dari para individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar yang selama ini dianutnya. b) adanya mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan dalam mendorong terjadinya penemuan budaya belajar yang baru. c) adanya sistem perangsang dalam masyarakat yangt mendorong adanya mutu budaya belajar dalam bentuk penghargaan khalayak menenai temuannya. Dan d) adanya suasana krisis yang berlangsung dalam masyarakat bersangkutan.
Suatu perubahan budaya belajar akan diterima suatu masyarakat apabila memenuhi syarat-syarat : pertama, masyarakat bersangkutan harus merasa butuh dengan perubahan budaya belajar yang diawali adanya kesadaran bersama bahwa budaya belajar yang saat ini berlangsung sudah tidak cocok lagi digunakan dalam kehidupan. Kedua, perubahan budaya belajar yang ditemukan harus dapat dipahami dan dikuasai oleh anggota masyarakat lainnya. Ketiga, penemuan budaya belajar harus bissa diajarkan pada masyarakat. Keempat, penemuan budaya belajar harus menggambarkan keuntungan masyarakat pada masa yang akan datang. Kelima, perubahan tersebut harus tidak merusak prestise pribadi atau pribadi atau golongan.
g. Difusi budaya belajar
Difusi budaya belajar dipandang sebagai proses penyebaran dari satu budaya belajar individu ke individu yang lainnya atau inta-masyarakat atau dari masyarakat ke masyarakat lainya atau difusi inter-masyarakat. Proses peniruan budaya belajar disebut imitasi. Proses imitasi budaya belajar tidak selalu dipandang negatif, karena pada prisipnya individu atau kelompok sosial itu tengah melakukan identifikasi budaya belajar baru. gejala peniruan ini berbentuk trial and error artinya mencoba-coba, bisa benar atau juga salah. Kalau kebetulan benar, maka budaya belajar baru akan terus digunakan dalam kehidupan mereka dan digunakan untuk mengganti budaya belajar sebelumnya.
2.3.b Dampak perubahan budaya belajar
Dampak perubahan budaya belajar dalam kehidupan dapatlah kita amati dalam kejadian sehari-hari dilingkungan kita. Kita ketahui bersama bahwa pembangunana nasional yang sedang dilaksanakan ini pada dasarnya adalah proses perubahan dari luar. Perubahan melalui pembangunan berkonsekuensi pada perubahan pada pola duni belajarnya. setiap individu atau kelompok masyarakat mengiterprestasikan sulinya kehidupan dan semakin ketatnya persaingan yang menjadi individu atau kelompok sosial mengubah pola budaya belajar dalam kehidupannya.
Respon perubahan budaya belajar pada suatu masyarakat dengan tingkat kebudayaannya memilki cara yang berbeda dalam menanggapi perubahan. Cara tersebut didasarkan pada perbedaan dalam latar belakang karakter budaya masing-masing berikut dengan ciri khasnya. Sebagai mana dipahami, latar belakang budaya yang diartikan sebagai model pengetahuan, pada dasarnya difungsikan untuk meng-interprestasikan pengalaman dan lingkungan nya serta yang mendorong terwujudnya suatu kelakuan.
Penetrasi budaya belajar adalah penyebab budaya belajar individu atau kelompok sosial dapat berubah yang disebakan oleh kontak dengan dunia luar. Penetrasi budaya adalah proses penerimaan suatu unsur kebudayaan dari luar. Unsur yang datang dari luar secara perlahan ikut menyertai atau membonceng dalam suatu saluran yang dianggap sebagai saluran umum, kemudian secara perlahan unsur tersebut masuk dan mengubah budaya belajar atau sebagian budaya belajar yang hidup dalam suatu masyarakat.
2.3.c Kepribadian dan budaya belajar
Pembahasan kepribadian pada umumnya membicarakan aspek internal individu, sementara budaya belajar berkaitan dengan aspek eksternal individu kepribadian tersebut diantaranya
a. Kepribadian yang selaras
Kepribadian yang selaras di sini adalah kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dimasyarakat yang bersangkutan. Seorang individu yang selaras adalah individu yang menjadikan pendukung kebudayaan yang besangkutan secara penuh karena jenis kepribadian yang dimilkinya itu terbentuk karena pengaruh kebudayaan dimana ia tinggal.
b. Kepribadian yang menyimpang
Kepribadian sesorang tidak selalu tumbuh sebagaimana yang diinginkan oleh orang tuanya atau masyarakat bersangkutan. Orang tua dan masyarakat hanyalah menyediakan sarana bagi perkembangan kepribadian. Suatu perkembangan tidak bisa memaksa individu untuk menjadi hitam semua atau putih semua. Kepribadian adalah sesuatu yang bersifat kejiwaan dan perkembangan mempunyai dinamika tersendiri.
Adanya kenyataan bahwa kepribadian itu tidaklah senantiasa sama dalam suatu masyarakat, dapat kita perluas dengan menunjukan gejala banyaknya orang yang memilki kelainan jiwa. Penyakit ini disinyalir disebabkan oleh adanya tekanan-tekanan sosial-budaya yang amat besar mempengaruhi kepribadian individu-individu besangkutan.
2.3. d. Sarana pewarisan budaya belajar
Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah “Transmisi kebudayaan”. Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.
Tanpa mempertahankan usaha pewarisan maka masyarakat akan punah dan dilupakan. Usaha pewarisan budaya dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan cara melibatkan berbagai institusi sosial yang ada, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan sekolah dan juga media masa sebagai penyalur informasi.
a. Lingkungan Pendidikan Keluarga
Dalam lingkungan keluarga memungkinkan seorang individu atau kelompok melakukan suatu identifikasi dilingkungannya, dan secara perlahan-lahan diinternalisasikan dalam kehidupannya. Proses identifikasi dalam keluarga menjadikan seseorang dapat mengenal keseluruhan anggota keluarganya, baik saudara dekat maupun saudara jauh.
Para orang tua atau kelompok yang sudah mapan dalam transmisi kebudayaan berfungsi sebagai nara sumber aktif melalui tindakan yang bersifat responsif dan senantiasa mendorong, menjelaskan berbagai kenyataan yang ada dilingkungan beserta perubahan-perubahan yang berlangsung disekitarnya. Upaya merespon, mendorong dan menjelaskan itu didasarkan atas pengalaman, pengetahuan, yang berlaku dilingkungannya sehingga cara-cara melaksanakan pembelajaran itu senantiasa disesuaikan dengan perwujudan kebudayaannya. Atau dengan kata lain cara-cara budaya belajar itu tidak lain sebagai hasil adaptasi dirinya dengan kebudayaan yang dianutnya.
Keluarga mempunyai peranan penting karena dalam keluarga itulah suatu generasi dilahirkan dan dibesarkan. Mereka mendapat pelajaran pertama kali di lingkungan keluarga, apalagi bagi masyarakat yang belum mengenal dan menciptakan lingkungan pendidikan formal.
b. Lingkungan pendidikan masyarakat
masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan untuk hidup bersama. Pada prinsipnya suatau masyarakat terwujud apabila di antara kelompok individu-individu tersebut telah lama melakukan kerja sama serta hidup bersama setelah menetap. Sistem pewarisan budaya lewat lingkungan masyarakat berlangsung dalam berbagai pranata sosial, diantaranya pemilahan hak milik, perkawinan, religi, sitem hukum, sestem kekerabatan dan sistem edukasi.
c. Lingkungan pendidikan sekolah
Sekolah adalah sarana yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam masyarakat dikategorikan sebagai pendidikan formal. Pendidikan di sekoah dalam kerangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya. Para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang disesuaikan dengan sistem pengetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Dan proses pewarisan budaya disekolah dilakukan secara bertahap, terencana dan terus-menerus. Sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisai dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak. Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi sosial di antara para anggotanya yang bersifat unik pula, dan inilah yang disebut kebudayaan sekolah. Ada beberapa unsur penting dalam kebuadayaan sekolah yaitu:
1. letak lingkungan, dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah, mebiler, perlengkapan yang lain);
2. Kurikulum yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan.
3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas siswa, guru, non teaching specialist, dan tenaga administrasi.
4. Nilai-nilai normal, sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah
Tiap-tiap sekolah mempunyai kebudayaan sendiri yan g bersifat unik, tiap sekolah memili aturan tata tertib, kebiasaan, upacara , mars atau hymne sekolah, pakaian seragam dan lambang yang berbeda yang memrikan corak khas sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian bahwa kebudayaan sekolah mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap proses dan cara belajar siswa
d. Lingkungan pendidikan media masa
Media masa adalah suatu bagian dalam masyarakat yang bertugas menyebarluaskan berita, opini, pengetahuan, dan sebagainya. Sifat media masa adalah mencari bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik perhatian, dan menyangkut kepentingan bersama. Media masa sebagai media kontrol bagi terjadinya berbagai penyimpangan dari nilai dan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transmisi budaya belajar adalah suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan proses belajar.
Transmisi budaya belajar muncul sebagai pedoman agar acuan dan pedoman belajar tetap terjaga, sekalipun memungkinkan adanya perubahan karena inovasi.
Transmisi budaya belajar itu sendiri dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah karena waktu, kontak budaya, inovasi, asimilasi dan difusi budaya. Sehingga menghasilkan proses terjadinya transmisi budaya belajar.
Adapun sarana-sarana untuk mentransmisikan budaya belajar, diantaranya keluarga, sekolah, masyarakat dan media masa.
4.2 Saran
Transmisi budaya belajar merupakan hal yang harus diperlihara dan harus berkesinambungan dan berkelanjutan. Transmisi budaya belajar jangan sampai terputus, apalagi budaya belajar yang baik tentunya. Untuk memahami tentang konsep transmisi budaya belajar yang lebih dalam, anda diharapkan senantiasa membaca buku-buku yang berkenaan dengan transmisi budaya belajar. Lalu kemudian anda mempraktekannya melalui analisis dilapangan terkait dengan transmisi budaya belajar itu sendiri.
Referensi Makalah:
1. Buku panduan kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
2. Makalah Dadan Wahidin tentang konsep, transmisi dan perubahan budaya belajar
3. Artikel Agus Ruslan tentang Agen Sosialisasi Budaya
Alhamdulilah, atas ijin dan kehendak Allah swt. Kita telah Allah ciptakan dalam wujud manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lainnya, selain itu kitapun bersukur karena kita terlahir kedunia dijaman setelah kerosulan Nabi Muhammad SAW, sehingga kita memeluk agama yang selamat yaitu Islam, lalu kitapun harus bersyukur bahwa Allah telah menanamkan keimanan dalam dada kita. Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang bersyukur serta memperoleh kemenangan dan kebahagiaan didunia dan akhirat. Amin
Salawat dan salam semoga selamanya senantiasa tercurahlimpahkan kepada panutan kita semua, Nabiyulloh Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan umat pada umumnya semoga kita senantiasa semangat untuk memperjuangkan jejak langkahnya untuk menegakan hukum Allah di dunia ini. Dan kelak diakhirat mendapatkan safa’at darinya, amin.
Makalah ini membahas mengenai transmisi budaya belajar. Salah satu topik perkuliahan Sosiologi Pendidikan. Materi dalam makalah ini sangat penting untuk dikaji dan dipahami oleh mahasiswa yang akan menjadi pengajar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian dalam rangka perbaikan penulisan berikutnya.
Bandung, 09 April 2010
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………..………………………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………….. ii
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………..…………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Penulisan ……………………………………… ………………1
1.2 Rumusan Batasan Masalah ……………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………….………………….. 2
1.5 Sistematika Penulisan……………………………………………………………. 3
BAB II : PEMBAHASAN TRANSMISI BUDAYA BELAJAR……….…………………… 4
2.1 Konsep Budaya Belajar……………………………………............................. 4
2.2 Pengertian Transmisi Budaya Belajar…………………………………… 7
2.3 Proses Perubahan Budaya Belajar………………………………………. 8
2.3 Kepribadian dan Budaya Belajar…………………………………………12
2.4 Sarana Pewarisan Budaya Belajar……………………………………….. 13
BAB III : PENUTUP………………………………………………………………………………… 16
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….. 17
3.2 Saran ………………………………………………………………………………….. 17
Referensi Makalah ………………………………………………………………………………… 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Kebudayaan, pendidikan, imu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup, merupakan hal yang menjadi variabel pembeda antara manusia dengan makhluk lain yang ada dimuka bumi ini. Sejalan dengan berjalannya waktu, hasil dari pemanfaatan akal manusia telah berhasil memperlihatkan hal-hal yang sangat luar biasa, fantastis, dan memberikan decak kekaguman kepada semua orang. Salah satu contoh sebagai hasil dari berpikirnya akhirnya manusia berhasil membuat kapal terbang, sehingga tidak kalah dengan burung, atau berhasil membuat kapal laut dan tidak kalah dengan ikan, bahkan akhir-akhir ini banyak sekali berbagai penemuan penting dalam berbagai seri kehidupan manusia, yang tentunya sangat bermanfaat untuk menunjang memudahkan orang menjalani kehidupannya, semisal adanya internet, yang telah menghubungkan orang dari berbagai belahan bumi, dan produk teknologi yang lainnya.
Dari pemaparan tersebut kiranya ada satu benang merah yang tersirat dan perlu kita perhatikan. Berawal dari pertanyaan, kira-kira salah satu proses sehingga munculnya penemuan-penemuan tersebut dikarenakan apa? Atau ada apa dalam proses tersebut? Kami berpikir bahwa ada 1 kata yang menjadi kunci segalanya, yaitu BELAJAR, sebuah kata yang sering kita dengar.
Ada apa dengan belajar? maksudnya adalah orang bisa jadi pintar karena apa? Belajar, orang bisa membaca karena? Belajar, orang bisa menemukan ilmu-ilmu karena? Belajar, jadi ternyata dari semua hal yang ada dalam aktivitas kita sehari-hari ada hal penting yang harus senantiasa kita ingat yaitu belajar.
Maka kemudian, proses belajar itu harus dikaji terus, agar menghasilkan sebuah metode belajar yang baik, dan efektif. Kemudian setelah ditemukan model, metode dan strategi belajar yang baik, selanjutnya adalah bagaimana menyampaikan hal itu kepada orang-orang setelah kita. Maka dalam makalah ini akan kami paparkan terkait dengan seluk beluk transmisi budaya belajar. Harapannya dengan begitu kita akan tercerahkan untuk senantiasa membuat sebuah proses transmisi budaya belajar yang baik.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan budaya belajar?
2. Apa yang dimaksud dengan transmisi budaya belajar?
3. Mengapa harus ada transmisi budaya belajar?
4. Lalu bagaimana proses transmisi budaya belajar?
5. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya budaya belajar?
6. Melalui sarana apa saja budaya belajar bisa ditransmisikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa calon pendidik sekalian tentang pengertian transmisi budaya belajar, tujuan dari adanya transmisi budaya belajar, dan memahami bagaimana caranya agar budaya belajar siswa senantiasa baik.
1.4 Manfaat Penulisan
Setelah membaca makalah ini, maka pembaca akan mendapatkan beberapa manfaat, baik secara langsung ataupun tidak, diantaranya:
1. Memahami secara mendalam tentang budaya belajar
2. Memahami hakikat transmisi budaya belajar
3. Memahami proses perubahan dan faktor-faktor transmisi budaya belajar
4. Mendapatkan pemahaman tentang sarana-sarana transmisi budaya belajar.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
1.1 Rumusan dan batasan masalah
1.2 Tujuan penulisan
1.3 Manfaat penulisan
1.4 Sistematika penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian budaya belajar
2.2 Pengertian transmisi budaya belajar
2.3 Proses perubahan budaya belajar
2.4 Latar belakang dan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya budaya belajar?
2.5 Sarana pewarisan budaya belajar
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Referensi makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Budaya Belajar
Secara konseptual perlu dipahami apa dan bagai mana budaya belajar, baik dilihat dari batasan atau pengertian, sifat, wujud, sampai kebidang-bidangnya. Dari paparan para ahli, terdapat beberapa cara pandang mengenai budaya belajar, yaitu : 1) budaya belajar dipandang sebagai system pengetahuan menyiratkan. 2) budaya belajar berfungsi sebagai “pola bagi kehidupan manusia” yang menjadikan pola tersebut berfungsi sebagai blueprint atau pedoman hidup yang dianut secara bersama sebagai sebuah pedoman. 3) budaya belajar digunakan juga untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalaman. 4) budaya belajar juga di pandang sebagai proses adaptasi manusia dengan lingkungannya baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan social.
a. Pengertian budaya belajar
konsep budaya belajar bersumber dari konsep budaya, tegasnya kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan pengalaman lingkungannya serta menjadi kerangka landasan bagi menciptakan dan mendorong terwujudnya kelakuan.
Hal tersebut menjelaskan kepada kita bahwa budaya belajar, itu merupakan suatu proses kebiasaan meliputi seni memenej diri, lingkungan dan apapun yang berhubungan dengan kita untuk senantiasa mengondisikan diri terus bergerak, bertindak dan berbuat. Sehingga kita terus maju, berkembang dan progresif, alias tidak mati hidup. Karena sesungguhnya hakikat belajar yang paling mendalam adalah interaksi.
b. Sifat-sifat budaya belajar
a. Budaya belajar dimiliki bersama
Sebuah budaya belajar terbentuk dari kelompok, maka kemudian, budaya belajar itu tidak mungkin unik secara individu, melainkan memiliki keragaman yang biasanya mencerminkan keragaman banyak orang, karena yang membentuknya adalah banyak orang, maka sifat pertama dari budaya belajar adalah dimiliki bersama.
b. Budaya belajar cenderung bertahan dan berubah
Budaya belajar yang telah terbentuk, maka akan memungkinkan bertahan, untuk orang-orang yang bertipe statis, artinya orang itu hanya diam saja, dan menikmati budaya belajarnya. Namun budaya belajarpun bisa berubah bagi orang-orang yang merasa bahwa budaya belajarnya sudah kurang relevan dengan kemajuan zaman, maka budaya belajar akan memungkinkan terjadinya perubahan budaya belajar.
Selain itu perubahan budaya belajar merupakan wujud dari inovasi pendidikan, artinya dengan berubahnya itu merupakan jawaban terhadap masa, artinya budaya yang digunakan senantiasa bisa bersesuaian dengan perubahan zaman.
c. Fungsi budaya belajar untuk pemenuhan kebutuhan manusia
Budaya belajar muncul karena kebutuhan manusia, maka dengan lahirnya banyak budaya belajar, akan lebih bisa menjawab semua pertanyaaan yang dibutuhkan bagi orang-orang yang membutuhkan sebuah pola belajar.
d. Budaya belajar diperoleh melalui proses belajar
Budaya belajar, tidak muncul sekonyong-konyong, melainkan melalui proses, dalam hal ini, budaya belajar muncul karena adanya proses belajar.
c. Perwujudan budaya belajar
Perwujudan budaya belajar pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian yaitu, wujud budaya belajar yang abstrak dan konkrit.
Yang dimaksud dengan wujud budaya belajar yang abstrak adalah konsekuensi dari cara pandang budaya belajar sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu atau kelompok sesial sebagai pedoman dalam belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan wujud budaya belajar yang konkrit adalah Perwujudan budaya belajar yang diperlihatkan secara konkrit berupa:
(a) dalam prilaku belajar.
(b) dalam ungkapan bahasa dalam belajar; dan
(c) hasil belajar berupa material.
d. Substansi budaya belajar
Substansi budaya belajar dikategorikan dalam tiga bagian penting, yakni : a) sistem pengetahuan budaya belajar; b) sistem nilai budaya belajar dan sistem etos budaya belajar dan ; c) sistem pandangan hidup mengenai budaya belajar.
e. Bidang Materi budaya belajar
Adapun bidang-bidang materi yang dikaji dalam budaya belajar diantaranya
1. Materi belajar sistem kepercayaan dan religi
2. Materi belajar sistem Organisasi Sosial
3. Materi belajar sistem mata pencaharian hidup
5. Materi belajar sistem bahasa
6. Materi belajar sistem kesenian
4. Materi belajar sistem peralatan dan teknologi
2.2 Pengertian Transmisi Budaya Belajar
Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah “Transmisi kebudayaan”. Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Dalam hal ini tidak ada suatu masyarakat yang tidak melakukan usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat. Pengertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan kepada anak bagaimana cara belajar, melainkan juga bagaimana menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Fungsi transmisi kebudayaan masayarakat kepada anak dapat dibedakan dua macam, yaitu:
(1) transmisi pengetahuan dan keterampilan.
(2) transmisi sikap, nilai-nilai dan norma-norma.
Transmisi pengetahuan mencakup pengetahuan tentang bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial, dna penemuan-penemuan teknologi. Dalam masyarakat industri yang komplek, fungsi transmisi pengetahuan tersebut sangat penting sehingga proses belajar di sekolah memakan waktu lebih lama, membutuhkan gur-gur dan lembaga yang khusus untuk mengurusinya. Dalam arti yang sempit transmisi pengetahuan dan keterampilan itu berbentuk vokasional training, contoh di masyarakat Mobutu ayah mengajarkan kepada anaknya cara membuat panah untuk perburuan binatang, di sekolah teknik anak belajar bagaimana caranya meperbaiki mobil. Perlu diingat bahwa sesungguhnya penegertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan kepada anak bagaimana cara belajar, melainkan juga bagaimana menemukan dan meciptakan sesuatu yang baru.
Intinya transmisi budaya belajar adalah sebuah proses untuk menurunkan, menyambungkan, dan meneruskan dalam rangka mempertahankan budada belajar.
2.3. Proses Perubahan Budaya Belajar
Individu atau kelompok sosial akan berkesuaian dengan motivasi untuk mengadakan pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut : a) adanya kesadaran dari para individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar yang selama ini dianunya; b) adanya mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan dalam mendorong terjadinya penemuan budaya belajar yang baru; c) adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong adanya mutu budaya belajar dalam bentuk penghargaan khalayak mengenai temuannya, dan d) adanya suasana krisis yang berlangsung dalam masyarakat bersangkutan.
2.3. a Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan, temasuk perubahan dalam budaya belajar.
a. Faktor waktu dalam perubahan budaya belajar
Perubahan budaya belajar yang disebabkan oleh faktor waktu disebut juga perubahan budaya belajar yang alamiah. Perubahan budaya belajar dalam konteks ini berjalan sejalan dengan perkembangan individu atau kelompok sosial, misalnya perubahan budaya belajar anak-anak, memudian budaya belajar usia remaja, budaya belajar manusia dewasa.
b. Faktor kontak budaya dalam perubahan budaya belajar
Kontak budaya merupakan perubahan budaya belajar yang tidak alamiah. Kontak budaya dalam perubahan budaya berlangsung dalam proses peniruan, atau pengambilan suatu unsur budaya luar untuk kehidupan dijadikan kepentingan pemenuhan kebutuhan bagi suatu masyarakat.
c. Faktor kecepatan dalam perubahan budaya belajar
Kecepatan perubahan budaya menjadi prinsip dasar dalam perubahan budaya belajar. Kenyataanya setiap individu atau kelompok sosial memilki tingkat perubahan budaya sebagai sesuatu yang tidak bisa dipungkiri.
d. Akulturasi budaya belajar
Akulturasi timbul sebagai akibat adanya kontak langsung dan terus-menerus antara kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan adanya suatu perubahan kebudayaan yang asli dari kedua masyarakat bersangkutan.
Akulturasi budaya belajar dapat terwujud melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam antara lain : pertama, kontak budaya belajar bisa terjadi antara seluruh anggota masyarakat atau sebagian saja, bahkan individu-individu dari dua masyarakat. Kedua, kontak budaya belajar berjalan melalui perdamaian diantara kedua kelompok masyarakat yang bersahabat, maupun melalui cara permusuhan antar kelompok. Ketiga, kontak budaya belajar timbul diantara masyarakat yang mempunyai kekuasaan, baik dalam politik maupun ekonomi.
e. Asimilasi budaya belajar
Asimilasi budaya pada dasarnya proses saling mempelari pola budaya belajar antar individu dan kelompok sehingga dapat mengembangkan budaya belajar masing-masing. Karrean berkaitan dengan perubahan, maka awalnya melakukan identifikasi pola budaya belajar diantara yang sedang berasimilasi untuk kemudian dilanjutkan bersama-sama dalam bentuk perumusan dan tindakan budaya belajar secara konkrit.
Proses asimilasi budaya belajar dapat berjalan dengan cepat ataupun lambat bergantung kepada beberapa faktor, yakni a) adanya toleransi yang memadai antara dua individu atau kelompok masyarakat yang memilki perbedaan-perbedaan. b) adanya faktor ekonomi yang menjadi kemungkinan akan memperlancar atau memperlambat jalannya asimilasi budaya belajar. c) adanya faktor kesan yang baik atau rasa simpatik pada saat mengadakan kontak budaya belajar pada awalnya. d) adanya faktor perkawinan campuran menjadi faktor yang kuat untuk terwujudnya suatu asimilasi budaya belajar.
f. Inovasi budaya belajar
Individu atau masyarakat akan berkesesuaian derngan motivasi untuk mengadakan pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor berikut : a) adanya kesadaran dari para individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar yang selama ini dianutnya. b) adanya mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan dalam mendorong terjadinya penemuan budaya belajar yang baru. c) adanya sistem perangsang dalam masyarakat yangt mendorong adanya mutu budaya belajar dalam bentuk penghargaan khalayak menenai temuannya. Dan d) adanya suasana krisis yang berlangsung dalam masyarakat bersangkutan.
Suatu perubahan budaya belajar akan diterima suatu masyarakat apabila memenuhi syarat-syarat : pertama, masyarakat bersangkutan harus merasa butuh dengan perubahan budaya belajar yang diawali adanya kesadaran bersama bahwa budaya belajar yang saat ini berlangsung sudah tidak cocok lagi digunakan dalam kehidupan. Kedua, perubahan budaya belajar yang ditemukan harus dapat dipahami dan dikuasai oleh anggota masyarakat lainnya. Ketiga, penemuan budaya belajar harus bissa diajarkan pada masyarakat. Keempat, penemuan budaya belajar harus menggambarkan keuntungan masyarakat pada masa yang akan datang. Kelima, perubahan tersebut harus tidak merusak prestise pribadi atau pribadi atau golongan.
g. Difusi budaya belajar
Difusi budaya belajar dipandang sebagai proses penyebaran dari satu budaya belajar individu ke individu yang lainnya atau inta-masyarakat atau dari masyarakat ke masyarakat lainya atau difusi inter-masyarakat. Proses peniruan budaya belajar disebut imitasi. Proses imitasi budaya belajar tidak selalu dipandang negatif, karena pada prisipnya individu atau kelompok sosial itu tengah melakukan identifikasi budaya belajar baru. gejala peniruan ini berbentuk trial and error artinya mencoba-coba, bisa benar atau juga salah. Kalau kebetulan benar, maka budaya belajar baru akan terus digunakan dalam kehidupan mereka dan digunakan untuk mengganti budaya belajar sebelumnya.
2.3.b Dampak perubahan budaya belajar
Dampak perubahan budaya belajar dalam kehidupan dapatlah kita amati dalam kejadian sehari-hari dilingkungan kita. Kita ketahui bersama bahwa pembangunana nasional yang sedang dilaksanakan ini pada dasarnya adalah proses perubahan dari luar. Perubahan melalui pembangunan berkonsekuensi pada perubahan pada pola duni belajarnya. setiap individu atau kelompok masyarakat mengiterprestasikan sulinya kehidupan dan semakin ketatnya persaingan yang menjadi individu atau kelompok sosial mengubah pola budaya belajar dalam kehidupannya.
Respon perubahan budaya belajar pada suatu masyarakat dengan tingkat kebudayaannya memilki cara yang berbeda dalam menanggapi perubahan. Cara tersebut didasarkan pada perbedaan dalam latar belakang karakter budaya masing-masing berikut dengan ciri khasnya. Sebagai mana dipahami, latar belakang budaya yang diartikan sebagai model pengetahuan, pada dasarnya difungsikan untuk meng-interprestasikan pengalaman dan lingkungan nya serta yang mendorong terwujudnya suatu kelakuan.
Penetrasi budaya belajar adalah penyebab budaya belajar individu atau kelompok sosial dapat berubah yang disebakan oleh kontak dengan dunia luar. Penetrasi budaya adalah proses penerimaan suatu unsur kebudayaan dari luar. Unsur yang datang dari luar secara perlahan ikut menyertai atau membonceng dalam suatu saluran yang dianggap sebagai saluran umum, kemudian secara perlahan unsur tersebut masuk dan mengubah budaya belajar atau sebagian budaya belajar yang hidup dalam suatu masyarakat.
2.3.c Kepribadian dan budaya belajar
Pembahasan kepribadian pada umumnya membicarakan aspek internal individu, sementara budaya belajar berkaitan dengan aspek eksternal individu kepribadian tersebut diantaranya
a. Kepribadian yang selaras
Kepribadian yang selaras di sini adalah kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dimasyarakat yang bersangkutan. Seorang individu yang selaras adalah individu yang menjadikan pendukung kebudayaan yang besangkutan secara penuh karena jenis kepribadian yang dimilkinya itu terbentuk karena pengaruh kebudayaan dimana ia tinggal.
b. Kepribadian yang menyimpang
Kepribadian sesorang tidak selalu tumbuh sebagaimana yang diinginkan oleh orang tuanya atau masyarakat bersangkutan. Orang tua dan masyarakat hanyalah menyediakan sarana bagi perkembangan kepribadian. Suatu perkembangan tidak bisa memaksa individu untuk menjadi hitam semua atau putih semua. Kepribadian adalah sesuatu yang bersifat kejiwaan dan perkembangan mempunyai dinamika tersendiri.
Adanya kenyataan bahwa kepribadian itu tidaklah senantiasa sama dalam suatu masyarakat, dapat kita perluas dengan menunjukan gejala banyaknya orang yang memilki kelainan jiwa. Penyakit ini disinyalir disebabkan oleh adanya tekanan-tekanan sosial-budaya yang amat besar mempengaruhi kepribadian individu-individu besangkutan.
2.3. d. Sarana pewarisan budaya belajar
Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah “Transmisi kebudayaan”. Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.
Tanpa mempertahankan usaha pewarisan maka masyarakat akan punah dan dilupakan. Usaha pewarisan budaya dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan cara melibatkan berbagai institusi sosial yang ada, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan sekolah dan juga media masa sebagai penyalur informasi.
a. Lingkungan Pendidikan Keluarga
Dalam lingkungan keluarga memungkinkan seorang individu atau kelompok melakukan suatu identifikasi dilingkungannya, dan secara perlahan-lahan diinternalisasikan dalam kehidupannya. Proses identifikasi dalam keluarga menjadikan seseorang dapat mengenal keseluruhan anggota keluarganya, baik saudara dekat maupun saudara jauh.
Para orang tua atau kelompok yang sudah mapan dalam transmisi kebudayaan berfungsi sebagai nara sumber aktif melalui tindakan yang bersifat responsif dan senantiasa mendorong, menjelaskan berbagai kenyataan yang ada dilingkungan beserta perubahan-perubahan yang berlangsung disekitarnya. Upaya merespon, mendorong dan menjelaskan itu didasarkan atas pengalaman, pengetahuan, yang berlaku dilingkungannya sehingga cara-cara melaksanakan pembelajaran itu senantiasa disesuaikan dengan perwujudan kebudayaannya. Atau dengan kata lain cara-cara budaya belajar itu tidak lain sebagai hasil adaptasi dirinya dengan kebudayaan yang dianutnya.
Keluarga mempunyai peranan penting karena dalam keluarga itulah suatu generasi dilahirkan dan dibesarkan. Mereka mendapat pelajaran pertama kali di lingkungan keluarga, apalagi bagi masyarakat yang belum mengenal dan menciptakan lingkungan pendidikan formal.
b. Lingkungan pendidikan masyarakat
masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan untuk hidup bersama. Pada prinsipnya suatau masyarakat terwujud apabila di antara kelompok individu-individu tersebut telah lama melakukan kerja sama serta hidup bersama setelah menetap. Sistem pewarisan budaya lewat lingkungan masyarakat berlangsung dalam berbagai pranata sosial, diantaranya pemilahan hak milik, perkawinan, religi, sitem hukum, sestem kekerabatan dan sistem edukasi.
c. Lingkungan pendidikan sekolah
Sekolah adalah sarana yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam masyarakat dikategorikan sebagai pendidikan formal. Pendidikan di sekoah dalam kerangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya. Para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang disesuaikan dengan sistem pengetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Dan proses pewarisan budaya disekolah dilakukan secara bertahap, terencana dan terus-menerus. Sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisai dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak. Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi sosial di antara para anggotanya yang bersifat unik pula, dan inilah yang disebut kebudayaan sekolah. Ada beberapa unsur penting dalam kebuadayaan sekolah yaitu:
1. letak lingkungan, dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah, mebiler, perlengkapan yang lain);
2. Kurikulum yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan.
3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas siswa, guru, non teaching specialist, dan tenaga administrasi.
4. Nilai-nilai normal, sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah
Tiap-tiap sekolah mempunyai kebudayaan sendiri yan g bersifat unik, tiap sekolah memili aturan tata tertib, kebiasaan, upacara , mars atau hymne sekolah, pakaian seragam dan lambang yang berbeda yang memrikan corak khas sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian bahwa kebudayaan sekolah mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap proses dan cara belajar siswa
d. Lingkungan pendidikan media masa
Media masa adalah suatu bagian dalam masyarakat yang bertugas menyebarluaskan berita, opini, pengetahuan, dan sebagainya. Sifat media masa adalah mencari bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik perhatian, dan menyangkut kepentingan bersama. Media masa sebagai media kontrol bagi terjadinya berbagai penyimpangan dari nilai dan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transmisi budaya belajar adalah suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan proses belajar.
Transmisi budaya belajar muncul sebagai pedoman agar acuan dan pedoman belajar tetap terjaga, sekalipun memungkinkan adanya perubahan karena inovasi.
Transmisi budaya belajar itu sendiri dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah karena waktu, kontak budaya, inovasi, asimilasi dan difusi budaya. Sehingga menghasilkan proses terjadinya transmisi budaya belajar.
Adapun sarana-sarana untuk mentransmisikan budaya belajar, diantaranya keluarga, sekolah, masyarakat dan media masa.
4.2 Saran
Transmisi budaya belajar merupakan hal yang harus diperlihara dan harus berkesinambungan dan berkelanjutan. Transmisi budaya belajar jangan sampai terputus, apalagi budaya belajar yang baik tentunya. Untuk memahami tentang konsep transmisi budaya belajar yang lebih dalam, anda diharapkan senantiasa membaca buku-buku yang berkenaan dengan transmisi budaya belajar. Lalu kemudian anda mempraktekannya melalui analisis dilapangan terkait dengan transmisi budaya belajar itu sendiri.
Referensi Makalah:
1. Buku panduan kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
2. Makalah Dadan Wahidin tentang konsep, transmisi dan perubahan budaya belajar
3. Artikel Agus Ruslan tentang Agen Sosialisasi Budaya
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,