Oleh: Ence Surahman (Jaisyurahman)
Salah satu ciri khas seorang pembelajar atau peserta didik yang paling menonjol adalah “kebiasaan membaca”. Kebiasaan membaca lebih dikenal dengan sebutan “Budaya Baca”. Budaya baca yaitu kebiasaan seorang siswa dalam rangka menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuannya. Budaya baca yang baik yang dimiliki oleh seorang pelajar akan menjadi penunjang keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya. Asumsi saya adalah “semakin baik budaya baca seseorang maka akan semakin tinggi pula ilmu dan semakin luas wawasannya”. Saya sangat yakin bagi seorang pelajar membaca adalah kebiasaan yang sangat penting dilakukan, karena bagaimanapun dengan membaca maka terbukalah cakrawala wawasan yang selama ini terhalang oleh dinding ketertutupan.
Lalu mengapa budaya membaca begitu penting? Sejauh mana tingkat pentingnya budaya membaca pada diri seorang pelajar? Lalu bagaimana kondisisnya dilakangan para pelajar Indoensia? Selanjutnya permasalahan apa saja yang menyebabkannya? Pada tulisan ini Anda akan menemukan jawabannya.
Mengapa pelajar penting untuk memiliki budaya membaca yang baik? Berikut ini beberapa alasan pentingnya pelajar memiliki budaya baca, diantaranya:
1. Sejak dulu ilmu pengetahuan terus bermunculan, bertambah dan terus berkembang sejalan dengan penemuan-penemuan baru dan inovasi dari ilmu pengetahuan yang terus tumbuh subur, dan ilmu pengetahuan tidak akan bisa disebarluaskan, ditransferkan kepada generasi selanjutnya kecuali dengan dibuatnya dalam catatan sejarah, dan catatan sejarah llmu terutama yang berkembang sebelum abad 20, biasanya tercetak dalam sebuah buku, dan tentu untuk menggalinya selain dibimbing seorang ahli, secara mudahnya bisa dilakukan dengan cara membaca buku-buku yang ada.
2. Kebiasaan membaca akan sangat menambah wawasan seseorang. Sekalipun menurut teori pengalaman edgardale bahwa belajar dengan cara membaca input ang masuknya kisaran 30%an. Yang laing tinggi dari pola belajar melakukan sendiri. namun kedati demikian membaca teap menjadi laternatif tersendiri bagi seorang pelajar, terlebih tidak banyak pelajar yang rajin mengatualisasikan ilmu,
3. Membacar merupakan aktifivitas yang positif, jadi kalau saat ini para pelajar dikhawatirkan banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat maka dengan membaca akan meminimalisir tingkat ketidak-bergunaan waktu yang dihabiskan pelajar.
Intinya adalah sebagaimana dalam sebuah peribahasa yang suah sangat kita kenal bahwa “buku adalah gudangnya ilmu dan membaca adalah kuncinya” jadi inlah jawaban bagi para pelajar agar menjadi penuh wawasan sehingga menjadi salahsatu cara untuk memajukan peradaban manusia. Karena sebagaimana kisah-kisah banyak ilmuan zaman dulu yang nyata-nyata mereka bisa menjadi lmuan bukan dengan hanya berjemur diri melainkan waktunya banyak dihabiskan untuk mengali ilmu dan wawasan sehingga akhirnya mereka mejadi ilmuwan ternama karena banyaknya wawasan yang dimilikinya dan hari ini kia bisa melihat bawha kondisinya sangat berbeda, sepertinya budaya baca yang dimiliki ilmuan zaman dulu sudah banyak yang hilang. Ini adalah bagian dari permasalahan. Permasalahan yang akan membuat runtuhnyaperadaban ilmu yang akan menjadikan tenggelamnya para ilmuwan. Memang faktor lain ynag manjadikan hal ini banyak sekali terlebih saat ini kita sedang dalam era informasi dan juga teknologi. Dan untuk pembahasan mengenai faktor-faktor penyebab runtuhnya bangunan sejarah yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Fenomena yang terlihat saat ini adalah kurangnya motivasi baca yang ditunjukan oleh siswa saat ini. Kurangnya motivasi ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan baik itu masing-masing individu ataupun dari sistem secara keseluruhan. Adapun yang menjadi faktor menurunnya motivasi baca pada kalangan pelajar, menurut Pak Imam dari Direktorat Tenaga Kependidikan kementerian pendidikan Nasional dalam jumpa dengan Prodi Perpustakaan dan informasi UPI Bandung. Bahwa kata beliau yang membuat turunnya minat baca pelajar adalah karena salahnya metode belajar yang dilakukan oleh pendidik (guru). Maka kata beliau kalau mau kembali meningkatkan minat dan budaya baca pelajar maka metode-metode pembelajaran yang dilakukan diantaranya adalah metode penemuan sendiri (inquiry) dan discovery.
Selain salahnya metode belajar yang digunakan faktor lainnya adalah kurangnya bahan abacaan yang tersedia dengan mudah. Artinya dibutuhkan bahan bacaan yang banyak dan mudah didapat, misalnya dengan adanya taman bacaan ditemat-tempat umum, terutama disekolah maka dengan begitu semakin lingkungan mengkondisikan maka akan semakin baik dan semakin tinggi minat baca seorang pelajar.
Faktor lainnya yang menyebabkan rendahnya minat baca pelajar adalah banyaknya perkembangan teknologi yag menyibukan seseorang, misalnya karena terlalu banyak bermain musik, atau mungkin terlalu sibuk dengan chatting di Internet yang saat ini telah masuk kesetiap sau para pelajar, dengan handphone yang terdapat fitur internetnya, maka disinilah pentingnya peran guru, dan orang tua untuk selalu memantau setiap kegiatan siswanya. Dengan begitu pelajar akan dikondisikan untuk memiliki jadwal khusus membaca.
Lalau bagaimana membuat seseorang menjadi tinggi minat bacanya?
Bagi yang tidak biasa baca, ketika disodorkan sebuah bahan bacaan maka ia tidak akan langsung menerima untuk membacanya terlebih bukunya tidak disukainya. Berbeda dengan orang yang hobby bacanya tinggi ketika ia diberikan sebuah bacaan terlebih topiknya sangat ia butuhkan maka ia akan dengan sendirinya mancari dan mendalami setiap bahan bacaan yang ada. Untuk itu bagi yang pemula perlu dikondisikan dulu, dengan pendekatan artinya jangan langsung diberikan buku-buku yang baik tapi tidak disukasinya, lebih baik diawal berikan buku yang yang disukainya, misal seorang anak sangat gemar dengan cerita Naruto, maka awali dengan memberikan novel naruto, baru setelah minat bacaya muncul secara bertahap berikan buku-buku yang lainnya.
Writed On The Way From Jakarta To Bandung
after Studitour with Library Study Programe UPI
Salah satu ciri khas seorang pembelajar atau peserta didik yang paling menonjol adalah “kebiasaan membaca”. Kebiasaan membaca lebih dikenal dengan sebutan “Budaya Baca”. Budaya baca yaitu kebiasaan seorang siswa dalam rangka menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuannya. Budaya baca yang baik yang dimiliki oleh seorang pelajar akan menjadi penunjang keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya. Asumsi saya adalah “semakin baik budaya baca seseorang maka akan semakin tinggi pula ilmu dan semakin luas wawasannya”. Saya sangat yakin bagi seorang pelajar membaca adalah kebiasaan yang sangat penting dilakukan, karena bagaimanapun dengan membaca maka terbukalah cakrawala wawasan yang selama ini terhalang oleh dinding ketertutupan.
Lalu mengapa budaya membaca begitu penting? Sejauh mana tingkat pentingnya budaya membaca pada diri seorang pelajar? Lalu bagaimana kondisisnya dilakangan para pelajar Indoensia? Selanjutnya permasalahan apa saja yang menyebabkannya? Pada tulisan ini Anda akan menemukan jawabannya.
Mengapa pelajar penting untuk memiliki budaya membaca yang baik? Berikut ini beberapa alasan pentingnya pelajar memiliki budaya baca, diantaranya:
1. Sejak dulu ilmu pengetahuan terus bermunculan, bertambah dan terus berkembang sejalan dengan penemuan-penemuan baru dan inovasi dari ilmu pengetahuan yang terus tumbuh subur, dan ilmu pengetahuan tidak akan bisa disebarluaskan, ditransferkan kepada generasi selanjutnya kecuali dengan dibuatnya dalam catatan sejarah, dan catatan sejarah llmu terutama yang berkembang sebelum abad 20, biasanya tercetak dalam sebuah buku, dan tentu untuk menggalinya selain dibimbing seorang ahli, secara mudahnya bisa dilakukan dengan cara membaca buku-buku yang ada.
2. Kebiasaan membaca akan sangat menambah wawasan seseorang. Sekalipun menurut teori pengalaman edgardale bahwa belajar dengan cara membaca input ang masuknya kisaran 30%an. Yang laing tinggi dari pola belajar melakukan sendiri. namun kedati demikian membaca teap menjadi laternatif tersendiri bagi seorang pelajar, terlebih tidak banyak pelajar yang rajin mengatualisasikan ilmu,
3. Membacar merupakan aktifivitas yang positif, jadi kalau saat ini para pelajar dikhawatirkan banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat maka dengan membaca akan meminimalisir tingkat ketidak-bergunaan waktu yang dihabiskan pelajar.
Intinya adalah sebagaimana dalam sebuah peribahasa yang suah sangat kita kenal bahwa “buku adalah gudangnya ilmu dan membaca adalah kuncinya” jadi inlah jawaban bagi para pelajar agar menjadi penuh wawasan sehingga menjadi salahsatu cara untuk memajukan peradaban manusia. Karena sebagaimana kisah-kisah banyak ilmuan zaman dulu yang nyata-nyata mereka bisa menjadi lmuan bukan dengan hanya berjemur diri melainkan waktunya banyak dihabiskan untuk mengali ilmu dan wawasan sehingga akhirnya mereka mejadi ilmuwan ternama karena banyaknya wawasan yang dimilikinya dan hari ini kia bisa melihat bawha kondisinya sangat berbeda, sepertinya budaya baca yang dimiliki ilmuan zaman dulu sudah banyak yang hilang. Ini adalah bagian dari permasalahan. Permasalahan yang akan membuat runtuhnyaperadaban ilmu yang akan menjadikan tenggelamnya para ilmuwan. Memang faktor lain ynag manjadikan hal ini banyak sekali terlebih saat ini kita sedang dalam era informasi dan juga teknologi. Dan untuk pembahasan mengenai faktor-faktor penyebab runtuhnya bangunan sejarah yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Fenomena yang terlihat saat ini adalah kurangnya motivasi baca yang ditunjukan oleh siswa saat ini. Kurangnya motivasi ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan baik itu masing-masing individu ataupun dari sistem secara keseluruhan. Adapun yang menjadi faktor menurunnya motivasi baca pada kalangan pelajar, menurut Pak Imam dari Direktorat Tenaga Kependidikan kementerian pendidikan Nasional dalam jumpa dengan Prodi Perpustakaan dan informasi UPI Bandung. Bahwa kata beliau yang membuat turunnya minat baca pelajar adalah karena salahnya metode belajar yang dilakukan oleh pendidik (guru). Maka kata beliau kalau mau kembali meningkatkan minat dan budaya baca pelajar maka metode-metode pembelajaran yang dilakukan diantaranya adalah metode penemuan sendiri (inquiry) dan discovery.
Selain salahnya metode belajar yang digunakan faktor lainnya adalah kurangnya bahan abacaan yang tersedia dengan mudah. Artinya dibutuhkan bahan bacaan yang banyak dan mudah didapat, misalnya dengan adanya taman bacaan ditemat-tempat umum, terutama disekolah maka dengan begitu semakin lingkungan mengkondisikan maka akan semakin baik dan semakin tinggi minat baca seorang pelajar.
Faktor lainnya yang menyebabkan rendahnya minat baca pelajar adalah banyaknya perkembangan teknologi yag menyibukan seseorang, misalnya karena terlalu banyak bermain musik, atau mungkin terlalu sibuk dengan chatting di Internet yang saat ini telah masuk kesetiap sau para pelajar, dengan handphone yang terdapat fitur internetnya, maka disinilah pentingnya peran guru, dan orang tua untuk selalu memantau setiap kegiatan siswanya. Dengan begitu pelajar akan dikondisikan untuk memiliki jadwal khusus membaca.
Lalau bagaimana membuat seseorang menjadi tinggi minat bacanya?
Bagi yang tidak biasa baca, ketika disodorkan sebuah bahan bacaan maka ia tidak akan langsung menerima untuk membacanya terlebih bukunya tidak disukainya. Berbeda dengan orang yang hobby bacanya tinggi ketika ia diberikan sebuah bacaan terlebih topiknya sangat ia butuhkan maka ia akan dengan sendirinya mancari dan mendalami setiap bahan bacaan yang ada. Untuk itu bagi yang pemula perlu dikondisikan dulu, dengan pendekatan artinya jangan langsung diberikan buku-buku yang baik tapi tidak disukasinya, lebih baik diawal berikan buku yang yang disukainya, misal seorang anak sangat gemar dengan cerita Naruto, maka awali dengan memberikan novel naruto, baru setelah minat bacaya muncul secara bertahap berikan buku-buku yang lainnya.
Writed On The Way From Jakarta To Bandung
after Studitour with Library Study Programe UPI
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,