Oleh : Jaisyurrahman
Kekuatan cinta memang sangat luar
biasa, bahkan bagi mereka yang sedang dimabuk cinta, dampaknya begitu hebat
bahkan kadang mengerikan. orang yang sedang dimabuk cinta berani bilang
“Cinta,
demi dirimu,
Lautan kan
kusebrangi,
gunung
tinggi kan ku daki,
jalan jauh
kan ku tempuh,
hutan
rimba tak kan jadi penghalang,
demi
cintaku padamu wahai cinta”.
Kembali ke topik
pembicaraan diatas, ketika orang jatuh cinta pada sesuatu yang dicintainya,
apakah itu dari kalangan lawan jenisnya, ataupun hal lain yang membuat
seseorang mencintainya, maka tentu beberapa yang akan Kita temukan pada diri
orang tersebut diantaranya selalu ingin terlihat pantas di hadapan yang
dicintainya, dan selalu tidak ingin keburukannya di ketahui barang sedikitpun.
Ini memang sudah hukum alam, bahwa orang yang mencintai sesuatu, akan selalu
berupaya memberikan yang terbaik yang ia bisa untuk yang dicintainya, selalu
ingin terlihat pantas dan cakap dan tidak ingin terlihat kusut atau mengerikan.
J.
Ketika berbicara
topik tentang cinta memang sangat menarik, karena cinta adanya dihati bukan di
akal, karena cinta itu dirasa bukan di pikirkan. Wajar jika cinta ini menjadi
perkara yang teramat sangat privasi dalam jiwa-jiwa pengidapnya, karena memang
bukan perkara mudah untuk dideteksi, yang tahu persis adalah ia dan hatinya.
Begitupula cinta kepada Sang Maha Penggengam Cinta. Bahkan
Ia adalah sumber cinta yang disebarkan di dunia yang kita rasakan. Ialah yang
menghembuskan cinta pada ayah dan bunda kita, Ia-lah yang menumbuhkan berbagai
ragam macam cinta dalam hati kita kepada sesuatu yang kita cintai. Menurut
hemat saya agar cinta didunia senantiasa ada dan tidak pernah hilang,
selayaknya kita mencintai-Nya melebihi segalanya. Agar Ia dengan rahman rahim-Nya
senantiasa memaksimalkan penganugrahan nikmat Cinta-Nya untuk kita dan semua
makhluk-Nya.
Lalu pertanyaannya adalah seberapa besarkah cinta kita
kepada-Nya dan bagaimanakah bentuk cinta kita kepada-Nya? Ini pertanyaan
penting yang mengharuskan kita semua memiliki jawaban yang tepat. Untuk
mengetahui besaran cinta Kita kepada-Nya, cobalah jawab beberapa pertanyaan
berikut ini:
-
Benarkah Kita mencintainya diatas
segala sesuatu yang Kita cintai?
-
Apakah Kita memahami hakikat cinta
yang Kita khususkan untuk-Nya?
-
Bagaimanakah bukti Kita mencintainya
sepenuh hati?
-
Dalam bentuk apa saja Kita
mengekspresikan cinta Kita kepada-Nya?
-
Jika memang Kita paham bahwa ibadah
adalah salah satu bentuk cinta kepada-Nya, lalu sudah sejauh mana Kita memahami
ibadah yang seharusnya Kita lakukan dan yang tidak seharusnya Kita lakukan?
-
Sudah benarkah shalat kita?
-
Sudah benarkah shaum kita?
-
Sudah benarkah sedekah kita?
-
Sudah benarkah tilawah dan tadabur
qur’an kita?
-
Sudah benarkah amalan-amalan pisik
dan hati kita?
Dll
Lalu jika kita mencintaiNya, layakkah kita membagi cinta kita
dengan sesuatu yang selain-Nya? Layakkah kita menghadap-Nya dalam shalat dengan
menyengaja terlambat? Layakkah Ia mencintai kita sementara shaum kita, tidak kita
lakukan dengan penuh keikhlasan? Layakkah Ia mencintai kita sementara sedekah kita
berbalut riya? Layakkah Ia mencintai kita sementara mulut dan lida ini lebih
fasih mengupat ketimbang mengingatnya dalam dzikir dan tilawah wahyu-Nya?
Layakkah Ia mencintai kita sementara saat malam kita hanya di isi dengan tidur
semata? Layakkah Ia mencintai kita sementara perut kita, di isi dengan harta
haram dan yang diperoleh dengan cara yang tidak halal?
Layakkah Ia mencintai kita dengan sepenuh hati-Nya sementara
mata kita, banyak kita gunakan untuk melihat perkara yang tidak sepatutnya kita
lihat? Layakkah Ia mencintai kita sementara telinga kita, banyak mendengar
perkara batil dan haram serta segala sesuatu yang tidak selayaknya kita dengar?
Layakkah Ia mencintai kita sementara tangan dan kaki kita terbiasa melakukan
sesuatu yang tidak Ia sukai? Layakkah Ia mencintai kita sementara hati kita
lalai dari mengingat dan mencintai-Nya? Masih bisakah kita mengatakan bahwa kita
layak di cintai-Nya?
Jika memang, hati kita berkata “TIDAK LAYAK”, maka janganlah kita berkecil hati dan berputus asa
dari curahan cinta-Nya, karena Ia adalah Dzat Yang Maha Murah dan Maha Kasih.
Tidak perlu khawatir, karena sebanyak apapun dosa kita, akan ia hapuskan,
marilah kita mendekatinya lagi, marilah kita mendalami ilmuNya agar kita layak
dicintai-Nya dan dijadikan kekasih hati-Nya, agar Ia turunkan sakinah dalam
hati kita, agar ia curahkan kasih sayangnya hingga kita merasakan
kedahsyatannya.
Marilah kita azamkan dalam hati memohon hadirnya cinta
terbaik dari-Nya, dengan bertobat memohon ampun atas setiap kesalahan kita,
marilah kita melakukan yang terbaik semampu kita untuk menghadirkan cinta-Nya
pada kita, dan janganlah membuat Ia kecewa terhadap apa yang kita lakukan di
dunia ini. Mumpung kita masih di dunia, marilah kita bersegera menggapai
cinta-Nya dengan memantaskan diri untuk layak di jadikan kekasih-Nya, aamiin.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,