Oleh : Jaisyurrahman Memang sudah menjadi fitrah manusia, gemar mengkritisi segala sesuatu yang dianggapnya ganjil, aneh, nyeleneh, tidak logis, diluar kebiasaan, diluar adat dan tabi’at, apalagi keluar dari norma dan tata nilai yang ada. Hal itu memang wajar tidak perlu dianggap tabu, karena sikap kritik juga bisa menjadi pembangun bagi yang dikritiknya kalau mau menerima dengan lapang dada. Contoh sederhana yang mungkin sering kita simak dalam keseharian, adalah kritikan-kritikan pedas sebagaian kalangan yang mengritisi kebijakan pemerintah negara indonesia, baik kebijakan yang yang bersifat macro ataupun micro, rasanya selalu ada kritik, padahal kebijakan tersebut tidak terlalu salah untuk kebanyakan kalangan, namun tetap saja kalangan yang lain walaupun minoritas mengkritiknya. Ya itulah ciri bahwa sifat kritik adalah fitrahnya manusia. Melalui tulisan ini saya ingin mencoba menyadarkan diri sendiri, dan harapannya ada hal positif yang juga bermanfaat untuk para pembaca s
Blog ini berisi cerita perjalanan seorang pemuda dari desa yang menjadi dosen di Universitas Negeri Malang (UM), dan baru saja menyelesaikan program doktornya di National Tsing Hua University (NTHU) Taiwan.