Oleh
: Ence Surahman
Gambar : http://1.bp.blogspot.com/
Sabtu, tanggal 30 Maret kemarin bisa dibilang Sabtu yang begitu
mengesankan hati. Setelah malam sebelumnya tidak bisa tidur nyenyak karena
sengaja tidak membawa sleeping bag ke
agenda camping ceria dalam rangka
syukuran wisudawan angkatan 2008 di Jaya Giri Camping Gorund. Dengan hanya bermodalkan hammouk tanpa atap dan
tenda dome yang sudah penuh ditempati teman-teman yang lainnya, akhirnya badan
ini harus rela tidur sekejap saja, karena tepat jam 2.30 harus terbangun dan
menyalakan perapian karena badang menggigil kedinginan.
Sementara hari ini, agenda cukup padat. Tepat setelah paginya
belanja kepasar lembang untuk bahan masakan dilanjutkan dengan menyiapkan
sebagian masakan untuk dihidangkan pada acara puncak syukuran, dan setelah
selesai makan bersama dilanjutkan dengan foto bareng teman-teman yang hadir.
Saya tak bisa menunggu lama, melainkan segera meninggalkan tempat karena sudah
punya janji harus sudah tiba di Mesjid Salman ITB sebelum dzuhur.
Dan luarbiasanya dengan rasa deg-degan khawatir terlambat dan
karena saya tidak terbiasa melakukan hal tersebut, akhirnya mandi, kemudian
mengepas perlengkapan yang harus dibawa dan langsung berlari kencang dengan
kuda kesayangan menuju Salman, dan alhamdullillah saya masih bisa sampai di
salman dan masih bisa mengikuti shalat dzuhur berjama’ah.
Selepas shalat, saya langsung menemui teman yang saya kira sudah
datang lebih dulu dan ternyata memang begitu adanya. Dan saya baru tahu
ternyata beliau adalah salahsatu pengurus Salman di bidang pemberdayaan
masyarakat yang menjadi pelaksana program, diantara program yang beliau kelola
adalah program kampung bangkit. Dan hari ini juga saya baru tahu ternyata saya
diundang untuk berbicara atas undangan dari teman-teman divisi pemberdayaan
masyarakat Salman. Sungguh saya tidak menyangka.
Tepat pukul 13.00 WIB kami berangkat menuju kampung tujuan yakni
salah satu kampung yang berada di kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat.
Lebih tepatnya di Desa yang sedang terjadi bencana longsor yang berhasil
menewaskan belasan warga. Ternyata teman-teman dari Salman berangkat kesana
sekaligus memiliki dua tujuan, yakni memberikan bantuan kepada warga yang
terkena bencana dan memberikan training motivasi kepada salah satu sekolah,
tepatnya Sekolah Arrafah untuk membekali para siswanya yang akan melaksanakan
ujian nasional dan yang akan ikut ujian SNMPTN. Dan disekolah itulah tempat
acara saya.
Sesampainya disana, alhamdulillah menjelang waktu asar, dan kita
langsung bersiap. Namun ada yang luarbiasa bagi saya, karena rupanya bahan
materi yang harus saya sampaikan belum juga selesai, karena semalam saya tidak
mempersiapkannya sama sekali, akhirnya saya mengedit dulu dan memastikan kepada
panitia bahwa saya sudah siap untuk mengisi.
Ketika kami sedang menyiapkan ruangan, subhanallah tiba-tiba hujan
lebat bercampur angin kencang membasahi, hingga hampir saja kami pindah ruangan
dan tentu akan menambah waktu yang dibutuhkan, dan yang lebih membuat deg-degan
adalah tiba-tiba terdengar suara bahwa
lampunya mati, dan itu berarti saya harus menyampaikan materi tanpa slide,
audio, video dan tayangan yang sudah disediakan, dalam hati saya berkata, wah ini acara yang luar
biasa dan ini jarang saya alami. Ketika hati sedang bertanya-tanya, namun
alhamdulillah masih bisa menenangkan diri dan ternyata alhamdulillah lampunya
hidup kembali.
Tapi ternyata tidak sampai disana, ketika saya sudah masuk pada
penyampaian materi tentang persiapan UN dan SNMPTN, saya dikejutkan lagi
sebanyak 2 kali, lampunya mati dan hidup lagi. Sampai-sampai membuat semua
rencana penyampaian materi agak menjadi tidak sesuai rencana, namun akhirnya
alhamdulillah semuanya berakhir dengan lega.
Namun maha adilnya Allah, ketika dari awal saya sudah mendapatkan
banyak tekanan, dan kejengkelan serta ketidaknyamanan hati dan pikiran,
subhanallah diakhir kisah sore itu, sebelum pulang ke Bandung rupanya salah
satu guru disekolah tersebut mengajak kami untuk sejenak berkunjung ke tempat
makan di Danau Saguling yang terkenal dengan sajian ikan bakarnya. Dna ternyata
memang demikian yang saya saksikan. Ketika mentari hendak menutup matanya
pertanda malam akan segera menampakkan wajah cantik rembulan, dikala itulah
hidangan ikan bakar yang dibuat lezat dengan sambal raa cikurnya, membuat lelah
hari ini terasa hilang seketika. Terlebih jamuan dan penyambutan pihak sekolah
yang menentramkan hati dan suasana hangat yang kami ciptakan disepanjang
perjalanan, alhamdulillah sore itu kembali disadarkan oleh Yang Maha Kuasa,
bahwa sesungguhnya setelah kesulitan, kepenatan, kesempintan, kelelahan itu ada
yang dinamakan kemudahan, kelapangan,
kenyamanan dan kesenangan.
Untuk itu, bagi siapapun para pembaca yang baik hati, yakinilah
bahwa saat-saat indah itu pasti kan tiba. Kalaupun saat ini Anda masih
merasakan kejenuhan, kelelahan, sesungguhnya akan ada momentum sebaliknya yang
datang pada kehidupan Anda, dan akan membuat Anda semakian meyakini dan
menyadari bahwa Allah itu Maha Adil dan Maha Memahami keadaan hamba-Nya serta
Maha Mencintai seluruh hamba-Nya. Wallahu’alam.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,