Oleh : Ence Surahman, S.Pd
(artikel ke-11 dari program ramadhan one day one
article)
Alhamdulillah malam ini, penceramah kultum
tarawih membahas tentang tobat dan luasnya ampunan Allah swt. Beberapa hal
tentang tobat yang berhasil saya save dibenak saya, yang juga sempat saya
tuliskan dalam #twitkultum di akun twitter saya, diantaranya bahwa yang namanya
tobat atau penyesalan dan permohonan ampunan kepada Allah merupakan sebuah
keniscayaan dari seorang makhluk yang memang tidak akan pernah luput dari salah
dan lupa.
Yang kedua manusia pertama melakukan tobat
adalah sekaligus manusia pertama yang diciptakan, yakni Nabi Adam as
sampai-sampai doa permohonan ampunnya dituliskan dalam al-qur’an “robbana dholamna anfusana wailantaghfirlana
latarhamna lanakunana minal khosirin” hal ini menguatkan pernyataan diatas
bahwa setiap manusia memang akan bertemu dengan kesempatan tobat dikarenakan
kesalahan yang diperbuatnya.
Ketiga tobat dilaksanakan oleh mereka yang sadar
akan kesalahannya. Artinya bagi yang sedang tidak sadar maka tidak ada tobat
bagi dirinya, yang ada khilaf berkepanjangan, dan ini menegaskan apabila
seseorang berbuat salah dan tidak bertobat, berarti orang tersebut dalam
keadaan tidak sadar.
Keempat tobat yang paling sederhana adalah
dengan cara menyesali perbuatan salah yang sudah dilakukannya dan ia segera
meminta ampun agar dosanya segera diampuni dan adzab yang disediakannya tidak
menimpa dirinya.
Kelima beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam
rangka memohon ampun kepada Allah, yakni yang paling sederhana adalah dengan
cara beristighfar, dan lebih baik jika ia melakukannya sesegera mungkin setelah
melakukan perkara yang salah. Yang kedua adalah dengan cara mengiri perbuatan
yang salah dengan perbuatan yang baik, dengan harapan semoga amal baik yang
dilakukannya menjadi penggugur dosa yang baru saja dilakukannya, yang ketiga
adalah dengan berdo’a dan berdzikir kepada Allah, banyak doa yang dicontohkan
oleh rosulullah saw dalam rangka memohon ampunan Allah swt.
Dan yang paling penting harus kita ingat adalah
apabila kita berbuat salah kepada Allah dalam arti melanggar perintahnya yang
secara langsung berhubungan denganNya, maka janji Allah adalah ampunan yang
luasnya tiada terhingga bahkan kesalahan yang banyak seperti budah dilautanpun
bukan masalah untuk dapat pengampunan Allah, kecuali kalau sudah masuk pada
dosa-dosa besar seperti menyekutukan Allah, tentu tidak semudah itu.
Tapi yang berikutnya yang harus menjadi
perhatian kita adalah apabila kita berbuat salah kepada sesama manusia, maka
sebelum kita meminta ampunan dari Allah wajib hukumnya bagi kita meminta maaf
dari orang tersebut, dan apabila tidak maka itu berarti kita dengan menahan
diri dari mudahnya masuk surga, karena dosa kepada sesama harus diselesaikan
dulu dengan sesema, maka dari itu apabila kita pernah berbuat salah kepada
orang lain, baik yang disengaja ataupun
tidak, bersegeralah untuk meminta maaf, dan apabila ia tidak memberikan maaf
maka urusannya kembali kepada Allah swt.
Nah agar supaya kita dimudahkan maafnya oleh
orang lain, jadilah pribadi yang memulai memberikan maaf, artinya kalau ada
orang lain yang berbuat salah, maka janganlah kita mengingat-ingat kesalahnnya
namun bersegeralah untuk memaafkannya walaupun tidak langsung dihadapan orang
tersebut, cukup sampaikan ke Allah “Ya Allah, saya telah dengan ikhlas hati
memaafkan kesalahan sipulan, maka janganlah kesalannya menjadikan penghalang
masuk ia kedalam surgaMu” dengan hal tersebut semoga kita pun diperlakukan
demikian oleh orang yang telah kita perbuat dosa padanya.
Berbiacara mengenai kebiasaan memaafkan
kesalahan orang lain, cukuplah kiranya kisah seorang sahabat yang dikabarkan
oleh Rosulullah sebagai ahli sorga, padahal amal ibadahnya tidak lebih hebat
dari ibadah sahabat lainnya, ternyata rahasianya adalah ia selalu membebaskan
hati dan memaafkan kesalahan orang yang telah berbuat salah padanya walaupun
orang itu belum meminta maaf darinya, subhanallah.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,