WHOLE OF GOVERNMENT
Drs. I Wayan Mudita, M.Par
Suasana pembelajaran WOG
Indonesia merupakan salah satu negara yang luas, memiliki banyak pulau, suku, agama, keyakinan, adat istiadat, bahasa, budaya, kesenian, karakteristik dan lain-lain. Itulah sebagian alasan mengapa kita perlu menerapkan konsep Whole of Government (WOG). Keragaman berpeluang melahirkan diintegrasi bangsa. Di samping itu luasnya geografis daerah dapat melahirkan ego sektoral dan ego kultural yang berupaya untuk saling mengalahkan. Mentalitas sempit yang lebih mementingkan sektor masing-masing bisa terus menguat manakala perekat antar sektor melemah. Dengan demikian kita perlu menerapkan whole of government.
Materi WOG dimaksudkan untuk memberikan fondasi dan nilai fundamental kepada ASN mengenai pentingkan merumuskan tujuan, bersama, menyiapkan upaya-upaya bersama (kolaborasi lintas sektor) dalam mencapai tujuan umum serta menciptakan perekat kebangsaan yang kuat. Kolaborasi merupakan salah satu kegiatan untuk mengintegrasikan, menyatukan, menyamakan beberapa kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik yang sama secara efektif dan efisien. Contohnya SAMSAT (sistem administrasi manunggal satu atap). Contoh lain program yang sudah menerapkan WOG adalah pelayanan terpadu semua layanan masyarakat yang dikenal dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
WOG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait denagn urusan-urusan yang relevan. Beberapa negara yang sudah lama menerapkan WOG adalah China, Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru.
WOG menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektroral, dengan menggunakan pendekatan formal dan informasl serta bertujuan untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Mengapa WOG penting karena dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Eksternal didasarkan pada harapan masyarakat, good govenrment, new public polices, dan MDGs. Adapun faktor internal terkait dengan keragaman bangsa. Pendekatannya denagn menciptkana solusi yang berkelanjutan, meningkatkan efektivitas, dan menyelesaikan permasalahan dari berbagai aspek.
Suasana Pembelajaran WOG
Prinsip dari WOG adalah adanya kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, melibatkan seluruh aktor yang ada dalam sistem pemerintahan. Ciri-ciri WOG meliputi terpadu, tujuan bersama, pelayanan publik, lintas sektor, pengembangan kebijakan yang dilakukan antar sektor.
Beberapa manfaat dari penerapan WOG diantaranya adalah meningkatkan dan membangun akuntabilitas, efisien, sharing informasi, lingkungan kerja, daya saing, akumulasi, dan koherensi kebijakan. Manfaat lainnya adalah menurunkan /mengurangi biaya, pemborosan, duplikasi pekerjaan, inkonsisten kebijakan dan waktu penyelesaian layanan terpadu. Keuntungan lainnya adalah outcomes focussed, boundary spanning, enabling, strengthening prevention.
WOG dilakukan dalam sistem kelembagaan nasional/daerah, sistem koordinasi (penyertaan, dialog, joint planning), integrasi (joint working, joint venture, satelit), kedekatan dan pelibatan (aliansi strategis, union, dan merger) dsb, dan SDM, mindset, culture set dan sebagainya.
Praktik WOG diantaranya penguatan koordinasi antar lembaga, antara sektor lembaga. Cara lainnya adalah mengurangi jumlah kelembagaan agar lembaga lebih efektif dan efisien. Berikutnya dengan membentuk lembaga koordinasi khusus seperti di menteri koordinasi. Dan koalisi sosial.
Tantangan dalam rapktek WOG diantaranya kapasitas dan kompetensi SDM tidak sama antara instansi, perbedaan nilai dan budaya organisasi, dan kepemimpinan.
Beberapa praktek WOD dalam pelayanan publik, diantaranya pelayanan administratif (KTP, KK, akta lahir, dll), pelayanan jasa (telfon, air, listrik, asuransi dll), pelayanan barang (jalan, jembatan, perumahan, dan pelayanan regulatif (aturan, kebijakan dll).
Sumber: Modul Latsar
Whole of Government
Beberapa
alasan mengapa WOG sulit diterapkan diantaranya komunikasi yang tidak tuntas,
tidak ada kepemimpinan yang kuat dalam koordinasi, tidak punya informasi yang
lengkap dan akurat, tidak bisa berpikir komprehensif dan visioner, hanya fokus
pada urusan sendiri, keengganan untuk berinteraksi dengan orang dari instansi
lain, merasa tidak butuh orang (instansi) lain, tidak ada kepercayaan antar
orang (instansi) dan lain-lain.
Bagaimana
prasyarat penerapan WOG yang baik, diantaranya budaya dan filosofi
(menggabungkan dan adaptasi nilai WOG dengan culture yang ada agar tidak ada
shock culture), cara kerja yang baru (perlu ada kepemimpinan yang berbagi antar
sektor), akuntabilitas dan insentif, cara baru pengembangan kebijakan dan
mendesain program dan pelayanan collagate approach.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,