Oleh : Jaisyurrahman
Sumber Gambar: http://naurazain.multiply.com
Ikhwahfillah, bagi antum yang sedang
berkewajiban untuk menunaikan amanah, mengerjakan tugas yang dibebankan, wabil
khusus untuk urusan dakwah, maka bacalah dengan hatimu pesan singkat berikut
ini.
Ikhwahfillah
amanah dakwah itu bagaikan blackforest yang tersaji diatas meja disebuah
istana, dijaga oleh petugas khusus, dan disediakan untuk mereka yang
menginginkannya. Pertanyaannya apakah antum akan membiarkan kue lezat itu hanya
melintas di benak dan tidak sempat antum rasakan kenikmatan rasanya? Tentu
tidak, antum akan bersemangat untuk menikmatinya. Dan antum pasti menginginkan
mendapatkan bagian terbesar dari blackforest tersebut?
Begitulah amanah dakwah yang ada dihadapan
antum, dimanapun antum berada, ektika dihadapkan terhadap sebuah ladang amal
dan amanah, maka bersegeralah untuk menyambutnya, dan menunaikannya dengan
penuh kesungguhan. Tidak membiarkan berlalu begitu saja. Dulu ketika ana masih
memegang amanah di sebuah wajiha dikampus, ana sering mendengar keluhan seorang
ikhwah, yang mengaku merasa bosan berdawkwah, merasa hanya dijadikan perkerja
dalam aktivitas lembaga, bahkan tidak jarang yang iri, kenapa ikhwah lain tidak
seberat amanah dirinya, bahkan sampai ada yang menyalahkan qiyadah yang
dianggapnya tidak berlalu adil. Bahkan ujungnya menganggap amanah itu adala
duri hidup, amanah itu jadi sesuatu yang menakutkan. Sehingga tidak lagi
bersemangat menyambut dan menjalankannya.
Ikhwah, jika dalam benak antum masih
berpikir bahwa dakwah itu tak ubahnya kerja di sebuah perusahaan, maka marilah
kita kembali luruskan, bahwa sesungguhnya kita bekerja untuk Allah, demi
kemaslahatan umat, demi kebaikan dan kemajuan peradaban, ingat jika di
perusahaan manusia kita bekerja dengan gaji yang sudah pasti besarannya,
diperusahaan Allah maka gajinya tak terbatas, bahkan dunia akhirat, bukankah
itu yang lebih antum pilih?
Mari kita nikmati masa-masa beramanah,
jangan sampai antum melakukannya degan penuh keterpaksaan, ingat kita beramanah
bukan semata karena kita diperintah oleh atasan, melainkan jadikan amanah itu
adalah panggilan hati kebutuhan kalbu, agar menjadi perantara datangnya cinta
Allah kepada diri-diri kita, hingga kita layak menjadi hamba yang dicintai-Nya.
Dan jika antum diberikan amanah terbesar dan terberat, maka yakinlah bahwa
Allah telah menyediakan balasan terbesar untuk antum, tapi harus tetap antum
ingat, jangan sampai blackforet antum besar secara fisik, namun tidak memiliki
rasa sama sekali, hal ini dikarenakan niat antum dalam beramanah belum lurus,
dan antum masih memiliki ambisi lain, apalagi terselip riya dalam beramal dan
tidak ikhlas, hati-hatilah. wallahu’alambishawab.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBarokallah akhi,, jazakallah :)
BalasHapusya sepakat, cukuplah Allah yg tau aml shlh kita. bukn pnilaian mnusia yg kita btuhkn.
BalasHapusap yg kita lkukn itlh yg akn kita tuai.
ttp CIS_AA (CERDAS IKHLAS ISTIQOMAH_ALLHU AKBAR) dan semangat dimnapun kita beramnah.kecewa, sendiri, berbeda pndpt pasti akn drsakn,InsyaAllah dr sanalah kita akan belajar, bljr mnjd mujhid/mujhidah tangguh!
jazakallah khoir kepada yang anonim diatas, semoga antum adalah orang yang dipermudah masuk surga,amin.
Hapussepakt dengan teh Dhelvita sari...selamat memaksimalkan ikhtiar dalam melaksanakan amanah di program tutorial khususnya...