Oleh : Jaisyurrahman
Sumber Gambar : http://geghans.blogspot.com
Tahukah Anda? Ketika saya masih kecil,
antara usia 4-10 tahun, saya punya pikiran tidak mau menikah. Bahkan kata-kata
ini pernah dilontarkan kepada Ibu, ayah dan teman-teman saya ketika itu. Sampai-sampai
saya ingat betul tanggapan ayah ketika itu, dia bilang “wah, kalau tidak mau
menikah, berarti tidak mau jadi umat Nabi Muhammad saw”, walau dalam hati tidak
mau jika tidak digolongkan umat nabi Muhammad saw, namun tetap saja dalam benak
itu tertanam kuat pikiran untuk tidak menikah.
Tahukah Anda, mengapa saya sampai
memutuskan untuk tidak menikah –pada saat itu?- Jawabannya sangat sederhana,
yakni saya tidak mau berdampingan dengan perempuan, seperti yang dilakukan oleh
pengantin ketika di pelaminan, waktu itu selain harus foto berdua, pengantin
biasa di sawer, dan itu yang paling tidak saya sukai, saya merasa sangat malu
jika harus duduk berdampingan dengan perempuan. Sampai akhirnya saya berpikir
untuk tidak menikah.
Mungkin Anda bertanya kepada saya, lalu
bagaimana dengan hari ini? Apakah saya masih berpikir untuk tidak menikah?
Jawabannya sangat sederhana, “itukan dulu, sekarang tidak” jadi seperti salah
satu iklan sebuah produk. Ya, semenjak saya memahami pentingnya menikah dalam
rangka melangsungkan kehidupan dan peradaban dunia, terlebih semenjak saya
mulai dewasa, saya mulai berpikir bahwa pemikiran dulu semasa kecil itu hal
yang layak di toleransi karena ketidak pahaman saya, namun tidak untuk saat
ini.
Saya memahami bahwa ternyata menikah itu
adalah fitrah, manusiawi, dan memang menjadi sunatullah bagi hamba-Nya,
terdapat beberapa ayat yang menjelaskan perkara tersebut, bahwa Allah
menciptakan manusia dalam wujud berpasang-pasangan, Allah menciptakan manusia
dalam ragam budaya dan tempat yang berbeda untuk saling mengenal. Dan fitrah
manusia juga kebutuhan untuk saling memahami, saling memenuihi, saling
melengkapi, saling memotivasi, saling membantu, saling mempengaruhi, hal ini
sangat manusiawi.
Menikah juga merupakan bentuk ibadah kita
kepada Allah, didalamnya ada kasih sayang, ada cinta yang terbangun karena-Nya,
ada perjuangan, ada pengorbanan, ada tanggungjawab, dan banyak lagi hal berarti
yang akan diperoleh hanya oleh orang yang sudah menikah.
Maka kalau hari ini masih ada orang yang
berpikir tidak untuk menikah, sepertinya harus kita periksa lebih dalam terkait
psikologisnya, karena secara logika hanya ada dua kemungkinan seseorang tidak
mau menikah, yang pertama tidak memiliki ketertarikan dan yang kedua
tertariknya kepada sesama jenis. Tentu hal ini sangat berbahaya, walaupun
akhir-akhir ini dibeberapa negara sudah mulai muncul perkawinan satu jenis
kelamin. Perkawinan ini sangatlah di larang, karena tidak sesuai fitrah dan
tidak sunatullah, alias pengingkaran.
So, bagi Anda yang belum menikah,
persiapkanlah untuk membuat bangunan pernikahan yang benar, yang kokoh, yang
sesuai dengan ketentuan Allah, karena pada hakikatnya pernikahan bukan semata
hanya sekedar kepentingan hidup di dunia, melaikan sebagai jembatan untuk menyampaikan
kita pada kehidupan bahagia di akhirat. Terlebih menikah merupakan separo
agama, tentu begitu besar manfaatnya untuk diri dan untuk umat. Mari persiapkan
diri membentuk rumah tangga yang Rabbani, insya Allah.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,