Oleh
: Ence Surahman, S.Pd
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum
wr wb.
Muqodimah
Hadirin sidang tarawih
rahimakumullah.
Yang pertama
dan utama marilah kita bersyukur kepada Allah swt, dzat yang maha pemberi
nikmat yang tak terhingga, yang pertama nikmat iman yang masih bersemayam
dihati kita, yang kedua kita bersyukur atas nikmat islam yang menjadi jalan
keselamatan langkah hidup kita, dan yang ketiga nikmat usia hingga akhirnya
alhamdulillah pada malam ini kita kembali bisa merasakan nikmatnya puasa
ramadhan, sungguh kita beryukur atas kesempatan usia ini, karena bagi mereka
yang telah Allah cabut nyawanya barang tentu tidak lagi berkesempatan merain
pundi-pundi pahala yang begitu banyak dibulan ramadhan ini. Dan alhamdulillah
kita bisa menikmati ramadhan tahun dengan nyaman, mungkin berbeda dengan
saudara kita di suriah, di mesir juga di aceh yang lebih dari 52 ribu penduduknya
diungsikan setelah bencana beberapa hari yang lalu. Bahkan jauh berbeda dengan
shaum yang dialami dizaman rosulullah saw, dimana pada saat itu puasa disibukan
dengan urusan perang melawan orang-orang yang kafir. Kita hari ini amat nyaman,
tenang dan tidak ada tantangan dari luar, tiggal bagaimana kita memaksimalkan
ikhtiar untuk mendapatkan keutamaan shaum yang kita cita-citakan.
Shalawat dan
salam semoga selamanya dicurahlimpahkan kepada panutan kita baginda Rosulullah
saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya dari awal hingga
akhir zaman, semoga kelak diakhirat kita diberikan hak untuk merasakan safa’at
darinya aamiin YRA.
Hadirin sidang tarawih yang Allah
mulyakan.
Pada ceramah
kultum malam ini saya mengajak hadirin untuk bertanya sekaligus menemukan
jawabannya dari dua pertanyaan mendasar berkaitan dengan ibadah shaum kita.
Pertanyaan
pertama, untuk apa kita dan mengapa kita shaum? Pertanyaan yang kedua bagaimana
caranya agar kita bisa mencapai tujuan dari shaum yang kita laksanakan.
Jawaban dari
pertanyaan pertama untuk apa dan mengapa kita harus shaum, maka jawabannya
cukup dengan mengkaji dan memahami firman Allah di dalam alqur’an surat
albaqorah ayat, 183;
Yang
terjemahannya “wahai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.
Ayat ini
begitu jelas mengabarkan kepada kita, bahwa Allah telah mewajibkan, secara
makna hukum wajib berarti apabila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila dilanggar
mendapat siksa. Perintah wajib itulah yang mengharuskan kita shaum, sebagai
hamba yang lemah dan tanpa kekuatan kecuali dari Allah, maka selayaknya untuk
turut dan taat atas perintah tersebut. Dan kita juga dikabari bahwa ternyata
ibadah shaum itu bukan hanya diwajibkan kepada kita umat muhammad, namun juga
sudah Allah perintahkan kepada umat-umat sebelum umat muhammad saw.
Dan jawaban utama
dari pertanyaan untuk apa kita harus shaum yakni agar menjadi peribadi yang
yang bertaqwa. Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi wiqayah yang berarti
memelihara diri dalam menjalani hidup sesuai dengan tuntunan/petunjuk Allah.
Dengan cara melaksanakan perintahNya dan menjauhi atau meninggalkan
laranganNya.
Adapun jika
kita bertanya lagi untuk apa kita dan mengapa kita harus bertaqwa? Karena taqwa
adalah perintah Allah yang terdapat dibeberapa ayat alqur’an diantaranya surat
(3:102), (4;1, 131), (7;96), (65;5) dll dan telah diperintahkan pula kepada
umat-umat terdahulu seperti umat kaum tsamud, kaum add, kaum luth, kaum aikah,
dan orang-orang yang bertaqwa Allah
sediakan bagi mereka kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. Dan itulah tujuan
utama hidup kita yang sesungguhnya yakni bahagia.
Hadirin sidang tarawih
rahimakumullah.
Sementara
para ulama mendefinisikan kata taqwa menjadi tiga kata yakni; tawadlu yang
berarti rendah hati jauh dari sombong, qona’ah yang berarti menerima apapun
keputusan Allah, dan wara yang berarti berhati-hati, dari tiga istilah diatas
maka orang yang bertaqwa akan selalu rendah hati dan tidak sombong dengan
kekayaan dan kemiskinannya, senantiasa menerima apapun keputusan yang diberikan
Allah dan senantiasa berhati-hati dalam bersikap.
Sungguh
taqwa ini apabila sudah dimiliki oleh seorang insan, maka beruntunglah insan
tersebut, bahkan taqwa ini bisa menjadi indikator utama ketika memilih
seseorang, contohnya ketika seorang pemuda ataupun pemudi yang hendak mencari
pasangan untuk dinikahi, atau kita orang tua yang sedang mencari menantu untuk
anak-anaknya, juga boleh untuk kita yang akan memilih pemimpin baik untuk
legislatif, eksekutif dan yudikatif, maka jadikanlah taqwa sebagai syarat utama
dan pertama, namun memang taqwa ini urusannya dengan Allah dan kita tidak bisa
mengetahui kualitas ketaqwaan seseorang, maka yang bisa kita ukur adalah
pemahaman dan pengamalan ilmu agamanya itu yang bisa jadi patokan.
Jawaban
untuk pertanyaan yang kedua, lalu bagaimana caranya agar shaum kita sebisa
mungkin bisa membawa kita pada tujuan utamanya yakni pribadi yang bertaqwa,
tentu hasil yang maksimal tidak akan diraih oleh usaha yang asal-asalan.
Untuk itu
agar shaum kita produktif dengan kebaikan yang mudah-mudahan menjadi sarana
untuk mencapai ketaqwaan, maka saya anjurkan kepada jama’ah sekalian untuk
mentargetkan sebelas target selama ramdahan, diantaranya;
1.
Shaum selama satu bulan penuh dengan
memenuhi rukun dan syarat sahnya
2.
Targetkan salat malamnya setiap
malam, baik shalat tarawih, tahajud dan witirnya
3.
Targetkan shalat wajib berjama’ah
diawa waktu dan dimesjid terlebih bagi kaum ikhwan, maka shalat berjamaah
dimesjid mestinya menjadi prioritas pertama
4.
Targetkan shalat sunat dhuha setiap
hari selama ramadhan, waktunya antara pukul 7.30-10.00 wib
5.
Targetkan tilawah qur’an satu juz
perhari, bisa dibaca saja, atau denagn terjemahannya, bahkan lebih baik dengan
tafsirnya lalu berupaya untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,
jangan lupa bahwa surga Allah amat merindukan empat golongan manusia, salah
satunya yang rajin berinteraksi dengan al-qur’an
6.
Targetkan infaq dan sedekah setiap
hari berapapun besarnya yang bisa keluarkan, terlebih ketika kita bisa
memberikan makan untuk yang sedang shaum, maka pahalanya sama dengan yang shaum
tanpa dikurangi
7.
Targetkan untuk berburu malam
lailatul qodr dengan cara i’tikaf di sepertiga akhir ramadhan
8.
Targetkan tiada waktu tanpa
berdzikir, baik ketika sibuk ataupun luang
9.
Targetkan untuk senantiasa menjaga
wudlu, apabila batal wudlu maka bersegera untuk wudlu lagi
10. Pastikan
makanan yang kita makan dengan anak dan istri berasal dari sumber yang halal
11. Terakhir
targetkan untuk melaksanakan shaum enam hari dibulan syawal, karena shaum ini
menjadi penambah dari kekurangan shaum kita dibulan ramadhan.
Demikian
semoga target-target amalan harian diatas bisa membuat kita semakin sibuk
dengan kebaikan dan kebaikan hingga tidak ada sedikitpun waktu yang kita
sia-siakan terlebih kita gunakan untuk menggibah, menggunjing, dan melakukan
perkara yang akan menjauhkan kita dari hadirnya rahmat dan berkah dari Allah
yang akan menjadikan kita pribadi muttaqin, aamiin YRA.
Wallahu’alambishowab,
yang baiknya bersumber dari Allah dan yang salahnya dari kealfaan saya sendiri,
mohon maaf atas segala kekuarangannya,semoga bermanfaat untuk semuanya. bilahitaufik walhidayah wal inayah
walbarokah,
Wasslamu’alaikum
wrwb.
*disampaikan
dalam ceramah tarawih di Mesjid Baiturrahman tanggal 2 Ramadhan 2013.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,