Oleh : Ence Surahman, S.Pd
(Artikel ke-26 dari
program one day one article selama
Bulan Ramadhan)
Gambar : http://upload.wikimedia.org
Sahabat yang luar biasa, kali ini saya ingin
sharing tetang seekor binatang yang bernama careuh.
Inspirasi ini saya dapatkan ketika mau mengikuti kajian tafsir rutin setiap
sore menjelang buka puasa di Mesjid Baiturrahman. Ngomong-ngomong ada yang tahu
binatang yang bernama careuh?
Baik, kalau belum tahu atau sudah lupa lagi saya
akan sampaikan informasinya sesuai dengan yang saya ketahui tentang binatang
tersebut. Careuh adalah nama binatang dalam Bahasa Sunda. Perawakan careuh
tidak jauh dengan kucing, namun ia memiliki bau badan yang begitu khas. Dan
biasanya mereka itu aktif di malam hari namun pasif disiang hari.
Suatu hari saya, kakek dan paman saya pernah
berburu hewan tersebut. Kelihatan dari gerakannya ketika dikejar diwaktu siang,
ia tidak bisa berlari dengan kencang, dan segera mencari pohon untuk
berlindung. Tapi berbeda dengan ketika waktu malam,mereka biasanya beraksi
disaat gelap malam.
Careuh adalah binatang hama, ia memangsa hewan
unggas seperti ayam, bebek, angsa dan sejenisnya. Yang ada dalam memori saya
sewaktu kecil dulu, ketika orang tua kehilangan ayam, besar kemungkinan dicuri
atau dimangsa oleh hama yang bernama careuh.
Namun, ternyata padanan atau nama binatang
tersebut juga dinisbatkan kepada manusia. Yakni manusia yang punya watak
sebagai pencuri hak dna kepunyaan orang. Lebih jelasnya nama careuh dinisbatkan
kepada koruptor. Koruptor dianggap
sebagai hama bagi kesejahteraan rakyat, koruptor menjadi hama bagi perekonomian
bangsa, karena pekerjaannya menggerogoti anggaran negara, anggaran daerah,
anggaran proyek umum dan sejenisnya.
Berbicara tentang koruptor, maka saat ini Indonesia
masih menjadi negara yang memiliki prestasi tinggi tentang korupsi. Artinya
sampai hari ini negara kita masih punya banyak pekerjaan besar yang tidak mudah
untuk diselesaikan. Kinerja dan permainan para koruptor yang sudah dirancang
dengan sangat rapi, membuat proses pelacakan dan pembuktian menjadi tidak mudah.
PR untuk kita sebagai generasi bangsa yang masih
peduli dengan kemajuan bangsa, yakni memastikan agar diri kita, keluarga kita,
teman-teman, sanak sodara dan kenalan kita tidak terlibat dalam praktik haram
tersebut. Mengapa demikian? Karena kita kasihan pada mereka yang apabila korup.
Selain telah merugikan kepentingan umum, juga telah merugikan dirinya sendiri.
Semoga kita terhindar dari sikap dan perilaku
careuh. Yang merugikan orang lain. Kita belajar untuk menjadi pribadi yang
senantiasa memberikan manfaat sebanyak mungkin. Dan apabila tidak bisa
memberikan manfaat, maka setidaknya tidak memberikan beban dan masalah untuk
orang lain. Wallahu’alam bishowab.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,