Langsung ke konten utama

Postingan

Jurnal Internasional yang mempublikasikan artikel tentang STEM Education

Postingan ini ditujukan untuk para peneliti yang tertarik mendalami bidang STEM education. Kebetulan saat ini saya sedang membaca banyak artikel tentang topik tersebut. Artikel ini fokus untuk menyajikan informasi nama-nama jurnal internasional yang banyak berkontribusi dalam mempublikasikan karya ilmiah dengan topik STEM Education. Sumber utama dari postingan kali ini adalah artikel berjudul: Li, Y., Wang, K., Xiao, Y., & Froyd, J. E. (2020). Research and trends in STEM education: a systematic review of journal publications.  International Journal of STEM Education ,  7 (1), 1-16 . Pada artikel tersebut diinformasikan sebanyak 45 jurnal internasional yang paling berkontribusi dalam menyerbarluaskan hasil penelitian tentang STEM education. Daftar ke 45 jurnal tersebut dapat dilihat pada tautan berikut ini. Namun agar para pembaca dapat mengakses langsung ke halaman websitenya, maka pada tulisan kali akan saya tautkan masing-masing websitenya. 45 selected journals and the top

PhD is Not For Everyone

Rekan-rekan pembaca yang budiman, beberapa hari lalu saya ngobrol dengan salah satu teman dosen dari salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang baru saja menyelesaikan program PhDnya pada bidang Kimia di kampus yang sama dengan tempat saya studi (NTHU). Banyak hal yang beliau ceritakan, baik pengalaman manis dan pahit, suka dan duka baik seputar riset, publikasi, problematika kehidupan di lab, dan kehidupan akademik lainnya. Sebagai junior yang sedang menjalani program PhD journey , tentu pengalaman dan petuah yang beliau sampaikan sangat berguna untuk saya. Dari sekian pesan penting yang beliau sampaikan, ada satu pesan yang menarik saya bagikan, sebagaimana judul tulisan ini, ya PhD is not for everyone. Kata-kata tersebut beliau sampaikan sebagai pengingat, dan pendorong kami untuk kembali merefleksi diri untuk apa mengambil PhD journey dan bagaimana usaha yang sudah dilakukan sejauh ini. Kata-kata tersebut kata beliau umum diungkapkan oleh para professor di Taiwan k

Constructionism vs Constructivism

What is constructionism in education? Konstruksionisme adalah teori belajar dengan melakukan, di mana pelajar bergantung pada pengetahuan tacit. Pelajari lebih lanjut di: Melibatkan Semua Siswa Melalui Pendidikan Guru Anak Usia Dini yang Berkualitas. 21. Sebuah pedagogi berdasarkan peserta didik yang merancang dan membuat beberapa materi dan representasi pembelajaran mereka sendiri (see more https://www.igi-global.com/dictionary/constructivism-theory-in-technology-based-learning) What is constructionism approach? Konstruksionisme adalah teori belajar konstruktivis dan teori instruksi. Ini menyatakan bahwa membangun pengetahuan terjadi paling baik melalui membangun hal-hal yang nyata dan dapat dibagikan (Ackerman et al., 2009: 56). “Konstruksionisme (dalam konteks pembelajaran) adalah gagasan bahwa orang belajar secara efektif melalui membuat sesuatu (see more http://edutechwiki.unige.ch/en/Constructionism ) Who created constructionism? John Dewey (1933/1998) sering disebut-sebu

Jurnal Bidang Pendidikan yang Terindeks SSCI WoS dan Scopus di Eropa Timur

Berikut ini daftar jurnal bidang pendidikan yang terindeks SSCI WoS dan Scopus yang berada di wilayah Eropa Timur. Dari total 67 jurnal yang terindeks Scopus, hanya ada 2 journal yang terindeks SSCI WoS sebagai berikut. Journal Scopus SSCI URL Studies in Second Language Learning and Teaching Q1 Yes https://pressto.amu.edu.pl/index.php/ssllt/index Journal of Baltic Science Education Q2 Yes http://www.scientiasocialis.lt/jbse/ Hsinchu, 12 Sept 2021

Jurnal Bidang Pendidikan Terindeks SSCI WoS dan Scopus di Asiatic Region

 Berikut ini daftar jurnal bidang pendidikan yang terindeks SSCI WoS dan Scopus yang berada di wilayah Asiatic Region yang meliputi Asean, China, Taiwan, Japan, Korea, Hongkong. Dari total 58 jurnal yang terindeks Scopus, hanya ada 3 journal yang terindeks SSCI WoS. Journal Scopus SSCI URL Educational Technology and Society Q1 Yes https://www.j-ets.net/home Asia-Pacific Education Researcher Q2 Yes https://www.springer.com/journal/40299 KEDI Journal of Educational Policy Q4 Yes https://www.kedi.re.kr/eng/kedi/main/contents.do?menuNo=200022   Hsinchu, 12 Sept 2021

Jurnal Bidang Pendidikan Terindeks SSCI WoS dan Scopus di Australia

 Berikut ini daftar jurnal bidang pendidikan yang terindeks Scopus dan SSCI WoS yang berada di Australia. Dari total 31 journal bidang pendidikan yang terindeks Scopus, hanya ada 5 jurnal yang terindeks oleh SSCI WoS. Semoga bermanfaat. Journal Scopus SSCI URL Australasian Journal of Educational Technology Q1 Yes https://ajet.org.au/index.php/AJET  Australasian Journal of Early Childhood Q2 Yes https://journals.sagepub.com/home/aec  Australian Journal of Adult Learning Q3 Yes https://ajal.net.au/  English in Australia Q3 Yes https://www.aate.org.au/journals/english-in-australia Curriculum Matters Q4 Yes https://www.nzcer.org.nz/nzcerpress/curriculum-matters Hsinshu, 12 Sept 2021

Jurnal Bidang Pendidikan Terindeks SSCI WoS dan Scopus di Afrika

 Salah satu tantangan studi PhD di luar negeri khususnya Taiwan adalah persyaratan publikasi karya ilmiah untuk syarat lulus yang mengharusnya terbit pada jurnal terindeks SSCI WoS. Secara umum jurnal yang sudah terindeks SSCI WoS bisa dipastikan juga terindeks di Scopus, namun tidak semua jurnal terindeks Scopus juga terindeks di SSCI WoS. Untuk mencari apakah suatu journal terindeks Scopus maka kita bisa menggunakan website https://www.scimagojr.com/journalrank.php?area=3300&country=Africa&category=3304 sedangkan untuk mengetahui apakah jurnal tersebut terindeks SSCI maka kita bisa menggunakan website https://mjl.clarivate.com/search-resu lts agar informasinya tidak misleading maka kita gunakan ISSN agar pencarian lebih tepat. Dari hasil pencarian saya pada hari ini, Ahad, 12 September 2021, di kawasan Afrika saya hanya menemukan 13 jurnal bidang pendidikan, dan hanya ada 3 jurnal yang terindeks SSCI. Memang tidak mudah suatu jurnal untuk terindeks di SSCI WoS. Sebagai

Pahami Beberapa Hal ini, Sebelum Daftar PhD

 Beberapa hari terakhir banyak pertanyaan dari rekan-rekan kolega di Indonesia yang berminat studi lanjut di luar negeri. Saya sangat senang dengan antusias mereka untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalismenya melalui studi LN. Namun, saya juga meyakini ada banyak pertanyaan di benak mereka yang ingin sekali dicari jawabannya, sama halnya dengan saya ketika belum berangkat. Tulisan ini saya coba sarikan dari pengalaman saya selama dua semester menjalani peran sebagai mahasiswa Ph.D di NTHU Taiwan. Semoga setelah membacanya, teman-teman lebih matang dalam mempersiapkan semua kebutuhannya. Kuliah jenjang Ph.D atau doktoral merupakan jenjang pendidikan formal bergelar tertinggi sampai saat ini. Karena itulah tantangannya juga jauh lebih berat dibandingkan dengan jenjang sebelumnya. Saya kira hal ini terjadi baik kuliah di dalam maupun luar negeri. Karena tantangannya besar maka sebelum memulai untuk mengarunginya, penting kiranya untuk mengenal medan dan memahami aturan mainn

Pengalaman Vaksin Covid-19 di Taiwan

Setelah menunggu lama akhirnya mendapatkan kesempatan untuk divaksin. Saya mendaftar vaksin secara online melalui https://1922.gov.tw/vas/index.jsp pada tanggal 17 Juli 2021, baru memperoleh notifikasi untuk membooking jadwal dan memilih lokasi vaksin tanggal 30 Agustus 2021. Alhamdulillah saya dapat kesempatan jadwal kosong pada hari Rabu, 08 September 2021 jam 15.00-16.00 di Baoshan Health Center. Saya kira di rumah sakit besar ternyata lokasinya seperti puskesmas kalau di Indo. Karena lokasinya agak terpencil dan saya tidak tahu jalur angkutan umum ke lokasinya, akhirnya saya putuskan jalan kaki. Sepintas dilihat di Google Maps lokasinya tidak terlalu jauh. Ternyata setelah didatangi lumayan juga menghabiskan sekitar 54 menit dengan total jarak sekitar3 KM, Dengan demikian bolak balik 6 Km jalan kaki, lumayan nambah sehat. Dengan berbekal petunjuk dari Google Maps , akhirnya sampai ditempat tujuan. Perjalanan dari dorm berangkat jam 14.12an, kemudian sampai di lokasi jam 15.0

Pengajuan dan Perpanjangan KTP (ARC) di Taiwan

Pembaca yang budiman, tulisan ini akan membawa Anda pada cerita pengalaman saya waktu mengurus pengajuan dan perpanjangan ARC saya. Sebagai informasi ARC itu kependekan dari (Alien Resident Certificate) atau kartu penduduk di Taiwan. Kartu ini sangat penting bahkan bisa lebih penting dari kartu mahasiswa. Pernah suatu waktu kami beli makanan di warung Indo, tiba-tiba ada polisi yang melakukan pemeriksaan, dan yang mereka minta adalah dokumen ARC yang masih aktif. Salah satu teman kami kebetulan lupa tidak bawa ARC, kemudian menunjukkan kartu mahasiswa dan ditolak, polisinya tetap minta ARC walaupun dalam bentuk gambar untungnya teman saya punya foto ARCnya. Balik lagi ke pembahasan tentang ARC, setiap orang yang baru datang ke Taiwan biasanya harus segera mendaftar ARC. ARC ini banyak manfaatnya, bahkan untuk konteks mahasiswa juga berguna untuk proses pengurusan student ID dan untuk mengurus buku tabungan serta daftar kartu asuransi kesehatan nasional (NHI). Nah lalu bagaimana proses

Perawatan Gigi di Taiwan

Pembaca yang budiman, kali ini saya mau sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan proses pendaftaran dan perawatan gigi di Taiwan. Sebagai informasi, setiap warga asli maupun warga asing harus mendaftar National Health Insurance (NHI), kalau di Indo seperti BPJS. NHI sebuah program asuransi kesehatan yang dikelola pemerintah. Untuk mahasiswa seperti saya, setiap semester dikenakan biaya antara 3.000-5000 NTD (atau 1,5-2,5 juta) artinya perbulan kisaran 400.000 ribuan. Termasuk mahal jika dibandingkan dengan tagihan BPJS di Indonesia. Tapi dengan NHI kita dapat menikmati berbagai premi kesehatan secara mudah dan murah. Saya tidak bilang gratis karena faktanya kita masih tetap harus membayar biaya non medis ketika melakukan pemeriksaan kesehatan. Walaupun nominalinya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan biaya pemeriksaan kesehatannya itu sendiri. Sore ini, Senin, 06 September 2021 saya melakukan perawatan gigi kepada dokter gigi depan kampus. Ini lokasinya persis depan gerbang

Mengurus Surat Tugas Belajar Dosen yang Kuliah Ke Taiwan

Salah satu prosedur yang tidak bisa dilewatkan oleh para dosen yang memutuskan kuliah di luar negeri adalah mengurus surat tugas belajar (Tubel). Baik dosen PNS maupun dosen non PNS biasanya dikenakan kewajiban untuk mengurus surat tersebut. Sederhananya karena dosen tersebut akan meninggalkan tempat tugasnya, maka diberikan status tugas baru yakni tugas belajar (tubel). Tulisan kali ini akan lebih fokus tentang pengalaman saya dalam mengurus tubel ke negara tujuan studi saya yakni Taiwan. Secara umum tidak berbeda dengan prosedur pengurusan tubel ke negara lainnya, namun khusus Taiwan dan mungkin negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik sepertinya agak berbeda. Pada waktu kita sudah dinyatakan diterima secara resmi oleh pihak kampus tempat kita studi di luar negeri, setiap dosen harus mengisi form pengajuan surat tugas belajar ditujukan kepada pimpinan (rektor atau wakil rektor bidang kepegawaian) dan diketahui oleh ketua jurusan dan dekan. Surat tersebut berisi informasi tentan

Pengalaman Kursus Toefl Online Intensif Di Royal English Malang

  Hsinchu, 11 Agustus 2021 Halo teman-teman,  hari ini saya mau cerita tentang pengalaman saya mengikuti kursus online TOEFL secara intensif di Royal English Malang.  Saya tahu Royal English awalnya dari status teman dosen di UIN Malang.  Waktu itu beliau update status tentang Skor TOEFL prediksi yang diperolehnya.  Skornya sangat fantastis karena mencapai kalau tidak salah 623.  Lalu saya PM untuk bertanya dimana lokasi kursusnya dan beliau memberi tahu bahwa kursusnya di Royal English Malang.  Sebenarnya saya sudah tahu Royal English sejak lama karena beberapa kali saya melihat kantornya baik ketika saya menservis motor atau ketika saya sedang lewat di Jalan Bendungan Sutami.  Saya tidak menyangka kalau kursusnya seintensif yang beliau ceritakan dan saya rasakan kemudian.  Karena biayanya tidak terlalu mahal hanya Rp150.000 untuk 12 hari kursus dengan garansi skor di atas 500 dan ada sesi remedial  bagi yang belum mencapai skor 500 akhirnya saya coba mendaftar.  Proses pendaftaran cu

Yang dirindukan dari Ramadhan

Hari ini tepat memasuki hari ke-26 Ramadhan 1442 H. Tidak lama lagi bulan yang paling mulia akan pergi. Sebentar lagi momen buka dan sahur Ramadhan tidak terasa lagi, sebentar lagi kesempatan tarawih akan berakhir. Tidak lama lagi kesempatan berlipatnya pahala tidak akan ada lagi. Namun, rasanya belum mampu memanfaatkan waktu yang diberikan. Belum dapat mengisi setiap detik untuk berbuat baik, menambah pahala dan keberkahan. Memang banyak yang berubah dari pengalaman puasa setelah tahun 2017. Tahun 2017 adalah tahun terakhir sebagai takmir, karena sejak menikah saya pindah tempat tinggal ke Malang. Di tempat baru belum ada kesempatan untuk menikmati masa-masa jadi takmir sebelumnya. Apalagi setelah menikah, jelas kesempatan tinggal di masjid seperti dulu semakin kecil. Saya pernah cerita pada tulisan sebelumnya bahwa sejak kecil (usia 4-5 tahunan, sehari-hari saya lebih banyak tinggal dan tidur di Masjid. Waktu kecil - SD kelas 6 tidur di masjid karena kebetulan rumah dengan t

Cara merubah data skala Likert dari pernyataan negatif ke positif atau sebaliknya

 Teman-teman yang baik, tulisan ini saya buat tepat ketika saya baru saja menemukan solusi atas permasalahan yang saya temui sejak satu minggu terakhir. Jadi saat ini saya sedang melakukan riset untuk kebutuhan studi saya. Salah satu variabel yang saya teliti berupa variabel yang mengandung pernyataan negatif. Variabel tersebut berisi 20 butir instrumen. Pada waktu mengolah dan analisis data, maka agar proses uji hipotesis dapat dilakukan secara langsung, maka teman saya yang pakar dalam bidang analisis data merekomendasikan agar merubah semua data dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Saya menggunakan skala Likert dengan 4 skala. Yang menjadi persoalan adalah jumlah responden saya yang mencapai 799 artinya jika saya gunakan cara manual saya harus merubah data 799x20=15.980 kali, setelah saya cari tahu di internet, saya tidak menemukan cara yang saya butuhkan, akhirnya saya coba ubah secara manual. Ternyata untuk merubah 40 responden saya membutuhkan waktu 1 jam. Artinya

Belajar dari Museum Da Shan Bei

Tulisan ini akan bercerita tentang pengalaman saya berkunjung ke Museum Da Shan Bei, salah satu sekolah di daerah pegunungan pinggiran Kota Hsinchu. Sekolah yang berdiri sejak 1923-1983 M sejak jaman Jepang menduduki Taiwan. Sayangnya sekolah ini harus tutup tahun 1983 dikarenakan jumlah siswa yang semakin sedikit. Pada masa keemasannya jumlah siswa mendekati 300an, namun pada akhir eksistensinya tinggal 8 siswa dan akhirnya ditutup. Saya berkunjung ke tempat ini atas undangan dari dosen salah satu mata kuliah yang saya ambil semester ini. Kami berangkat berlima dari kampus Nanda, dan satu teman kelas kami sudah langsung ke lokasi menggunakan sepeda motornya. Kami berangkat jam 08..45 sampai di lokasi sekitar jam 9.30 waktu setempat. Kami menaiki mobil legend milik dosen. Alhamdulilah senangnya, kami bisa sedekat ini dengan dosen dan teman kelas. Bahkan dosen kami sendiri yang mengendarai mobilnya. Jalan menuju lokasi sangat menarik, berupa tanjakan yang berkelok, namun kuali

Pengalaman Pertama Puasa Di Taiwan

Teman-teman, kali ini saya mau cerita pengalaman pertama puasa di Taiwan. Sebenarnya tidak terlalu istimewa sih, tapi ada teman yang bertanya melalui IG, jadi saya tulis saja sekalian untuk kenang-kenangan dikemudian hari. Secara umum puasanya sama saja ya, lapar haha. Semua yang puasa pasti akan mengalami lapar dan dahaga. Walaupun mungkin tingkatannya berbeda. Bagi pekerja berat tentu lapar dan dahaganya lebih menantang dengan pekerja kantoran. Puasa di Taiwan agak lebih lama dibandingkan Indonesia. Kami imsak jam 4 dan buka puasa jam 18.20 pada awal ramadhan, sedangkan menjelang akhir ramadhan lebih panjang lagi, karena waktu imsak jam 3.35 sedangkan jadwal buka jam 18.40an lebih. Namun sejauh ini, alhamdulillah masih terkendali dengan baik. Tulisan ini dibuat tepat hari ke delapan puasa saya. Hari kedua puasa, sebenarnya saya ada undangan kunjungan museum bekas sekolah SD yang berdiri tahun 1923-1983.Di tempat itu kami belajar banyak hal, cerita selengkapnya nanti saya

Rumah Impian Orang Tua

Dengan menyebut nama Allah  yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Tulisan ini akan berisi seputar cerita pembangunan rumah impian orang tua kami di Garut. Cerita dari mulai proses pra pembelian tanah, pembelian, penyiapan bahan, pembelian material, pembangunan, dan penempatan. Bagi yang belum tahu, orang tua saya berasal dari Kp. Cikaramat Desa Mekarmulya Kec. Talegong Kab. Garut. Kampung ini berpenduduk tidak lebih dari 300 orang sepertinya. Jarak antar rumah masih cukup berjauhan, sebagaimana rumah kampung pada umumnya. Dan posisi rumah orang tua saya, terasing sendiri dari keramaian kampung. Kami hanya ada 4 rumah yang terdiri dari rumah kakek (orang tua ibu), rumah paman, rumah adik, dan rumah orang tua. Dulu waktu saya masih balita, hanya ada 2 rumah yakni rumah kakek, dan rumah orang tua saya yang tidak lain sebelumnya ditempati oleh rumah orang tua dari nenek almarhum. Saya tidak ingat pasti, karena waktu saya masih kecil, orang tua nenek sudah meninggal dunia. Saya mengingat s