Oleh: Ence Surahman (Jaisyurahman)
Minggu itu, mentari bersinar cerah, angin berhembus seperti sediakalanya, sekalipun tadi malam hujan yang mengguyur tak henti sejak sore hari. Memang menurut kabar, bahwa hari-hari ini cuaca sedang ekstrim, dan curah hujan yang relatif lebih tinggi. Pagi itu setelah aku nyetrika baju dan calana, aku berangkat ke SMA karena hari ini sudah tertulis dalam agenda tahunanku bahwa hari ini aku harus menghadiri agenda Reuni Alumni yang ke III sejak aku keluar dari SMA tercinta itu.
Dalam benakku sembari aku melangkahkan kaki berangka dari rumahku, aku berpikir dan membayangkan teman-teman lamaku berkumpul bersama. Kembali mengenang masa-masa indah dulu, masa-masa paling indah, kisah kasih disekolah, sebagaimana dalam salah satu lirik lagunya Alm. Crisye. ya memang bagi yang pernah menikmati bangku sekolah di SMA, aku yakin semua juga pernah mengalaminya, tak terkecuali untuk roang-orang yang sekolahnya hanya menggugurkan tugas orang tua, atau hanya menunggu waktu kedatangan jodoh, namun terlebih dari itu semua, khususnya bagi saya, masa SMA menyimpan banyak kenangan yang tidak mudah dilupakan. Kenangan ketika aku belajar dengan teman-teman ketika aku mengurusi organisasi (OSIS, KAPA, PASKIBRA, WIBAWA FM, DKM, dll). Semuanya terasa baru berlalu begitu saja, masih melekat dalam ingatanku dengan jelasnya. Ya. Bagiku itu adalah pengalaman yang paling berharga dan tak mungkin aku bisa melupakannya begitu saja.
Sembari aku menghela nafas dengan udara segar pegunungan, kembali teringat masa-masa ketika aku dulu melewati tempat itu untuk pergi kesekolah baik ketika SMP ataupun SMA, jalan yang licin yang memaksaku untuk membuka sepatu dan berjalan hanya dengan alas kulit kaki bahasa sunda yang kasarnya nyeker, atau yang terkadang ketika tiba-tiba terkondisi untuk jatuh, ya terpaksa harus kesekolah dengan baju yang sedikti kotor, tapi itulah kira-kira pengalaman yang aku pikir tidak semua pelajar mengalaminya. Ya aku memang bukan orang kota, sekalipun alhamdulillah takdir mengantarkan aku sekarang menjadi salah satu mahasiswa di salahsatu universitas Negeri di Bandung. Aku pikir itu adalah rahasia Allah yang tidak sedikitpun kita ketahui.
Langkah demi langkah aku aku perjuangkan, sampailah aku didepan jembatan (rawayan), yang tidak begitu kuat untuk dilewati beban yang terlalu berat. Jembatan yang berjarak hingga 45 meter ini dibangun pada tahun 2004an, jembatan itu dibangun karena jembatan yang disebalah baratnya hanyut terbawa arus air bah yang terlau besar sehingga jembatan penghubung yang biasa dipakai oleh warga sekitar itu semuanya terbawa air. Baru dibangunlah jembatan yang saat ini ada dihadapanku dan akan aku lewati. Aku masih ingat ketika masa setelah jembatan yang terbawa air dan sebelum dibangun lagi yang sekarang, setiap pagi aku harus membuka celana dan mengamankan tas buku-bukuku agar tidak basah ketika aku melewati (meuntas). Kisah ini aku nikmati ketika aku menduduki kursi kelas VIII SMP dan bertahan selama musim kemarau berlangsung.
Setelah bayanganku berganti, terpikirlah untuk menemui rumah salah seorang teman akrabku ketika dibangku SMA, Herdiana namanya. Sekalipun aku tidak yakin dia ada dirumahnya, setidaknya ada harapan agi ini aku bisa bertemu dengan dia, dan aku berpikir aku bisa mengajaknya untuk bersama berangkat ke acara reunian. Sayang seribu kali sayang, ketika aku tanyakan kepada keluargnya, mereka mengatakan bahwa kemarin herdiana sudah berangkat lagi Ke Bandung. Akupun diberi no Hpnya hanya semuanya tidak bisa aku hubungi tadi pagi.
Singkat cerita aku harus naik motor untuk sampai ketempat tujuan karena dikhawatirkan mobil yang tidak ada. Akhirnya jam 08.28an aku tida di gendung kenangan SMAN 21 Garut yang telah berganti namanya yang asalnya SMAN 1 Talegong. Setibanya di SMA aku langsung menuju mesjid tempat dulu aku menerpa diri, aku pikir sekalian menunggu sahabat yang belum datang. Dengan perasaan yang tenang namun tak puas. Tenang karena aku sudah datang sekalipun agak molor dari waku yang dijadwalkan, namun setidaknya tidak puas karena ternyata jam segitu belum ada alumni yang datang.
Ketika pikiranku mengarahkan agar aku membersihkan lantai depan gedung sekolah, tiba-tiba ada teman lama yang menyapaku. Dia adalah Sony, seorang sahabat ketika dulu bersama-sama di OSIS, di KAPA dan sebagainya.
Lama selang waktu berlalu alumni yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang, tapi aku pikir biarlah yang penting lakukan nyang terbaik saja, biarlah Allah yang menilai dan menentukan. Akhirnya aku putuskan untuk membuat dulu rujak.
Baru kemudian berkumpulah beberapa alumni yang hadir (Ence Surahman, Sony Wahyudin, Gugum. Iie Rusdiana, Hadiat, Jajang, Rinrin, Cici Santini, dan Acep Hendra, Acep Pasir Angin), tidak banyak sieh, tapi setidaknya kita melaksanakan salah satu agenda tahunan kita yaitu silaturahim para alumni.
Ketika berkumpul kita memperbincangakn beberapa hal tentang HASTA semisal tentang bagaimana caranya agar kedepan dalam setiap acara alumni banyak yang bisa hadir. Karena evaluasinya setiap ada acara HASTA hanya sedikit sekali alumni yang bisa datang. Buktinya sekarang ini, dari sekitar 280 alumni yang lulus dari SMA ini hanya ada sekitar 10 orangan.
Beberapa hal yang dihasilkan dalam pertemuan diantaranya:
1. Segera buat data base alumni Hasta, yang menerangkan tentang keberadaan mereka baik yang kuliah, kerja, nikah atau berwirausaha dilembur.
2. Buat forum komunikasi ditingkat kampus masing-masing atau ditempat kerjanya.
3. Segera isukan di facebook tentang bagimana HASTA kedepan.
Setelah acara selesai akupun bersegera untuk pulang namun karena ternyata hujan yang turun cukup lebat, akhirnya aku memutuskan untuk menunggu hujan reda dulu, namun sayang hingga tulisan ini rampung hujan itu belum juga reda bahkan malah semakin besar, akhirnya aku putuskan untuk pulang kerumah, dan alhamdulillah saudaraku Sony, mau diajak kerumahku.
Demikan tulisan ini aku buat hanya sebagai sebuah cara aku mengenang masa-masa waktu yang aku lalui.
Minggu itu, mentari bersinar cerah, angin berhembus seperti sediakalanya, sekalipun tadi malam hujan yang mengguyur tak henti sejak sore hari. Memang menurut kabar, bahwa hari-hari ini cuaca sedang ekstrim, dan curah hujan yang relatif lebih tinggi. Pagi itu setelah aku nyetrika baju dan calana, aku berangkat ke SMA karena hari ini sudah tertulis dalam agenda tahunanku bahwa hari ini aku harus menghadiri agenda Reuni Alumni yang ke III sejak aku keluar dari SMA tercinta itu.
Dalam benakku sembari aku melangkahkan kaki berangka dari rumahku, aku berpikir dan membayangkan teman-teman lamaku berkumpul bersama. Kembali mengenang masa-masa indah dulu, masa-masa paling indah, kisah kasih disekolah, sebagaimana dalam salah satu lirik lagunya Alm. Crisye. ya memang bagi yang pernah menikmati bangku sekolah di SMA, aku yakin semua juga pernah mengalaminya, tak terkecuali untuk roang-orang yang sekolahnya hanya menggugurkan tugas orang tua, atau hanya menunggu waktu kedatangan jodoh, namun terlebih dari itu semua, khususnya bagi saya, masa SMA menyimpan banyak kenangan yang tidak mudah dilupakan. Kenangan ketika aku belajar dengan teman-teman ketika aku mengurusi organisasi (OSIS, KAPA, PASKIBRA, WIBAWA FM, DKM, dll). Semuanya terasa baru berlalu begitu saja, masih melekat dalam ingatanku dengan jelasnya. Ya. Bagiku itu adalah pengalaman yang paling berharga dan tak mungkin aku bisa melupakannya begitu saja.
Sembari aku menghela nafas dengan udara segar pegunungan, kembali teringat masa-masa ketika aku dulu melewati tempat itu untuk pergi kesekolah baik ketika SMP ataupun SMA, jalan yang licin yang memaksaku untuk membuka sepatu dan berjalan hanya dengan alas kulit kaki bahasa sunda yang kasarnya nyeker, atau yang terkadang ketika tiba-tiba terkondisi untuk jatuh, ya terpaksa harus kesekolah dengan baju yang sedikti kotor, tapi itulah kira-kira pengalaman yang aku pikir tidak semua pelajar mengalaminya. Ya aku memang bukan orang kota, sekalipun alhamdulillah takdir mengantarkan aku sekarang menjadi salah satu mahasiswa di salahsatu universitas Negeri di Bandung. Aku pikir itu adalah rahasia Allah yang tidak sedikitpun kita ketahui.
Langkah demi langkah aku aku perjuangkan, sampailah aku didepan jembatan (rawayan), yang tidak begitu kuat untuk dilewati beban yang terlalu berat. Jembatan yang berjarak hingga 45 meter ini dibangun pada tahun 2004an, jembatan itu dibangun karena jembatan yang disebalah baratnya hanyut terbawa arus air bah yang terlau besar sehingga jembatan penghubung yang biasa dipakai oleh warga sekitar itu semuanya terbawa air. Baru dibangunlah jembatan yang saat ini ada dihadapanku dan akan aku lewati. Aku masih ingat ketika masa setelah jembatan yang terbawa air dan sebelum dibangun lagi yang sekarang, setiap pagi aku harus membuka celana dan mengamankan tas buku-bukuku agar tidak basah ketika aku melewati (meuntas). Kisah ini aku nikmati ketika aku menduduki kursi kelas VIII SMP dan bertahan selama musim kemarau berlangsung.
Setelah bayanganku berganti, terpikirlah untuk menemui rumah salah seorang teman akrabku ketika dibangku SMA, Herdiana namanya. Sekalipun aku tidak yakin dia ada dirumahnya, setidaknya ada harapan agi ini aku bisa bertemu dengan dia, dan aku berpikir aku bisa mengajaknya untuk bersama berangkat ke acara reunian. Sayang seribu kali sayang, ketika aku tanyakan kepada keluargnya, mereka mengatakan bahwa kemarin herdiana sudah berangkat lagi Ke Bandung. Akupun diberi no Hpnya hanya semuanya tidak bisa aku hubungi tadi pagi.
Singkat cerita aku harus naik motor untuk sampai ketempat tujuan karena dikhawatirkan mobil yang tidak ada. Akhirnya jam 08.28an aku tida di gendung kenangan SMAN 21 Garut yang telah berganti namanya yang asalnya SMAN 1 Talegong. Setibanya di SMA aku langsung menuju mesjid tempat dulu aku menerpa diri, aku pikir sekalian menunggu sahabat yang belum datang. Dengan perasaan yang tenang namun tak puas. Tenang karena aku sudah datang sekalipun agak molor dari waku yang dijadwalkan, namun setidaknya tidak puas karena ternyata jam segitu belum ada alumni yang datang.
Ketika pikiranku mengarahkan agar aku membersihkan lantai depan gedung sekolah, tiba-tiba ada teman lama yang menyapaku. Dia adalah Sony, seorang sahabat ketika dulu bersama-sama di OSIS, di KAPA dan sebagainya.
Lama selang waktu berlalu alumni yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang, tapi aku pikir biarlah yang penting lakukan nyang terbaik saja, biarlah Allah yang menilai dan menentukan. Akhirnya aku putuskan untuk membuat dulu rujak.
Baru kemudian berkumpulah beberapa alumni yang hadir (Ence Surahman, Sony Wahyudin, Gugum. Iie Rusdiana, Hadiat, Jajang, Rinrin, Cici Santini, dan Acep Hendra, Acep Pasir Angin), tidak banyak sieh, tapi setidaknya kita melaksanakan salah satu agenda tahunan kita yaitu silaturahim para alumni.
Ketika berkumpul kita memperbincangakn beberapa hal tentang HASTA semisal tentang bagaimana caranya agar kedepan dalam setiap acara alumni banyak yang bisa hadir. Karena evaluasinya setiap ada acara HASTA hanya sedikit sekali alumni yang bisa datang. Buktinya sekarang ini, dari sekitar 280 alumni yang lulus dari SMA ini hanya ada sekitar 10 orangan.
Beberapa hal yang dihasilkan dalam pertemuan diantaranya:
1. Segera buat data base alumni Hasta, yang menerangkan tentang keberadaan mereka baik yang kuliah, kerja, nikah atau berwirausaha dilembur.
2. Buat forum komunikasi ditingkat kampus masing-masing atau ditempat kerjanya.
3. Segera isukan di facebook tentang bagimana HASTA kedepan.
Setelah acara selesai akupun bersegera untuk pulang namun karena ternyata hujan yang turun cukup lebat, akhirnya aku memutuskan untuk menunggu hujan reda dulu, namun sayang hingga tulisan ini rampung hujan itu belum juga reda bahkan malah semakin besar, akhirnya aku putuskan untuk pulang kerumah, dan alhamdulillah saudaraku Sony, mau diajak kerumahku.
Demikan tulisan ini aku buat hanya sebagai sebuah cara aku mengenang masa-masa waktu yang aku lalui.
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,