Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 20, 2014

Muhammad Daffa Vicenza, Calon Profesor yang Hapal Qur’an

Rasa bahagia tiada terkira dirasakan oleh Muhammad Daffa Vicenza alhafidz, salah satu siswa SMA Daarul Qur’an yang sudah berhasil menyelesaikan 30 juz hapalan qur’annya pada Hari Jum’at, 17 Januari 2014. Daffa menyelesaikan hapalannya bersamaan dengan Muhamad Ihsan Ridhanif Attaqwa siswa kelas X SMA Daarul Qur’an.                 Putra pertama dari pasangan Bapak Muhammad Sulianto dan Ibu Dendi Azmi Nasution mengaku dirinya baru mulai menghapal sejak masuk SMA Daarul Qur’an Bandung tahun 2011. Siswa lulusan SMPN 51 Jakarta itu mengaku masuk Daarul Qur’an karena diminta oleh orang tuanya yang lebih dulu dekat dengan PPPA Daarul Qur’an, bahkan awalnya mau dimasukin ke Daarul Qur’an sejak SMP namun Daffanya belum siap dan baru masuk ketika masuk kelas X SMA.                 Siswa yang bercita-cita ingin menjadi profesor dibidang kimia ini menceritakan suka dukanya menghapal seluruh ayat alqur’an, tahun pertama atau kelas X Daffa hanya mampu menyelesaikan 4 juz hapalannya, dan di ta

M. Daffa Fadillah, Pangeran Penjaga Kalamullah.

Orang tua siapa yang tidak bangga punya anak yang tampan, soleh, rajin ibadah, pinter juga hapal qur’an? Mungkin itulah yang dirasakan oleh pasangan Bapak Budi Fadillah dan Ibu Erna Puspita Anggraeni orang tua dari Muhammad Daffa Fadillah siswa kelas IX SMP Daarul Qur’an yang berhasil menyelesaikan hapalan qur’annya pada tanggal 23 Desember 2013.                 Siswa yang lahir di Jakarta, 11 November 1999 ini mengaku senang akhirnya bisa menyelesaikan proses menghapal qur’an 30 juz. Walaupun proses menghapalnya tidak segampang membalikan telapak tangan. Daffa sendiri mengaku kadang ada masanya malas, kurang mood, tergoda oleh hal-hal lain.                 Siswa yang hobby main game ini mulai menghapal qur’an ini sejak masuk TK Al-Fauzien Depok, baru ketika selesai SDIT Ummul Quro Daffa berhasil menyelesaikan 2 juz hapalannya, ketika masuk SMP Daarul Qur’an tahun 2011 ditahun yang pertama masuk Daffa berhasil menyelesaikan 3 juz, ditahun yang kedua menambah 10 juz dan di enam

Perjalanan Menghapal Dhiya Ulhaq Ridhanif alhafidzah.

Setelah cerita hafidznya Ananda Hamzah Hafidz dan Prima Rizki Alhafidz, M. Daffa Fadhilah dan Fuad Aly Azmi   kini giliran hafidzah baru yang kami ceritakan kisah perjalanannya dalam menghapal qur’an Ananda Dhiya Ulhaq Ridhanif siswi kelas XII IPA SMA Daarul Qur’an. Akhwat kelahiran Jakarta, 26 September 1996 ini berhasil menyelesaikan proses menghapal qur’an 30 juznya pada tanggal 10 Januari dalam waktu 3,5 tahun.  Beliau mulai menghapal qur’an sejak masuk SMP Daarul Qur’an kelas 9 selepas pindah dari SMP Dipenogoro Jakarta. MotivasiaAnak pertama dari 3 bersaudara ini dalam menyelesaikan hapalan adalah untuk menyelamatkan diri dan orang-orang terdekatnya. Karena beliau meyakini seorang anak yang berhasil menghapalkan alqur’an kelak akan memberikan mahkota untuk orang tua dan memberikan safaat bagi orang-orang terdekatnya. Putri pertama pasangan Bapak Deri Ridhanif dan Bunda Rahma Amirudin ini mengaku bahwa proses menghapal qur’an itu tidak semudah membalikan telapak tangan, h

Mimi Alhusna Auliya Putri Dipaksa Jadi Hafidzah.

Siapa bilang sesuatu yang terpaksa itu tidak baik? Selama paksaannya menuju jalan yang baik maka, walaupun dipaksa akhirnya akan baik juga. Hal ini terbukti dengan kisah seorang hafidzah baru dari Pesantren Tahfidz Sekolah Daarul Qur’an International Bandung yakni ananda Mimi Alhusna Auliya Putri yang berhasil menyelesaikan hapalannya tanggal 9 Januari pekan lalu. Siswi kelahiran Semarang, 15 Juli 1996 dari pasangan Pak Kisnanto dan Bu Hani ini mengaku awalnya tidak mau masuk pesantren apalagi pesantren tahfidz, bahkan beliau menuturkan setelah menamatkan pendidikan di SMP IT Baitul Ansor beliau memilih untuk masuk ke SMAN 4 Bandung. Alasannya sederhana ingin merasakan nuansa sekolah negeri dan tidak mau merasakan hirup pikuk rutinitas kegiatan di pondok pesantren. Namun petuah sang ayah yang tegas dapat meluluhkan hati Ananda Mimi sehingga dia memutuskan untuk masuk SMA Daarul Qur’an Intenational Bandung. Anak kedua dari empat bersaudara ini mengaku dua tahun pertama belum me

Fuad Aly Azmi, Terinspirasi Jadi Hafidz Setelah Nonton TV.

Siapa sangka seseorang bisa hapal qur’an setelah menonton sebuah tayangan di televisi? Ya, tentu bukan otomatis jadi hafdiz setelah nonton. Cerita ini dituturkan oleh salah satu hafdiz baru yang diterbitkan oleh Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an International Bandung yakni Ananda Fuad Aly Azmi siswa kelas XII.IPA SMA Daarul Qur’an Bandung. Beliau menunturkan bahwa inspirasi untuk menghapal al-qur’an ia dapatkan setelah menonton sebuah acara di salah satu station televisi swasta yang dipandu oleh seorang Ustadz ternama Yusuf Mansur. Dalam acara tersebut Aly melihat ada santri Daarul Qur’an yang sudah selesai hapalannya diajak on air di acara tersebut di antaranya Ust. Khozen, Ust. Bagus dan Ust. Tias yang saat ini sudah menjadi alumni. Santri kelahiran Bandung, 25 April 1997 dari pasangan Bapak Falah Azmi dan Ibu Dian Julianti ini menuturkan awalnya beliau mau masuk ke sekolah negeri bahkan sudah diterima di sekolah favorit SMAN 3 Bandung. Namun pada saat batas akhir pendaftaran SM