Langsung ke konten utama

Adab Terhadap Ilmu Dan Ulama

Sebuah catatan Kantin (kajian Rutin) PT #2 Ditulis oleh: Ence Surahman Salah satu karakter ilmu adalah tidak mau dipoligami, maka ketika dalm majelis ilmu kita masih memikirkan hajat yang lain, maka pasti ilmu itu tidak akan masuk atau kalaupun masuk pasti hanya sebagian saja. Maka ketika punya hajat lebih baik penuhi dulu hajatnya. Dalam penelitian Dr.Adian Dusaini, disimpulkan bahwa masih banyak aktivis dakwah yang pemikirannnya masih belum benar. Atau nama lainnya tingkat kesesatan pemikiran seorang mahasiswa aktivis dakwah masih tinggi. Aktivis dakwah saja corak atau paradigma berpikirnya masih banyak yang belum benar apalagi orang yang tidak mengerti dan tidak mau menegrti tentang Islam. Dalam kisah perjalanan di jaman Rosulullah, pernah dikisahkan tentang kisah Khawarij. Mereka adalah kaum yang memiliki kesholehan ibadah yang sangat luar biasa. Namun karena tidak berilmu maka jelas-jelas mereak sesat. Jadi kesolehan seseorang itu tidak selamanya relevan dengan keimanan dan ilmu seseorang. Inilah yang harus kita pahami “terkadang kita mengamalkan yang benar, tapi tidak tahu mengapa itu benar, dan tidak tahu mana yang salah, sementara mereka melakukan atau mengamalkan yang salah dan mereka tahu dengan kesalahannya”. Saat ini kita mendapatkan tantangan, Islam sedang menghadapi sebuah tantangan dari para penghujatnya, Al-Qur’an sedang mereka ombang-ambing, sedang mereka acak-acak, sedang mereka rusak dan mereka cari-cari letak kesalahannya. Naquib Alattas mengatakan bahwa saat ini permasalahan umat itu adalah hilangnya adab dalam diri seorang muslim. Sebagaimana Adian Husaini, dalam salah satu tulisannya mengatakan bahwa Pendidikan berkarakter penting, tapi tidak cukup, dan yang kurangnya itu adalah adab-adab atau disiplin. Adab yang pertama dalam berilmu adalah niatkan mencari ilmu hanya karena Allah, mencari ilmu bukan untuk jadi ust, bukan untuk jadi ulama, bukan untuk mencari harta, bukan untuk mencari pujian dari yang lain. Yang kedua janganlah kita menjadi takabur dengan ilmu, mentang-mentang kita lebih tahu, atau lebih senior,, maka hilanglah ilmu dari orang itu. Orang yang takabur dengan ilmu, maka ilmuya akn dicabut. Dalam salah satu keterangan dikatakan bahwa salah satu ciri dekatnya dengan kiamat adalah dicabutnya ilmu oleh Allah, prosesi dicabutnya ilmu adalah dengan meniggalnya ulama. Saudaraku ketahuilah bahwa sesungguhnya pemikiran barat yang salah terus menyerang pemikiran orang-orang muslim. Pad konteksnya ada 2 cara yaitu dengan merusak pemikiran dan merusak pisiknya. Negara seperti Irak, iran, Afganistan, mereka tidak mampu di hancurkan secara pemikiran, karena pemikiran keislaman orang-orang Afganistan, Irak, Iran sudah terlalu kuat untuk dihancurkan, maka mereka menghancurkan secara pisik, berbeda dengan Indonesia karena indonesia masih terlalu mudah dihancurkan secara pemikiran. Maka tidak dengan proses penghancuran secara pisik. Bukti konkrit di Irak, Iran, dan di Afganistan sudah tidak ada acara di televisi yang menampilkan produk pemikiran barat. Berbeda di Indonesia justru acara-acara di televisi yang malah sengaja di undang untuk ditampilkan. Ini sungguh mengerikan saudaraku. Kaidah-kaidah dalam berilmu terhadap ulama: Ciri ulama itu: 1. Berilmu Ada yang salah dengan pemikiran kita saat ini. Misalnya dalam mempelajari adalah ilmu alam, misalnya sedang mempelajari nama-nama latin tumbuhan, hewan, dll. Dan biasanya mereka atau yang mempelajarinya tidak pernah mempertanyakan mengapa nama latin tumbuhan A itu adalah A’. Tapi mengapa banyak orang yang belajar tentang agama mereka malah terus bertanya-tanya tentang ilmu dari ulama, mereka meragukan pemikiran-pemikiran dan ulama didalamnya. Kata Hasan Al-Banna : Setiap pendapat seseorang boleh diterima atau ditolak. Kecuali perkataan Nabiyullah Muhammad SAW yang telah dimaksum oleh Allah swt. Maka kesimpulannya adalah pendapat beliaupun kalau salah jangan diterima tapi tolaklah. Yang namanya ulama adalah mereka yang mengerti ilmu agama dan ilmu syariah. Jadi kalau ada orang orang mengaku ulama tapi tidak mengerti qur’an dan ilmu syariah. Dalam pemikiran patriarki mereka mendeskridtikan para wanita, wanita dianggap rendaha atu golonga terbelakang dibelakang laki-laki. Mereka membuktikan dengan tidak banyaknya wanita yang menghasilkan karya-karya seperti kitab-kitab seperti tafsir dan ilmu syariah yang lain. Dan kebanyakan dari kalangan laki-laki. Sehinga mereka menyimpulkan bahwa dalam islam perempuan dianggap golongan tertinggal. Sekaran g mari kita buktikan bahwa perempuan tidak tertinggal. Buktinya sekalipun mereka tidak menghasilkan kitab-kitab ilmu, tetapi mereka telah berhasil menghasilkan anak-anak yang berhasil menjadi ulama yang menghasilkan bayak kitab-kitab. 2. Takut kepada Allah Biasanya orang takut karena tahu. Misalnya ada anak kosan yang baru tinggal di kosan baru, anak itu tidak akan merasa takut apa-apa, sebelum dikasih tahu bahwa dikmar yang ditempatinya itu pernah ada yang meninggal dunia karena gantung diri. Maka setelah tahu barulah anak kosan itu takut. Begitupun kita dengan Allah harus takut dan harus mengenal. Maka logikanya kalau kita takut kepada Allah kemudian kita tidak mengenal Allah maka takutnya kita adalah bohong. Maka adab kita dengan guru, harus ada hubungan adab yang baik. Baik dengan guru, dengan murobby kita. Kaidah agama : kalau kita ingin dibantu, maka bantulah orang. Kalau kita ingin dimudahkan maka mudahkanlah orang lain, kalau kita ingin pinter maka pinterkanlah orang lain. Maka kalau kita ingin dihormati maka hormatilah orang lain. Kalau kita ingin jadi guru yang dihormati oleh muridnya maka kita pun harus menghormati orang lain siapaupun itu. Ijtihad adalah proses menyimpulkan hukum yang tidak ada dalilnya dalam Al-qur’an atau hadist. Misalnya ijtihad para ulama untuk menentukan hukum rokok. Ijihad adalah cara. Karena ijtihad adalah cara maka harus benar caranya. Hukum ijtihad dengan cara yang benar maka kita wajib mengikutinya selama tidak ada lagi ijtihad lain dari instistusi lain yang lebih baik. Inilah adab kita kepada para ulama. Maka selama metode ulama dalam proses ijtihad itu benar maka ikutilah. Jangan ditentang kecuali kita mampu mendatangkan yang lebih baik dan selama kita tidak tahu ilmunya. Salah satu karakter ijtihad adalah memungkinkan berbeda. Dan ini sangat penting untuk dipahami agar kita tidak terjebak dengan pemahaman yang salah. Insya Allah bersambung ketulisan pekan depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste