Langsung ke konten utama

My Note Trip to Ceremai



By: Jaisyurrahman

Sahabat yang baik, para pembaca tulisan di blog saya, semoga anda senantiasa berada dalam kondisi yang baik, dan senantiasa menjadi pribadi yang beruntung.
Saat ini saya ingin bercerita tentang pengalaman pendakian saya di akhir dan di awal tahun, teaptnya diakhir tahun 2011 dan diawal tahun 2012, ya kegiatan pendakian ke gunung Ceremai ini saya laksanakan selama dua hari, sabtu-ahad, 31 Desember 2011 sampai 1 januari 2012. Gunung Ceremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat atau saya biasa menyebutnya dengan “The Highest of westjava”.
Pendakian saya ini ditemani oleh teman-teman komunitas pecinta alam Kurtekpend atau yang terkenal dengan nama “Paten”, diantaranya saudara Aldes, Musa, Widi, Luthfi, Rizal Aziz, Muh. Rizal, Ardi Reza, Kusnata dan Bertha. Juga di tambah dengan anggota Pecinta alam Mata gira yaitu akh Ikbal.
Jalur pendakian yang saya tempuh yakni menggunakan jalur Apuy yaitu jalur yang berawal dari desa Argamukti Majalengka. Sengaja saya memilih jalur ini agar lebih dekat dan lebih cepat sampai, mengingat  ketinggian tempat yang harus saya daki tidaklah mudah dan dekat, jalan yang jauh dan jalur yang curam memaksa saya dan kawan-kawan untuk melakukan serangakian strategi agar saya bisa mencapai puncak dengan rentan waktu 1 hari. ini  memang terbilang ekstrim, apalagi bagi kami yang merupakan pendaki pemula, mereka saja-yang kami temui dalam perjalanan- yang sudah menjadi pendaki yang senior, ada yang menggagendakan 2 hari baru tiba dipuncak, nah sementara kita ingin langsung sama dalam waktu maksimal 1 hari.
Para pembaca yang budiman, melalui tulisan ini saya ingin ceritakan semuanya terkait dengan tujuan mengapa saya mendaki, manfaat bagi saya, kemudian pesan dan kesan selama dalam proses pendakian, termasuk pembiayaan dan hal-hal lainnya yang sekiranya menurut otak saya itu semua harus disampaikan kepada para pembaca, tentu dengan satu harapan semoga ada manfaat yang bisa dipetik oleh para pembaca dimanapun berada.
Latar belakang atau hal yang paling mendasari saya bertekad untuk mendaki, kalau boleh saya jujur, bagi saya aktivitas kegiatan alam bebas salah satunya pendakian gunung merupakan salah satu bahkan hobby pertama dalam hidup sapai detik ini, memang cukup aneh dan unik, ketika orang lain hobbynya menyanyi, main bola, dan lain-lain kok saya malah senang aktivitas yang begitu beresiko, jadi intinya adalah karena mendaki gunung adalah hobby saya.
Lalu untuk apa sih saya melakukan pendakian, apa lagi pendakiannya saya lakukan pada momentum pergantian tahun? Kalau boleh saya menebak, sebagian besar orang tentu akan berkata bahwa saya melakukan perayaan tahun baru masehi, namun perlu saya garis bawahi, bukan bermaksud bahwa saya adalah orang yang anti atau fanatic dengan perayaan tahun baru masehi apapun jenisnya, namun saya ingin katakana justru kegiatan mendaki gunung inipun saya lakukan dalam rangka menjauhkan diri dari aktivitas perayaan tahun baru yang ketika saya berada di kota hingar bingarnya begitu terasa dan begitu menggangu, bagaimana tidak , 3 tahun yang lalu, saya semalaman tidak bisa tidur sekejappun, karena bunyi kembang api dan petasan yang menggangu, selain itu jalanan macet, orang-orang pada keluar rumah hanya dengan satu tujuan untuk menyaksikan detik-detik pergantian tahun dalam kehidupannya.
Padahal kalau mau kita buka-buka kembali, tidak ada sedikitpun syariat yang memerintahkan atau menganjurkan kepada kita untuk merayakannya. Apalagi  bagi seorang muslim, mereka telah di bekeli bahwa dalam islam perayaan itu hanya ada dua yakni pada saat idul fitri dna idul adha, disanalah kita harus merayakannya.  Jadi inti tujuan pendakian saya bukan untuk merayakan tahun baruan, melainkan untuk menjauhkan diri dari lingkungan yang hingar bingar dengan perayaan tersebut, selian tiu juga tujuan lainnya untuk melaksanakan tadzabur alam, dan muhasabah diri sendiri untuk peningkatan kearah yang lebih baik. Amin.
Sekarang saya ingin bercerita tentang seputar perjalanan,
Sejujurnya pendakian kali ini saya lakukan dengan beberapa misi yang  harus saya capai, diantara misi tersebut adalah saya ingin mengukur kemampuan saya mendakian ceremai dengan beban tertentu berapa waktu yang saya butuhkan untuk bisa sampai cipuncak? Kemudian yang kedua saya juga mencoba kekuatan fisik untuk berjalan selama satu jam tanpa istirahat dengan trak yang luar biasa, selanjutnya berapa waktu yang saya butuhkan untuk turun dari gunung sampai ke pos pemberangaktan? Berikut ini pemaparannya;
1.       Waktu tempuh untuk naik
Saya dan teman-teman ekspediser yang lain berangkat dari pos pemberangaktan setelah mengurusi administrasi dan pembayaran tiket tepat pada pukul 10.30, dan saya bisa sampai tempat camp yakni di gua wallet tepat apda pukul 17.34 WIB artinya saya memerlukan waktu 7 jam 4 menit untuk mencapai titik camp, dengan beban keril yang saya bawa lebih dari standar (> 1/3 berat badan), hal ini dikarenakan saya harus membawa tas teman saya yang berisi barang-barang kelompok semacam tenda, dump, kompor, makanan dan lain-lain.
Diperjalanan saya berhasil melewati sedikitnya 5 rombongan pendaki, diataranya yang dari ITENAS, dari Sumedang, dari Pramuka SMA, dari Majalengka.
2.       Satu jam perjalanan tanpa istirahat
Trak yang terjal licin karena sehabis hujan, memaksa semua pendaki untuk berjalan hati-hati dan sangat lambat, ini pula yang terjadi dengan saya, namun dalam hati saya berazam dan saya tawarkan juga ke Ikbal untuk berjalan selama 1 jam tanpa istirahat sedikitpun, dan ternyata ikbal juga menyanggupi, lalu kami coba dan ternyata sangat lelah namun kami berhasil melakukannya, padahal kebanyakan pendaki hanya bisa bertahan selama 10 menit atau  15 menit lalu istirahat.
3.      Saat-saat di puncak
Inilah salah satu momentum yang tidak akan bisa terlupakan, ketika kaki ini berada di atas ketinggian 3.078 mdpl, tak pernah terbayangkan sebelumnya, setelah berlelah letih lesu, akhirnya terpuaskan juga dengan terciumnya hawa kawah ceremai yang terus berhembus, sempat beberapa kali mengabadikan foto ketika dipuncak tertinggi di jawabarat ini, dan tidka lupa juga bersujud syukur atas kekuatan yang telah Allah berikan sampai akhirnya saya bisa berada di puncak tertinggi ini, thanks Ya Allah.
Sebenarnya ketika dipuncak ini, ingin rasanya menghubungi orang-orang tercinta untuk mengbarkan bahwa saya telah sampai di puncak Ceremai, namun sinyal Hp yang tidak mendukung, memaksa saya untuk mengurungkan niat itu.
4.      Waktu tempuh untuk turun
Setelah menikmati indahnya puncak, kini saatnya kami turun gunung, setelah membereskan semua perlengkapan di tengah hujan yang terus mengguyur, jam 11.35 kami semua berdo’a untuk perjalanna pulang dan akhirnya kami pulang, dalam perjalanan pulang setiap pos kami hitung waktu tempuhnya, dari tempat camp ke pos 5 saya menghabiskan waktu sebanyak 59 menit, mengingat jalannya yang memaksa harus hati-hati, selanjutnya dari pos 5 ke pos 4 saya hanya menghabiskanw waktu selama 18 menit saja, dari pos 4 ke pos 3 saya membutuhkan waktu selama 22 menit, dari pos 3 ke pos 2 butuh waktu 18, dari pos 2 ke pos 1 selama 22 menit, dari pos 1 ke pos pemberangkatan lebih dari 50 menit, ditampah dengan waktu istirahat antar pos saya tiba di pos pemberangkatan pada pukul 16.11, maka total waktu yang saya perlukan untuk turun gunung dalam keadaan hujan lebat dan beban keril yang lebih berat dari waktu naik adalah empat jam tiga puluh enam menit.
Demikian kisah ini saya tuliskan, sebagai salah satu pengobat rindu suatu hari ketika saya mengenang masa indah nan bahagia di puncak tertinggi jawa barat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste