Langsung ke konten utama

Membetuk Kader Dakwah yang unggul dan multi talent


Oleh : Jaisyurrahman

Sobat reader yang luar biasa, semoga kia senantiasa bersemangat untuk terus memfaqihkan diri dengan ilmu, menambah pahala dengan kebaikan dan bermanfaat dengan karya untuk diri dan orang lain, lebih luasnya berguna bagi nusa, bangsa, negara, agama juga dunia. Rasanya mengingat nikmat yang begitu banyak yang tak pernah Allah hentikan  pemberian-Nya, mengharuskan kita untuk senantiasa bersyukur, memuji dan memuja kebesaran-Nya, shalawat dan salam semoga selamanya tercurahlimpahkan kepada panutan kita yakni Nabi besar Muhammad saw.
Sobat yangbaik hati, melalui tulisan ini saya ingin bercerita sekaligus berbagi apa yang sedang dalam benak ini, semoga berilai manfaat, baik untuk saya peribadi ataupun untuk sobat sekalian.
Cerita yang membuat saya termenung,
Pada suatu hari, saya di tanya oleh teman satu kelompok PPL yang kebetulan satu sekolah dengan  saya tempat ngajarnya, beliau berasal dari salah satu jurusan di UPI, memulai pembicaraan beliau bertanya kepada saya, “Pak Nc, kenal dengan sipulan (nama di samarkan)?” tanya beliau kepada saya seolah penuh harap agar saya memberikan jawaban sesuai dengan yang di inginkannya. “oh iya, saya kenal dengan orang itu”, kebetulan saya pernah dekat dan pernah bersama dalam suatu kesempatan” jawab saya sedikit menjelaskan. Selanjutnya beliau bertanya lagi “ bagaimana sih orang itu” kata beliau. Saya bilang “ oh, orangnya baik, dan punya kesibukan yang luar biasa”, kata saya singkat. Kemudian beliau bertanya lagi “ kok, bisa ya, orang seperti beliau menjadi ………… (sengaja disamarkan)?” tanya beliau seolah penasaran dan ingin mendapatkan penjelasan dari saya. Saya mulai kaget dan bertanya-tanya dalam hati, ada apakah gerangan dengan sipulan yang saya tahu ia seorang ADK yang luarbiasa. Dengan hati-hati saya menjawab “ entah kenapa, mungkin karena memang tidak ada lagi anggota yang lain yang memenuhi kualifikasi untuk ada disitu”, jelas saya.
“iya, saya ingin menanyakan hal ini kepada Pak Nc sejak pertemu di PPL, namun belum pernah sempat baru kali ini” kata beliau lagi. Saya mulai penasaran “ memangnya ada apa dengan beliau?’ tanya saya tanpa bermaksud mencari tahu lebih dalam, hanya ingin penjelasan dari statement beliau sebelumnya. “beliau itu kan saya kelas dengan saya, hanya kaget saja kok orang seperti beliau bisa jadi …….., padahal menurut saya beliau itu memiliki beberapa catatan, baik dari sisi akademiknya yang bisa dikatakan berada di range bawah dikelas bahkan di angkatan kami, selain itu beliau adalah salah seorang teman yang keberadaanya tidak terlalu di harapkan dalam tanda kutif, karena kalau misalnya kita sedang ada tugas kelompok, beliau itu jarang sekali berkontribusi dengan tugas kelopompok, pernah pada  suatu ketika kita satu kelompok, untuk sebuha tugas yang cukup berat, beliau tidak membantu, sampai tugas bagian beliau kami yang mengurusi dan pada saatnya tampil hasil kerja kelompok, beliau itu datangnya telat, pokoknya banyak banget catatannya, bukan hanya saya yang merasakan tapi yang lain juga begitu” papar beliau.
Terhentak sejenak hati saya mendengar penjelasan dari beliau, saya mengelus dada dan berupaya husnudon dengan apa yang disampaikan oleh teman saya ini. Namun selanjutnya ada satu lagi teman PPL yang juga sejurusan dengan yang mengajak saja ngobrol, beliau juga menambahkan perkara yang sama, yang membuat saya semakin kita percaya dengan apa yang terjadi, namuan ketika dua orang yang menyampaikan perkara yang serupa, kata orang lain, maka itu bisa menguatkan apa yang terjadi. Tapi teap saya berupaya untuk husnudon.
Selanjutnya saya bertanya kepada teman saya tadi “kalau di kelas situ ada berapa orang ikhwan atau akhwat?” sambil saya bertanya “ mengerti kana pa yang saya maksud” dan ternyata beliau juga mengerti yang saya maksud dengan “ikhwan, akhwat”, satu sisi saya bersyukur karena eksistensi AKD dikelas mendapat perhatian khusus dari orang-orang amah seperti yang sedang berbicara dengan saya. Mendengar pertanyaan saya selanjutnya menjawab “ oh iya, saya kenal dengan akh ini, saya juga kenal dengan ukh ini?” kata beliau. Selanjutnya saya tanya “bagaimana dengan akh ini dan ukh ini?”, beliau menjawab “nah kalau yang ini saya senang sekali, bahkan beliau menjadi panutan bagi saya dan teman-teman dikelas dan dijurusan, beliau orangnya baik, ramah, supel (tidak ekstrim dan berpikirnya tidak panatik), bahkan beliau itu sangat inklusif, pokoknya saya sangat senang dengan ukh ini” papar beliau dengan bersemnagat.
“kalau si pulan bagaimana akademiknya” tanya saya, beliau menjawab “si pulan ini luar biasa Pak, beliau orangnya sangat pinter pokoknya excellent deh, IPnya juga diatas saya, dan dia berada pada urutan range atas, pokoknya jadi panutan kita semua, udahmah orangnya baik, ramah, supel, inklusif, senang  bergaul, dan tidak pernah membuat masalah dengan kami” jelas beliau. Mendengar pemapara beliau kali ini saya mengelus dada pertanda syukur berbeda dengan yang di awal.
Sobat yang sholeh/sholehah, melalui cerita diatas, bukan perkara gibahnya yang perlu kita catat, walaupun sejujurnya saya tidak berniat demikian hanya karena teman PPL saya itu seolah ingin menyampaikan hal penting kepada saya, dan ternyata dalam kacamata saya, saya beranggapan bahwa beliau ini telah menjadi perantara yang Allah jadikan bahan masukan, saran, instrospeksi dan musahabah kita sebagai ADK, dimana kita berada. Bahkan dari peristiwa itulah saya terdorong untuk menulis tulisan ini. Denagn harapan menjadi bahan renungan bagi kita, untuk benar-benar mengoreksi semua hal tentang kita demi perbaikan dan suksesnya dakwah yang kita jalani selama ini dan dimasa mendatang.
Sengaja saya ambil judul “ membentuk kader dakwah yang unggul dan multi talent”. Hal ini dimaksudkan agar setiap ikhwah, semua aktivis dakwah, dimanapun mereka berdakwah, baik di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di masyarakat, dipaerlemen, dan semua ranah dakwah kita dalam hidup kita, maka seyogyanya kita menjadi orang-orang yang tunggul dan multi talent, artinya unggul dalam berbagai hal, baik dalam hal ilmu, akhlak, kepribadian, sifat dan sikap, cara berbicara, cara berperilaku, cara berpendapat, cara bergaul, termasuk harus unggul dalam akademik dan prestasi, unggul dan bentuk karya, unggul dalam gagasan dan ide, unggul dalam memacahkan permasalahan yang dihadapi, berani tampil kemuka, berani bertanggungjwab, berani mengambil resiko, sehingga dengan unggul ini sedang aktivis dakwah akan menjadi pribadi yang mengesankan, akan menjadi sosok yang di idolakan, setidaknya tidak ada satu orangpun yang meremehkan kemampuan, keahlian dan kecakapannya.
Mengapa ini penting? Jelas sekali jawabannya karena kita adalah orang-orang terbina, orang-orang yang membawa risalah dakwah untuk kita sampaikan kepada orang lain, maka bagaimana bisa orang lain menerima dakwah kita, ketika kita sendiri tidak bisa beradaptasi dan kehadiran kita tidak diterima oleh objek dakwah kita? Bukankah itu hal yang sangat jauh dari mungkin?. Selain itu kita juga paham bahwa sebagai seorang muslim, erlebih aktivis dakwah yang membawa tugasnya para nabi, untuk melaksanakan proyek yang Allah amanahkan, maka kita memang di tuntut untuk unggul dalam berbagai hal. Saya teringat kata-kata sekaligus pesan seorang guru saya yang sangat luar biasa, pada suatu kesempatan beliau mengakatakan kepada saya “Ce, sebagai seorang muslim, apalagi seorang juru dakwah, maka Nc di tuntut untuk unggul dalam segala hal, karena dengan menjadi pribadi yang unggul, kita telah layak menjadi pemimpin bagi objek dakwah kita, ini penting” kata beliau.
Yang kedua, yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah, agar kita terus memotivasi diri menjadi pribadi yang multi talent, ini perkara penting juga untuk kita pahami dan kuasai, coba bayangkan seorang kader dakwah yang bisanya hanya ngaji/halaqah, dengan IP dan kemampuan yang pas pasan, kemudian malu bahkan menolak untuk diberikan amanah, ditambah gak mau membina kade baru, pergaulannya ekslusif, tidak senang bergaul, tidak bisa satu cabang olah ragapun, tidak melek teknologi dan perkembangannya, di suruh berbciara didepan umum gak mau, di minta adzan juga ga bisa, di minta ngisi pengajian rutin ibu-ibu berklah banyak kegiatan padahal waktunya luang, diminta tilawah dalam acara masyarakat angkat tangan, kemamuan berkomunikasi yang seadanya, ketika dimintai saran oleh temannya yang sedang memiliki masalah, bilangnya “aduh maaf, saya bukan orang konselor”, dan setumpuk ketidak mampuan yang dikarenakan ketidakmauan untuk belajar dan terus belajar. Akhirnya jadi kader dakwah yang rata-rata.
Sekarang bandinkan dengan seorang kader dakwah yang dalam urusan akademik luarbiasa unggul, dikelas dijadikan tempat bertanya materi oleh teman-temannya, di segani karena kepiawaiannya dalam berpendapat, mengeluarkan ide dan gagasan, rajin nanya dan diskusi dengan dosen, IPnya tidak dibawah standar yang sangat baik, tidak pernah mengulang kontrak mata kuliah, tugas senantiasa dikerjakan tepat waktu dan hasil yang sangat luarbiasa, banyak menelurkan karya tulis, dan memenangkan berbagai ajang perlombaan, dikomunitas manapun ia menjadi pemimpin dan berhasil memimpinya, bahkan di jurusan dipercaya menjadi asisten lab atau bahkan asisten dosen, di percaya mengurusi proyek penelitian dengan dosen, mampu lulus tepat waktu karena tidak ada masalah dengan akademiknya, diorganisasi amah ataupun dilembaga dakwah ia menjaid kader terbaik yang senantiasa berkerja dengan profesioanl tidak pernah mengecewakan patner kerjanya.
Iapun memiliki binaan beberapa kelompok, bahkan di kelompok liqonya menjadi sosok inspiratos, motivator dan sumber ide serta gagasan, dicintai oleh sahabatnya, ketika diamanahi ia senantiasa siap dan melaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab, ketika dimintai pendapat ia senantiasa bersedia, ketika dimintai untuk berbicara di hadapan umum ia senantiasa siap dan mampu berkomunikasi serta berorasi dengan memukau karena ia mau melatihnya, setiap kata-katanya mampu menyentuh, mengesankan dan menginspirasi siapapun, iapun terlibat aktif dalam urusan ke jamaha’ahan dan menjadi bagian penting, mampu berbahasa asing yang fasih baik arab, ataupun inggris, dan yang lainnya. Ia juag senang dan rajin menulis perkara yang bermanfaat, ia tidak gagap teknologi dan senantiasa update dengan perkembang jaman, wawasannya sangat luas, bahkan kalau orang bertanya apapun pertanyaannya, pasti bisa ia jawab dengan baik dan memuasakan.
Senang memantu sesama yang sedang kesulitan, selain itu ia juga rajin menabung dan bersemangat mencari nafkah, ia juga menjadi bagian dari anggota keluarga yang dicintai dna dijadikan panutan, hormat dan taat kepada orang yang lebih tua terlebih ayah bunda dan gurunya. Memiliki empati yang tinggi, amalanya yaumiahnya tidak pernah keteteran, rajin bersedekah, selain itu ia juga senang bergaul, inklusif dengan kalangan apapun, kehadiran ia di komunitas dan kelompok apapun senantiasa di nantikan. Untuk urusan olahraga beliau juga jagonya, mau futsal, volley, badminton, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan, catur dan olahraga lainnya yang bermanfaat –asal yang tidak ada unsure judi dan haram-, ketika ada yang mengajak berpetualang siap,-karena kadang biasanya adk itu  jarang yang bisa bergabung dengan para aktivis pecinta alam pada umumnya. Iapun mahir teknik-tenik di alaman, pokoknya untuk urusan olah raga ia jagonya. Hal ini sejalan dengan salah satu muwasofat tarbiyah yaitu sehat jasmani, dan yang saya pahami artinya akder dakwah harus pandai berbagai hal yang berbau olah raga. Tujuannya selain untuk membuat sehat dirinya juga sebagai senjata utama untuk mendakwahi mereka yang berada pada lingkungan olahragawan atau yang senang berolah raga. Ingat dakwah dengan bahasa kaumnya, bukan berarti ketika objek dakwah menggunakan bahasa jawa, kitapun harus menggunakan bahasa jawa saja, tapi makna bahasa disini saya pahami bukan hanya bahasa verbal tapi juga bahasa non verbal salah satunya kita bisa pada kondisi yang sama dan seirama dengan objek dakwah kita.
Misalnya ketika kita mau mendakwahi olahragawan tentu kita akan lebih efektif ketika kita juga bisa berolahraga, berdakwah kepada pecinta alam kita juga harus tahu dan jago dalam urusan itu, ketika mau berdakwah kepada orang yang senang dengan sastra, tentu kita harus bisa juga, ketika berdakwah kepada para ilmuwan dan saintis, maka kita juga harus jago dalam hal sain, ketika berdakwah kepada orang yang mahir bermain music, kita juga jangan ketinggalan, mau berdakwah kepada orang yang senang berbisnis, kita juga harus jago, berdakwah kepada aktivits organisatoris ktia harus lebih jagi disana. Dan segalanya, inilah yang sata maksud dengan kader dakwah yang multi talent.
Pertanyaanya, wah kayaknya ga mungkin satu orang bisa semua, ya tentu saya sepakat tidak mungkin bagi mereka yang tidak mau belajar dan berusaha, bukankah pada awalnya ktia tidak bisa berjalan dengan baik, tapi karena terus berusaha dengan bimbingan orang tua kita, akhirnya kitapun bisa berjalan, bukankah awalnya kita tidak bisa berbicara tapi akhirnya setelah mau berlajar kitapun bisa berbicara, bukankah pada awalnya kita tidak bisa membaca apda akhirnya bisa membaca, bukahkah awalnya tidak bisa menulis dan menghitung, pada akhirnya kita jago menulis dna menghitung. Lalu apa yang tidak mungkin untuk kita kuasai ketika kita mau belajar, belajar, belajar dan terus belajar. Sepakat sobat? Harus sepakat! ^-^
Sekali lagi, saya hanya ingin memotivasi diri sendiri dan sobat semua, marilah kita menjadi pribadi muslim terlbih aktivis dakwah yang unggul dan multi talenta, sehingga kita akan senantiasa berdakwah dimanapun kepada siapapun, ingat jangan sampai kita menjadi pribadi yang layak untuk diremehkan. Tentu semuanya harus senantiasa kita mulakan dengan niat yang lurus karena Allah swt.
“serendah-rendahnya kualitas aktivis dakwah adalah tidak membuat kesan yang kurang baik dikomunitasnya, sebaik-baiknya ya tentu yang mengesankan, unggul dan multi talent sehingga orang-orang terinspirasi untuk mengikuti perjalanan kader dakwah untuk menapaki jalan-jalan perjuangan menyebarkan al-islam yang rahmatan lil’alamin” wallahu’alam

Sabtu, 03 maret 2012,
Baiturrahman jam 17.15 wib. ^-^
Mohon do’a agar senantiasa istiqomah untuk saudaramu yang lemah dan banyak kekurangan, namun senantiasa bersemangat untuk belajar
Jaisyurrahman
Nb: untuk mendapatkan ilmu yang lebih baik perkara ni, bisa membaca buku “Potret Ikhwan Sejati” karangan Ust. Fauzil Azmi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste