Langsung ke konten utama

Sudahkah, Sahabat Memenej Diri?


Oleh : Jaisyurrahman

Pada saat saya berkunjung ke sekolah menengah atas yang menjadi almamater saya, saya mendapatkan sebuah inspirasi sederhana yang ini saya tulis lewat artikel ini. Ya, sekolah temapat saya menempa diri dulu sewaktu SMA, memang merupakan sekolah baru yang didirikan pada tahun 2000 dan mulai menerima siswa baru pada tahun 2002, saya angkatan ke-4 disekolah tersebut, dari awal sekolah ini di bangun, hingga saat ini, salah satu karakter yang di tanamkan oleh system sekolah adalah karakter disiplin dan senang berorganisasi.
Dulu sewaktu saya masih jadi siswa, saya masih ingat apabila ada siswa yang terlambat datang kesekolah pada waktu yang telah ditentukan, maka bisa dipastikan ia akan dijemur selama jam pertama, atau harus lari mengililingi lapangan sekolah yang cukup luas, selain tiu mendapatkan catatan dari guru dan wali kelas, tentu banyak ruginya, bahkan bagi siswa yang merani tidak menggunakan atribut lengkap kesekolah (topi, dasi, sepatu hitam dan kaos kaki putih, atau menggunakan baju yang tidak ada nama, kemudian logo sekolah saja pasti akan kena sanksi).
Apalagi semenjak saya keluar, mulai dibiasakan adanya program apel pagi setiap hari, rasanya seperti di komplek militer saja, apel setiap hari yang dimulai dari pukul 07.00-07.15 ini wajib diikuti, dengan atribut lengkap, setiap pagi ada penaikan bendera dan amanat dari pembina apel, nah pada saat itulah saya melihat banyak siswa yang berlari terburu-buru untuk mengikuti apel, terlebih di depan gerbang berdiri guru yang memiliki pengaruh sangat besar, tentu siswa tidak ada yang berani berjalan lambat semua berlari menuju lapang. Mereka bukan takut dengan guru yang berdiri tapi mereka mengerti dan menyadari akan konsekuensi apabila mereka terlambat.
Padahal sahabat juga harus tahu bahwa siswa disekolah tersebut berasal dari tempat yang sangat jauh, ada yang jalan kaki menempuh jalan berbukit, menaiki gunung menuruni lembah, melewati sawah dan ladang yang luas, itulah yang mereka lakukan setiap hari, bahkan mereka harus pergi sebelum adzan subuh dari rumah, agar bisa sampai disekolah tepat waktu, ketika pulang dari sekolah tentu mereka juga harus bersiap siaga dengan guyuran hujan atau ancaman longsor yang bisa saja menghalau perjalanan mereka.
Tapi yang saya lihat, system yang begitu ketat dan disiplin tidak membuat mereka ngeyel, mengeluh, justru menjadikan mereka tegar dan kuat, hal ini terjadi karena mereka menyadari bahwa aturan yang dibuat merupakan system yang harus di taati, sehingga ada ataupun tidak ada guru mereka sudah terbiasa menaati aturan yang ada, ia sadar betul bahwa aturan harus ditaati karena ketika di lalaikan maka ada konsekuensi yang akan didapatkannya.
Nah, begitupun dengan diri kita, sudah menjadi sebuah keharusan kitapun memiliki system diri yang kuat, untuk menenej diri kita agar hidup kita terkelola dengan baik dan tidak kita jalani seadanya atau semaunya apalagi seketemunya. Ini penting, karena menyangkut konsep diri kita, kita harus membiasakan membuat aturan untuk diri dan tentu harus ditaati, karena kitapun telah menyiapkan sanksi khusus apabila kita berani melanggarnya.
Hal ini pernah dilakukan oleh Umar bin khatab, suatu ketika beliau melihat-lihat kebunnya yang sedang berbuah lebat, sampai ketika pulang kerumah orang-orang sudah selesai melaksanakan shalat asar berjama’ah, karena Umar menyadari bahwa perilakunya menyalahi system yang telah dibuatnya yaitu untuk selalu shalat berjama’ah, maka bentuk sanksi dirinya adalah menginfakan seluruh kebun beserta isinya untuk kepentingan umat.
Contoh sederhana yang saya maksud dengan system diri adalah, misalnya sahabat membuat aturan akan selalu bangun pukul 03.00 setiap malam, maka ketika sahabat bangun telat dengan disengaja, sahabat bisa member sanksi, misalnya dengan menambah jumlah buku yang harus dibaca, atau memberikan sedekah kepada orang lain dengan jumlah yang lebih besar, atau menulis artikel dua kali lebih banyak dari yang biasa, artinya sanksi yang kita buatpun harus yang memiliki nilai manfaat yang besar.
Aturan yang lainnya, misalnya sahabat berkomitment untuk shalat tepat waktu dan berjamaah dimesjid, maka ketika secara disengaja melanggar aturan tersebut, sahabat harus menghukung diri dengan aktivitas yang bermanfaat. Nah kebiasaan ini akan menjadikan hidup sahabat lebih bermakna, berarti dan produktif. Saya berani jamin bahwa orang-orang yang sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang telah memahami konsep dirinya dan ia berkomitment untuk menjalankannya, artinya bukan mereka yang tidak punya visi dan misi, bukan mereka yang malas, bukan mereka yang menjalani hidup seadanya, seketemunya, tapi mereka orang-orang yang termenej dengan cara memenej dirinya.
Adakah pelaut ulung yang lahir hanya di pesisir pantai yang dangkal, pastilah mereka yang terlatih disamudra luas nan ganas, adakah  pendaki yang hebat muncul tanpa pernah berlatih di puncak-puncak yang tinggi dan menantang, tentu mereka yang terbiasa dengan berbagai medan yang menantang yang hanya sebagian kecil saja yang bisa menaklukannya. Itulah hidup, hidup itu harus dijalani dengan disiplin dan dimenej dengan baik. Dengan begitu sahabat layak menjadi orang yang sukses. Wallahu’alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste