Langsung ke konten utama

Bimbingan Virtual; Untuk Efektivitas dan Efisiensi



Oleh : Ence Surahman

Artikel ini saya tulis tepat ketika sedang melakukan sedikit perapihan BAB IV  dan BAB V skripsi saya sesuai dengan arahan dari dosen pembimbing yang baru saya terima di email dan chatting jejaring sosial beberapa menit yang lalu. Ya, itulah yang kami lakukan dalam rangkaian proses bimbingan skripsi. Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Dr. Deni Darmawan, M.Si dan Bapak Dr. Cepi Riyana, M.Pd yang bersedia dan sengaja menyediakan ruang dan waktu yang luas untuk bimbingan virtual. Mereka ini adalah kedua doktor di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang memiliki kapasitas yang mumpuni dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan (Information and Communication Technology  for education).
            Dalam tulisan ini, saya akan sedikit mengulas tentang konsep bimbingan virtual. Tantangan dan peluang serta kelebihan dan kekurangan dari proses bimbingan virtual itu sendiri. Tulisan ini sengaja dibuat untuk meningkatkan kesadaran kita hari ini bahwa saat ini zamannya serba cepat, mudah, praktis dan sederhana. Bukan lagi zamannya kerja lambat, susah, ribet, birokratis yang tidak perlu dan paradigma status quo yang masih bercokol disebagian benak kita. Mudah-mudahan ada sedikit percerahan baru yang bisa diimplementasikan dalam rangka efektivitas dan efisiensi proses pendidikan, khususnya dalam proses bimbingan penelitian mahasiswa baik untuk kepentingan tugas perkuliahan ataupun penelitian tugas akhir dan skripsi.
            Secara konseptual, kita bisa definisikan yang disebut dengan bimbingan virtual adalah proses bimbingan antara mahasiswa dengan dosen dengan menggunakan beberapa fasilitas dan sarana yang disediakan secara virtual atau online semisal surat elektronik (electronik mai), jejaring sosial (sosial network), telfon internet (voice over internet protokol (VOIP)), Yahoo Messanger (YM), Direct Message (DM), website dan semua fasilitas online yang bisa digunakan. Dalam prosesnya mahasiswa dan dosen tidak perlu melakukan pertemuan lansung, bahkan tidak perlu membuat waktu khusus untuk bimbingan, karena prinsipnya bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, selama ada koneksi internet yang bisa dimanfaatkan.
            Lalu mengapa harus secara virtual? Mengapa tidak yang konvensional saja, dosen bertemu secara langsung dengan mahasiswanya pada jam yang telah ditentukan? Mengapa harus secara bimbingan virtual?
Berikuti ini saya uraikan beberapa alasan dan keuntungan serta manfaat bimbingan virtual;
Pertama adalah untuk efektivitas proses bimbingan, dengan menggunakan bimbingan virtual maka proses bimbingan akan lebih luas, tidak terbatas pada waktu dan kesempatan. Saya punya teman yang pernah curhat tentang proses bimbingan dengan dosen pembimbingnya. Kata beliau dalam sekali bimbingan paling dosen hanya memberikan waktu 5-10 menit/mahasiswa. Karena waktu dosen yang sedikit sementara jumlah mahasiswa yang mau bimbingan banyak. Akibatnya proses bimbingan jadi tidak efektif. Dosen hanya bisa memberikan arahan untuk beberapa point saja (tidak bisa banyak). Sementara dengan bimbingan virtual, maka proses bimbingan akan efektif karena semua masalah yang sedang dirasakan oleh mahasiswa bisa disampaikan dalam bentuk tulisan, kemudian dosen pun bisa menjawabnya secara gamblang sesuai dengan permasalahan yang sedang dirasakan oleh mahasiswanya. Dengan begitu proses bimbingan akan lebih produktif dan progress penelitian mahasiswa juga akan lebih progressif pula.
Alasan yang kedua, biasanya dosen memiliki jadwal agenda yang banyak, maka dengan bimbingan virtual dosen tidak perlu membuat dan meluangkan waktu khusus untuk melayani bimbingan secara langsung  dengan mahasiswanya. Sehingga agenda dosen yang lebih penting bisa tetap ia laksanakan, bimbingan dengan mahasiswa pun tidak terbengkalai. Jangan sampai masih kejadian ketika sudah disepakai jadwal bimbingan dosennya ada agenda lain dan mahasiswa yang jadi korban. Itu bukan sesuatu yang fair. Maka solusinya adalah dosen harus memberi ruang untuk bingbingan virtual.
Ketiga, efisiensi biaya dan transport untuk bimbingan. Tentu hal ini yang merasakan biasanya kebanyakan dari pihak mahasiswa, karena biasanya mahasiswa yang datang kepada dosen. Bayangkan saja, kalau bimbingan masih dengan proses yang konvensional, kemudian proses bimbingannya tidak efektif, maka mahasiswa akan berulang kali mencetak (print) bahan yang akan dibimbingkan dengan dosennya secara berulang-ulang sampai dipastikan tidak ada lagi yang perlu direvisi. Banyaknya kertas revisi juga bukan sesuatu yang bagus, karena itu pemborosan sumber daya alam, mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa kertas berasal dari sumber daya alam, khususnya kayu, semakin banyak kertas yang dibutuhkan akan semakin banyak pula sumber daya alam yang segera dihabiskan. Bahkan tidak jarang kertas yang tidak digunakan lagi, hanya akan menghasilkan banyak sampah dan memakan ruang tempat penyimpananya. Berbeda dengan bimbingan virtual, karena bahan yang akan di bimbingkan tidak pelu dicetak, kalaupun revisi akan sangat mudah dan tidak akan banyak menimbulkan polusi jika tidak dipakai lagi. Selain itu bagi mahasiswa yang jauh dari kampus, maka otomatis setiap kali akan bimbingan, ia harus mengeluarkan biaya transportasi. Maka semakin banyak pertemuan bimbingan, akan semakin besar biaya transport yang dikeluarkan. Maka dari itu ntuk efisiensi amat sangat diperlukan yang namanya bimbingan virtual.
Jadi keuntungan dari proses bimbingan virtual adalah efektivitas dan efisiensi selama proses bimbingan belajar. Kemudian progres penelitian mahasiswa akan semakin progressif. Sementara itu ada sedikit kekurangan yang ditimbulkannya yakni nilai ibadah silaturahimnya yang kurang dan hubungan interpersonal antara mahasiswa dan dosen pembimbing yang mungkin tidak akan terlalu kuat, karena jarang atau mungkin tidak bertemu secara langsung.
Yang paling akhir, saya ingin sampaikan bahwa, jika memang kebijakan lama masa studi mahasiswa itu sudah ditekan untuk lebih cepat. –berbeda dengan zaman dulu-, maka jangan sampai masa studi mahasiswa menjadi lama, hanya karena dosen jarang memiliki waktu untuk bimbingan dengan mahasiswanya. Saat ini sudah zaman serba cepat, mudah, murah, dan praktis. Untuk itu bagi yang masih ada pradigma lama di benaknya, rasanya kemajuan teknologi saat ini sudah bisa meyakinkan kita, bahwa proses bimbingan  bisa lebih efektif dan efisien salah satunya dengan proses bimbingan virtual. Wallahu’alam. Semoga bermanfaat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste