Langsung ke konten utama

Kala itu



Oleh : Ence Surahman

Pagi itu ketika saya sedang amat sangat menikmati rangkaian cerita yang tertuang dalam novel Sang Pemusar Gelombang yang ditulis oleh Kang M. Irfan Hidayatullah seorang dosen UNPAD tepatnya sekitar pukul 08.30 WIB. Tiba-tiba muncullah sebuah pesan di hp saya yang bunyinya kurang lebih seperti ini “Assalamu’alaikum bpa, maaf bukan mau protes soal tgs UTS tpi memang kita rda kberatan sama tgsnya, jurnal yang tgs dri bpa pasti beda sama jurnal praktikum kita da emang ada ptunjuknya jdi kita tinggal nulis ulang lgi, trus juga skrng ini lgi bnyak uts, mungkin bisa ada altrnatif uts yg lain” setelah saya coba balas sms-nya ternyata sms serupa tidak hanya saya terima dari satu mahasiswa saja, bahkan lebih dari 5 mahasiswa mengirim sms yang hampir sama dengan sms diatas, tentu jawaban saya disamakan dengan jawaban yang saya kirimkan kepada mahasiswa yang pertama kali mengirim pesan kesaya.
Singkat ceita akhirnya saya telfon salah satu mahasiswanya yang kebetulan beliau sebagai skretaris kelas, lalu saya coba dalami masalahnnya, rupanya saya menemukan satu kesimpulan sederhana bahwa ketidaksanggupan mereka menyelesaikan tugasnya adalah dikarenakan oleh waktu yang terlalu mepet (6 hari), yang kedua karena tidak tahu sistematika penyusunan jurnal yang ditugaskan dan yang ketiga karena tugasnya dirasa terlalu berat buat mereka.
Maka saya tawarkan beberapa alternatif solusi untuk mereka pilih, yang pertama kalau tugasnya terlalu berat, maka saya akan ganti dengan tugas yang baru yang memungkinakan dua hal, yakni tugasnya jauh lebih berat dari yang sudah saya berikan, dan yang kedua saya akan berikan tugas yang amat sangat mudah untuk dikerjakan, bahkan saya katakan tugas tersebut sangat mungkin bisa dikerjakan oleh siswa SMP, lalu saya bertanya, apakah teman-teman siap ketika secara tidak langsung saya sudah menyamakan teman-teman selevel dengan siswa SMP?
Penawaran yang kedua, kalau masalahnya karena tidak tahu sistematika format penyusunan jurnalnya, maka saya katakan sebagaimana yang saya tulis ketika saya buat format tugasnya, bahwa panduan penyusunan jurnalnya mengikuti aturan karya tulis yang berlalu di UPI, bahkan teman-teman bisa juga mencari tahu formal jurnal nasional yang relevan denga jurnal yang ditugaskan. Bahkan kalau masih belum juga paham, maka saya akan buatkan format sistematikanya, bagaiamana?
Dan penawaran yang ketiga adalah mengenai waktu, jika memang waktunya dirasa terlalu mepet, maka saya bisa pastikan agar waktu perngerjaan tugasnya saya tambah dan sudah saya tawarkan, dari awalnya hanya 6 hari menjadi 12 hari. Tapi ternyata setelah saya tawarkan bahkan ketua kelasnya juga menyampaikan mereka hanya siap membuat essay saja. Saya katakan bukankah essay dan jurnal itu pada dasarnya tidak terlalu berbeda, mengapa tidak sekalian membuat jurnal saja? Lalu saya katakan bahwa salah satu pertimbangan mengapa saya menugaskan membuat jurnal, saya ingin memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperbanyak pengalaman membuat karya tulis ilmiah, bahkan hal itu akan menjadi point penting tersendiri dari perjalanan mereka sebagai mahasiswa.
Alasan lainnya mengapa saya menugaskan mereka untuk membuat jurnal bahkan tentu format penugasan UTS yang jauh berbeda dengan mahasiswa dijurusan yang lain yang tidak belajar dengan saya, hal itu dikarenakan sebagaimana yang saya sampaikan diawal perkuliahan, bahwa saya punya target agar lulusan mata kuliah kurpemb yang saya bina akan memiliki kualitas yang jauh lebih unggul dibanding dengan mahasiswa dari kelas lain, tentu untuk mewujudkan hasil yang baik itu saya pun harus menyesuaikan proses perkualiahan dan penilaiannya, maka pengambilan keputusan UTS berupa tugas membuat jurnal menjadi salah satu pilihan.
Namun ternyata, setelah ketiga penawaran saya masih juga belum ditemukan ruang kesepakatan, saya kembali menyimpilkan bahwa sebenarnya ketiga masalah tersebut bukanlah masalah yang sesungguhnya, baik itu waktu yang sebentar, tugasnya terlalu berat, dan tidak tahu sistematikanya, namun masalah utama dan pertama yang amat memberatkan mereka adalah rasa ketakutan dan pesimistis yang berlebihan bahkan boleh jadi kurang memiliki alasan yang kuat.
Mengapa saya berkesimpulan begitu, karena selama perkuliahan dikelas, saya menemukan suasana bahwa mereka adalah mahasiswa yang cerdas dan memiliki kemampuan diatas rata-rata, bahkan saya melihat kualitas mereka berbeda jauh dengan teman-teman saya ketika kuliah dulu. Anya itu tadi masalahnya adalah ketakutan dalam diri mereka yang belum bisa mereka kalahkan, akibatnya ketakutan tersebut yang telah mengalakan dirinya.
Pembelajaran ini penting untuk diri saya khususnya, bahwa ketika kita berhadapan dengan sebuah masalah, apapun itu, kunci pertama sebelum kunci yang lain yang harus kita kuasai adalah kemampuan untuk memenej diri dan mengendalikannya agar mampu mengalahkan perasaan negatif yang muncul dari diri kita sendiri. Dan ketika kita telah berhasil menaklukan rasa takut dan rasa negatif tersebut, barulah kita mantapkan ikhtiar dan usaha untuk menghadapi tantangan atau mengalahkan masalah yang ada didepan kita. Wallahu’alam. (Nc-@DQBdg, 28-03-2013---13.30-13.55WIB)

Nb :
Untuk Tugasnya tetap seperti format yang awal, tapi saya berikan waktu tambahan untuk menyelesaikannya yakni hingga Rabu, 3 April 2013 jam 18.00 maksimal sudah dikirimkan ke alamat email saya. Yang kedua insya Allah saya akan buat format sistematika pembuatan jurnalnya, semoga akan mempermudah teman-teman mahasiswa. Demikian terimakasih.


Komentar

  1. Assalamu'alaikum Pak.. Punten, bagaimana dengan format sistematika pembuatan jurnalnya? Terima kasih..

    BalasHapus
  2. Wassalamu'alaikum wr wb, Intan dkk, mohon maaf saya baru OL lagi, gimana udah pada dikerjakan,
    sebenarnya itu pilihan alternatif, kalau masalahnya ada di kesilutan dengan sistematikannya,
    oke saya coba susun, mudah2an sore ini udah bisa di posting.

    BalasHapus

Posting Komentar

You can give whatever messages for me,,

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste