Langsung ke konten utama

Belajar Dari Sang Tawon


Oleh : Ence Surahman, S.Pd
Seri Inspirasi Liburan Lebaran Ramadhan

            Sahabat yang berbahagia, saya ingin cerita, dulu ketika masih usia belasan tahun saya punya teman yang kebetulan memiliki keahlian untuk mengambil telur tawon. Karena sering ikut mengambil telur tawon walaupun resikonya tinggi karena bisa kesengat namun tidak menyurutkan diri saya untuk bisa melakukannya sendiri. Sampai suatu hari saya pernah di sengat induk tawon dan baru sembuh beberapa hari setelah itu. Hal itulah yang mengingatkan saya untuk bercerita tentang bagaimana mental yang dicontohkan oleh seekor tawon dalam berjuang mempertahakan eksistensinya dan mencapai visi hidupnya.
            Tahukah sahabat bahwa untuk membuat sarang tawon yang ukurannya besar pada mulanya hanya satu ekor tawon saja. Berbeda dengan lebah yang biasanya sudah memiliki koloni yang jumlahnya banyak. Seekor tawon memiliki jiwa yang lebih hebat dari lebah. Yang awalnya satu ekor kemudian ia berjuang dengan penuh kesungguhan untuk membuat sarang diri dan rencana keturunannya. Sampai ia bertelur dan telurnya bertambah banyak sampai akhirnya beranak pinak hingga ia bisa membuat sarang yang besar dan otomatis akan memudahkan dirinya untuk memiliki jumlah anggota keluarga dalam jumlah yang besar pula.
            Satu pelajaran penting bagi kita untuk terus bertahan dalam medan perjuangan hidup kita masing-masing yakni visi yang jauh kedepan dan kerja keras tanpa batas. Itulah yang diajarkan oleh seekor tawon kepada kita. Mereka saja yang tidak pernah duduk dibangku sekolah bisa bertahan dan sukses membangun keluarga bahkan membangun kerajaan dalam satu sarangnya masa kita yang pernah sekolah dan dibekali akal yang cerdastidak bisa.
            Mari kita terus melangkah kedepan untuk mengejar visi hidup kita. Dan jangan pernah kita berhenti tanpa alasan hingga membuat langkah kitapun terhenti pula. Selama kita masih punya visi yang jelas dan kita meyakininya maka janganlah berputus asa dengan keadaan yang ada saat ini. Walaupun mungkin kita merasa sendiri tak ada yang membantu. Yakinkan Allah bersama orang-orang yang bersungguh-sungguh.
            Hal lain yang perlu kita contoh dari kisah hidup tawon tersebut adalah kemampuan dirinya untuk memanfaatkan segala bentuk potensi yang sederhana menjadi sesuatu yang luar biasa. Bayangkan saja untuk membuat bangunan sarangnya yang indah dengan warna yang khas dan kekokohnya ia tidak perlu bahan-bahan yang bagus melainkan hanya memanfaatkan sisa-sisa kotoran hewan atau dari pohon kayu yang sudah membusuk dan ia kumpulkan untuk diproses menjadi sarangnya yang indah dengan keteraturan yang memenuhi kaidah keilmuan para arsitek padahal tawon tersebut mungkin saja tidak tahu rumus-rumus matematika dalam pembuatan bangunannya.
            Satu hal lagi, jangan pernah bermimpi untuk bisa mencapai kesuskesan dalam waktu yang singkat, karena seekor tawon tadi butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa mendirikan sarang dan koloninya. Bahkan boleh jadi ia sendiri tidak sempat menikmati masa kejayaan di koloninya karena mungkin batas usianya yang telah berakhir. Manusia juga demikian, boleh jadi hari ini kita membangun visi yang besar dan mungkin tidak sempat kita petik hasilnya dan tidak sempat kita nikmati selama kita masih hidup, namun boleh jadi anak atau cucu kita yang menikmati hasil usaha dari visi yang sudah kita bangun semasa kita masih hidup. Wallahu’alam. Semoga bermanfaat. Aamiin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste