Langsung ke konten utama

“Saya mau Mengundurkan diri”. Yakin?

Oleh : Ence Surahman, S.Pd
Sumber gambar : http://www.coxblue.com/your-top-employee-has-resigned-now-what/

Suatu hari, saya menerima konsultasi dari teman yang “ngebet” mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Beliau merasa tidak cocok dengan sistem kerja dan tugas-tugas yang diterimanya. Padahal beberapa bulan sebelumnya beliau juga cerita  bahwa dirinya sudah merasa jenuh menunggu panggilan lamaran kerja yang tak kunjung datang. Namun ketika sudah diterima kerja ia merasa bahwa apa yang ada tidak seperti apa yang diharapkannya. Bahkan walaupun ia tahu bahwa ketika resign harus bayar sejumlah denda beliau tidak perduli, yang penting segera keluar dari tempat kerjanya.
Setelah ia coba konsultasi dengan orang tuanya, rekan kerja, saudara termasuk pada saya, akhirnya ia mencoba untuk bertahan dan menikmati pekerjaan yang sedang dijalaninya. Konon semakin hari, ia mencoba menikmati dan memahami hakikat dirinya dan tempat kerjanya. Hingga akhirnya sampai sekarang beliau masih bertahan dan semoga bisa sampai batas akhir kontraknya.
Disamping itu, kebetulan saya sebagai salah satu tim HRD sebuah organisasi tingkat nasional dan sebagai ketua disalah satu organisasi di kampus. Termasuk waktu S1 juga sempat berkecimpung lama di organisasi kemahasisiswaan yang notabene karakteristiknya hampur sama yaitu non profit organization. Dan tidak ada ikatan kontrak serta denda bagi yang keluar ditengah jalan.
Saya sengaja menuliskan dan membagikannya dengan Anda karena boleh jadi besok lusa ada teman Anda, atau Anda sendiri bahkan mungkin karyawan Anda mengalami hal yang sama dengan cerita diatas. Pertanyaannya bagaimana cara kita untuk membantu mereka keluar dari permasalahan tersebut. Yang jika tidak segera diselesaikan, masalahnya bukan hanya untuk dirinya yang galau dengan kebimbangannya namun jauh lebih besar berakibat pada hilangnya fokus garapan organisasi atau tempat ia bermanah. Organisasi atau tempat bekerja jika tidak memiliki lapis-lapis SDM lainnya akan kehilangan ruh dan target capaiannya.
Maka dari itu saya ingin menyampaikan beberapa hal, sebenarnya untuk saya pribadi tapi mudah-mudahan dari inspirasi bagi para pembaca yang budiman.
a.      Sebagai ketua atau pemilik perusahaan
Sebagai ketua tentu kita harus jauh lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan yang seperti itu. Jangan mudah mengambil keputusan tanpa pertimbangan dan dasar yang kuat. Bagi Anda yang menjabat sebagai ketua diorganisasi atau perusahaan yang sudah mapan sistem manajemennya, tentu segala sesuatunya sudah termaktub dalam stAndar operasional prosedur anggota maupun karyawan Anda. Terutama bagi perusahaan tentu akan dari awal sudah disepakati tentang denda finalty apabila salah satu pihak ada yang melanggar kesepakatan. Namun walaupun demikian, apabila latar belakang pengunduran diri karyawannya belum terlalu urgen dan esensial. Saran saya Anda harus menguatkannya agar ia bisa bertahan dalam tugas kerjanya. Karena boleh jadi ada yang mau keluar hanya karena kesimpangsiuran informasi dilingkungan kerja, atau mungkin proses adaptasi dirinya dengan tim yang ada butuh proses yang tidak sebentar. Bahkan jika sudah ditemukan masalahnya apa, sebagai ketua tentu dengan memberdayakan peran tim HRD atau PSDM wajib melakukan treatment kepada orang tersebut, bisa dengan diajak bertemu lalu digali dan dipahamkan atas ketidakpahamannya. Atau jika memang kondisinya banyak,maka bisa sekalian diadakan kegiatan upgrading anggota atau karyawan Anda dengan acara yang akan membuat mereka lebih nyaman bekerja dan beramanah disana.
b.      Sebagai anggota/karyawan yang ingin mengundurkan diri
Bagi Anda yang kondisinya sebagai anggota atau karyawan yang ingin mengundurkan diri, berikut ini saya ingin menyapaikan beberapa hal. Pertama pahami secara menyeluruh hak dan kewajiban Anda ditempat kerja maupun organisasi Anda sekarang. Jika tidak tahu atau belum juga paham, makanya tanyakan kepada atasan atau anggota yang lebih paham. Coba sambut bola agar kita tahu dan bisa mengukur diri antara kemampuan awal, kemampuan yang bisa dioptimalkan serta target kewajiban yang harus ditunaikan.
Keputusan mengundurkan diri dari sebuah organisasi dan atau perusahaan adalah bagian dari hak Anda jika memang dasarnya sudah sangat kuat. Namun hal tersebut bukanlah satu-satunya jalan untuk segera mengakhiri beban diri Anda karena bisa lepas dari tuntutan pekerjaan dan amanah disana. Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan. Sebagai contoh Anda terkendala dengan tuntutan kerja yang terlalu berat, maka Anda bisa mengkomunikasikannya dengan atasan Anda, saya yakin dengan komunikasi yang baik, atasan Anda akan memahami Anda dan mencoba mencari solusi untuk masalah Anda tersebut.
Kedua, pahamilah bahwa hakikat Anda bekerja ya tidak akan persis dengan ketika Anda sebagai pemilik tempat Anda bekerja. Anda bukan pure decission maker, mungkin persentasenya Anda lebih banyak sebagai eksekutor atau operator dari tugas-tugas yang menjadi kewajiban Anda. Kalau Anda tidak mau diatur, diarahkan, diperintah, maka pesan saya, jangan mau jadi pekerja. Jadilah penguasahanya biar Anda yang menentukan apa yang harus dikerjakan baik oleh diri Anda maupun  karyawan dan anggota tim Anda.
Ketiga, cobalah sejenak Anda merenung, seAndainya pada saat Anda memutuskan untuk mengundurkan diri, posisi Anda dipindah sebagai pimpinan Anda, kira-kira bagaimana perasaannya. Mencari pengganti itu memang tidak terlalu sulit, namun ketika hal itu terus terjadi dalam perjalanan perusahaan, maka perusahaan akan sibuk mengurusi perkara karyawan yang mau mengundurkan diri ketimbang fokus pada upaya pencapaian target perusahaan.
Keempat, bagi Anda yang ingin mengundurkan diri dalam masa kerja/amanah, maka pahamilah tentang makna interritas diri Anda sendiri. Sederhananya, bayangkan jika Anda menjadi kepala HRD disebuah perusahaan, lalu Anda  membaca CV calon karyawan Anda, dan Anda menemukan keterangan bahwa yang bersangkutan sudah punya pengalaman kerja di tempat A dengan masa kerja hanya 3 bulan. Tentu Anda akan bertanya mengapa bisa terjadi, dan boleh jadi Anda akan berhati-hati dalam mempertimbangkan untuk menerimanya atau tidak.
Kelima sekaligus yang terakhir, bagi Anda yang sedang beramanah dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi yang non profit oriented. Mari kita bayangkan bahwa beban kerja itu seperti tumpukan emas berlian permata yang indah mempesona yang bisa ditukarkan untuk memperoleh rahmatNya berupa surga, semakin banyak peran yang bisa Anda lakukan, maka semakin banyak dan besar pula kebaikan yang Anda dapatkan. Jadi tidak perlu ngomel, yang lain tidak kerja dirinya yang seolah paling cape lalu menggerutu dan sejenisnya. Karena hal itu hanya akan menjadikan diri Anda merugi. Amal kebaikan Anda tidak bernilai apa-apa. Karena Anda tidak ikhlas dalam menjalankannya. SeAndainya ikhlas maka tentu walaupun hanya sedikit akan menjadi amal sholeh yang banyak. Wallahu’alam.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste