Langsung ke konten utama

Membangun Spirit Kebangkitan Teknologi Nasional

Oleh: Ence Surahman, M.Pd 
Ketua Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia Klaster Mahasiswa
Sumber gambar


Tanggal 10 Agustus setiap tahun diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas). Pemerintah melalui Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan rangkaian kegiatan peringatan Hakteknas yang ke 21 bertempat di Solo Jawa Tengah yang dimulai sejak 31 Mei 2016 dan puncaknya dilaksanakan tanggal 10 Agustus 2016. Peringatan Hakteknas tahun ini mengangkat tema Inovasi untuk Kemandirian dan Daya Saing Bangsa.

Berbicara mengenai teknologi nasional tentu tidak sederhana. Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki banyak tantangan dalam mewujudkan teknologi nasional yang mandiri dan berdaya saing. Terdapat banyak faktor yang terkait dengan upaya tersebut. Selain kendala Sumber Daya Manusia yang belum teroptimalkan dengan baik sehingga banyak ilmuwan dan teknolog bangsa yang lebih memilih berkiprah di luar negeri. Faktor lainnya adalah kesadaran semua elemen bangsa akan urgensi membangun tatanan teknologi yang mandiri. Hal itu tidak lepas dari persaingan yang sangat ketat pada tataran dunia dan paradigma lama yang terlalu mengandalkan sumber daya alam yang dalam beberapa dekade masih menjadi primadona.

Dari sekian persoalan yang sedang kita hadapi, tentu kita harus menyadari bahwa mental dan sikap kitalah yang harus terus dipupuk agar dapat totalitas mengerahkan semua modal dan potensi untuk mewujukan kemandirian teknologi nasional dalam berbagai bidang kehidupan. Saat ini kita hidup pada era yang sangat terbuka, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat kita saksikan dari gengaman. Dengan demikian kita semua memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk berinovasi menciptakan dan menemukan teknologi baru sesederhana mungkin yang dapat kita gunakan dalam menyelesaikan satu demi satu personal yang kita hadapi sehari-hari.

Pada hakikatnya teknologi adalah usaha penerapan ilmu pengetahuan dalam rangka menyelesaikan personal hidup manusia. Dengan demikian paradigma awal kita dalam rangka membangun teknologi nasional tidak harus terpaku pada teknologi yang canggih dan mutakhir melainkan diawali dari semangat membangun aneka teknologi sederhana yang berdaya guna. Sikap mental awal ini penting untuk kita aktualisasikan, karena dengan berpikir sederhana, maka kita tidak akan terbebani oleh asumsi bahwa teknologi itu mahal dan rumit.

Langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan dalam rangka membangun spirit kemandirian teknologi nasional adalah dengan mempertajam kepekaan kita terhadap berbagai persoalan yang dihadapi dalam keseharian kita, kemudian kita analisis berbagai potensi yang dapat kita berikan solusi penyelesaian dengan cara mencari tahu baik melalui buku, rujukan lain di internet maupun dengan cara menemui pakar di perguruan tinggi. Setelah itu kita coba kembangkan inovasinya lalu kita uji cobakan. Seandainya berhasil maka tahap selanjutnya adalah usaha untuk mengkomersialisasikan inovasi teknologi yang kita temukan agar dapat berdaya guna lebih besar dalam rangka menyelesaikan persoalan manusia.

Sikap mental ini semestinya tidak hanya terjadi di lingkungan akademik seperti sekolah dan perguruan tinggi, melainkan dapat terjadi di semua level dan dimensi kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut bukan tanpa alasan karena sesunggunya masalah akan lebih mudah ditemukan di keseharian masyarakat dibandingkan dunia kampus. Para peneliti dari kampus pun dapat menemukan banyak persoalan ketika bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Dengan demikian simpulan yang dapat kita tanamkan bahwa untuk menciptakan dan membangun spirit kemandirian teknologi nasional harus diawali dengan munculnya pemahaman dan kesadaran bahwa makna teknologi tidak harus selalu mahal  dan sulit. Selanjutnya perlu adanya kerjasama yang baik antara civitas kampus dengan masyarakat untuk secara intens terus mencari dan menemukan solusi-solusi yang praktis atas personal kehidupan sehari-hari melalui pendekatan dan metode yang paling sederhana. Di samping itu tidak kalah penting adalah dukungan dari pihak pemerintah dan swasta dalam rangka mengkomersilkan hasil temuan yang sudah terbukti berdaya guna.

Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) sebagai salah satu entitas yang berupaya berkolaborasi secara aktif mendukung dan mendorong berbagai inovasi sejak pertama berdiri. Terlebih  melalui MITI Klaster Mahasiswa kami bangun spirit kemandirian teknologi nasional sejak bangku kuliah. Upaya yang selama ini kami sudah tanamkan adalah berkolaborasi dengan Kelompok Studi Universitas (baik dalam bentuk UKM riset dan keilmiahan) untuk terus mengasah spirit kontribusi kepada bangsa. Saat ini sudah lebih dari 60 kampus yang berkolaborasi melalui jaringan dan kemitraan MITI mahasiswa. Dengan demikian semoga bangsa kita dapat membangun inovasi teknologi yang mandiri dan berdaya saing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste