Perjalanan study doktor di Taiwan khususnya di NTHU memiliki tantangan tersendiri. Target dan kriteria kelulusan yang tinggi, membuat kebanyakan orang rata-rata lulus dalam waktu 4-5 tahun. Namun, secara umum mereka menyebutkan secara tertulis di websitenya bahwa program mereka bisa saja meluluskan mahasiswa dalam kurun waktu 2-7 tahun. Dari angka itu saja kita dapat menarik titik kurva normalnya di angka 4-5 tahun. Saya sendiri orang yang paling tidak yakin program saya bisa saya selesaikan dalam waktu 2 tahun, mengingat secara rasional, waktu dua tahun baru bisa menyelesaikan semua mata kuliah yang harus di ambil. Kebetulan saya mengambil sebanyak 43 SKS. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan doktor di Indonesia rata-rata hanya 28 SKS mata kuliah.
Disamping jumlah SKS-nya yang banyak, determinasi riset dan publikasinya juga tidak kaleng-kaleng. Untuk syarat lulus harus bisa masuk jurnal terindeks SSCI, SCI, SCI-E atau A&HCI. Ini bukan persoalan yang mudah, berbeda dengan syarat lulus doktor di Indonesia yang hanya jurnal terindeks Scopus. Tanpa bermaksud merendahkan, namun faktanya sebegitu menantangnya. Belum lagi syarat bahasa Inggris. Jelas lebih sulit. Jadi lulus kuliah dalam waktu 4-5 tahun itu cukup masuk akal untuk yang kuliah di Taiwan. Namun, alhamdulillah sejauh ini perjalanan studi saya masih sesuai rencana, saya masih on the track untuk bisa selesai dalam waktu 3 tahun sesuai target diri sendiri, sesuai durasi beasiswa yang saya terima, dan sesuai dengan durasi surat tugas belajar yang saya dapatkan dari kementerian.
Kembali ke topik utama tentang ujian kelayakan. Seperti halnya di Indonesia, ujian kelayakan doktor merupakan salah satu tahapan yang harus dilewati oleh setiap mahasiswa kandidat doktor. Namun, menariknya tahapan ujian di IPHD NTHU ini agak lebih complicated, karena total ada 4 tahapan. Mulai dari ujian kelayakan untuk seminar proposal dan kualifikasi, kemudian ujian proposal, ujian kelayakan untuk ujian akhir dan ujian akhir sendiri. Keempat tahapan tersebut dinilai oleh dua tim yang berbeda. Ujian kelayakan proposal dan ujian kelayakan disertasi dinilai oleh komite ditingkat department. Sedangkan ujian kualifikasi dan ujian disertasi dinilai oleh 5 penguji termasuk salah satunya professor kita.
Ujian keyalakkan saya dilaksanakan, pada Senin, 12 Juni 2023 jam 15.50-16.10. Waktunya tidak lama, hanya 20 menit terdiri dari 10 menit presentasi dan 10 menit tanya jawab. Saya harus presentasi dihadapan 4 penguji. Waktu 10 menit merupakan tantangan untuk bisa menjelaskan apa yang sudah dilakukan dalam penelitian disertasi dan apa saja kontribusi penelitian termasuk publikasi yang telah dihasilkan selama S3. Ini bagian penting yang harus kita tekankan dihadapan para komite. Kita tidak diminta untuk menjelaskan metode secara rinci, dan data serta temuan secara mendetail, hanya penekanan pada novelty dan kontribusi dari penelitian ini apa saja. Itu yang menjadi kata kunci. Di samping yang tidak kalah penting adalah kualitas dan kuantitas publikasi selama S3.
Untuk gambaran penelitian disertasi saya, meliputi 3 penelitian, penelitian 1, berupa penelitian kualitatif menggunakan SLR dan PRISMA dari 82 artikel SSCI tentang topik penelitian yang saya lakukan. Penelitian kedua berupa analisis regresi sebanyak 13 variabel penelitian dengan menggunakan sebanyak 610 data dari hasil survei online sekala nasional. Dan penelitian ketiga adalah penelitian empirical case study meliputi 130 responden dari 3 kelas selama 1 semester dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sungguh pekerjaan yang tidak mudah dengan tingkat kompleksitas yang tinggi.
Mengenai, kontribusi penelitian dan publikasi karya ilmiah, sampai dengan waktu ujian kelayakan, saya sudah memenuhi syarat minimal kelulusan yakni 1 artikel pada jurnal SSCI, kemudian 3 artikel pada prosiding terindeks Scopus dan 3 artikel pada prosiding internasional sebagai penulis pertama. Selain itu ada 1 artikel under revision, dan 2 artikel under review. Alhamdulillah semua publikasi itu dihargai dan diapresiasi sebagai bentuk performance publikasi. Saya memang berusaha semaksimal mungkin setiap ada tugas kuliah selama S3 saya tulis dengan baik, saya lakukan penelitian dan saya publikasikan. Maka artikelnya dapat terbit cukup banyak dan yang paling penting bisa membuat para penguji terkesima dan takjub, bahkan dengan jelas ketua departemen bilang bahwa saya bisa menjadi role model untuk mahasiswa IPHD yang lain.
Singkat cerita, proses presentasi berjalan lancar, walaupun agak sedikit berlebih, harusnya hanya 10 menit, saya kemudian menghabiskan 10 menit 35 detik. Namun waktu tanya jawab, dari 10 menit waktu yang dijadwalkan hanya terpakai 8 menit 10 detik. Sehingga total waktu yang saya gunakan untuk presentasi dan tanya jawab hanya 18 menit 45 detik. Waktu tanya jawab, tidak ada pertanyaan yang menyudutkan, lebih banyak apresiasi, bahkan tidak ada yang melakukan konfirmasi lebih dalam tentang penelitian saya, mungkin karena sudah terlihat dari alur cerita yang saya presentasikan dan publikasi yang saya hasilkan, serta informasi tambahan pada CV yang saya kirimkan kepada para penilai.
Alhasil, saya sangat menikmati proses di dalam ruangan, dan bisa keluar ruangan dengan perasaan lega. Saya merasa sangat lega walaupun sore itu belum mengetahui hasilnya. Tapi saya berkeyakinan dari respon positif yang saya terima saya akan lulus. Dan ternyata besoknya saya menerima email keputusan bahwa saya dinyatakan lulus dan layak untuk melakukan ujian akhir pada waktu yang saya rencanakan. Perasaan bahagia itu semakin terasa dan saya sangat bersyukur atas apa yang Allah berikan terhadap do'a-do'a yang dipanjatkan siang dan malam, dan usaha yang selama ini telah dilakukan dengan maksimal.
Demikian cerita ini saya buat, semoga bermanfaat.
Hsinchu, 15 Juni 2023, jam 21.18
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,