Langsung ke konten utama

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

JAWABAN DAN PEMBAHASAN SOAL-SOAL

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN: DRA. ANNE HAFINA, M.PD.

DISUSUN OLEH:

ENCE SURAHMAN

0800201

MHS.KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDKAN INDONESIA

1. Guru merupakan suatu proses yang menuntut persyaratan sehingga memperoleh kepercayaan dari pihak yang memerlukan. Jelaskan:

a. Jelaskan tentang istilah profesi, profesional, profesinalisme, dan profesionalisasi !

Ø Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pelatihan, pembinaan, dan penguasaan secara kompeten terhadap suatu pengetahuan , wawasan, kemampuan, keterampilan yang khusus ataupun spesifik. Misalnya seseorang yang memiliki profesi sebagai dosen ataupun pengajar, maka tidak benar apabila tidak melewati masa-masa pelatihan ataupun pendidikan serta kompetensi yang akan menunjang menjadi dosen atau pun guru.

Ø Profesional ialah sebutan ataupun gelar yang diberikan kepada orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerjanya sesuai dengan profesi yang dimilikinya.

Ø profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para penyandang suatu profesi untuk mewujudkan dan meningkatkan bentuk profesionalnya.

Ø Profesionalisasi yaitu suatu proses ataupun langkah-langkah perwujudan dan peningkatan kualitas profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam profesi yang bersangkutan.

b. Uraikan tentang peran guru sebagai pengembang kurikulum dan pembimbing !

Sesuai dengan tugas pendidik dalam arti sempit atau pada proses pengajaran, yaitu guru bertugas sebagai perencana (planner), pelaksana (organizer), dan penilai (evaluator). Maka dalam prakteknya perencanaan, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum menjadi hal yang wajib dilakukan secara professional oleh seorang tenaga pendidik. Yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah bahwa kurikulum merupakan seperangkat aturan pokok yang teroganisir dan sistematis, sebagai aturan (rule) setiap praktek pembelajaran khususnya. Maka dari itu, jelas guru sangat dituntut dalam kerjanya untuk membuat dan melaksanakan serta selalu mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang terjadi dan harus selalu diperbaiki. Agar dalam proses pendidikannya, pendidik mempunyai kaidah dan arah yang jelas mau seperti apa praktek pendidikannya dilakukan. Selain itu dalam poses guru juga harus mampu menyesuaikan dengan kondisi siswanya, dilihat juga sarana dan prasarana yang mendukungnya, terutama guru harus pandai-pandai dalam memilih kira-kira kurikulum seperti apa yang tepat dan cocok dengan kondisi dimana ia bekerja.

Adapun kurikulum yang sewajarnya disusun oleh guru ialah mulai dari silabus yaitu seperangkat peraturan proses pembelajarannya untuk jangka 1 semester, dan juga Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu perangkat peraturan pembelajaran untuk tiap pertemuan.

Adapun yang dimaksud guru sebagai pembimbing, dalam hal ini guru juga bertugas sebagai, motivator, fasilitator dan administrator kelas bagi siswa-siswanya, tentu guru harus mampu juga berperan sebagai orang tuanya, dilain kesempatan harus mampu memosisikan dirinya sebagai sahabatnya, kakaknya, juga sesekali bisa saja bertugas sebagai polisi bagi siswa-siswanya. Membimbing dalam hal ini guru selalu berupaya mengarahkan siwanya untuk terus mau belajar, berkarya, dan berupaya untuk mencapai kedewasaannya. Jika ada sedikitpun lesa;lahan yang dilakukan oleh siswanya, maka guru harus dengan segera mengarahkannya, jangan ‘antepan’ dalam istilah sundanya, agar tujuan dari pendidikannya itu dapat terealisasi dan tercapai dengan baik.

c. Bagaimana anda memandang diri anda sendiri dalam mengemban tugas pada point b?

Ketika nanti saya menjadi seorang pendidik, maka dalam setiap praktek mendidik yang akan saya lakukan dan terapkan oleh saya kepada siswa-siswa saya, akan saya lakukan dengan cara:

Ø penuh perencanaan (full planning), hal ini aka saya lakukan dalam rangka melaksanakan peran saya secara professional. Saya akan merencanakan kurikulumnya dengan sebaik-baiknya, saya juga akan berupaya untuk selalu mengevaluasinya. Memang terkadang dalam kenyataannya dilapangan, banyak guru yang malas menyusun kurikulum, namun untungnya saya kuliah di jurusanya, maka tidak akan ada alasan malas apalagi hanya karena tidak bisa menyusunnya.

Ø Yang perlu dijunjung tinggi dalam setiap aktivitas pendidikan, maka sikap keterbukaan (transfaransi) menjadi sangat perlu dilakukan, maka bagi saya pun keterbukaan dengan siswa akan selalu saya junjung tinggi begitupun dengan kurikulum, maka silabus dan RPP akan saya sosialisasikan dan diberikan kepada siswa, tujuannya tiada lain agar terciptanya satu pandangan yang nantinya siswa pun akan mampu aktif belajar, karena relnya sudah jelas, dan saat ini terkadang hal ini diabaikan begitusaja oleh guru-guru. analoginya seperti ini, misalnya kita akan mengajak anak kita belanja ke suatu super market, namun kita hanya menyebutkan namanya saja, sementara dalam perjalannya anak kita disuruh berjalan didepan, karena anak kita tidak mengetahui jalannya, maka proses samapinya kita ke super market tersebut akan terhambat karena anak banyak bertanya jalan. Begitupun dengan praktek pendidikan, ika kurikulumnya tidak terbuka, maka proses pencapaian tujuan pendidikannya akan relative lebih lambat.

Ø Bagi saya dalam praktek pembelajaran, kurikulum itu ibarat rel bagi kereta api, atapun bagi bandara untuk pesawat terbang, maka dari itu penyusunan kurikulum secara benar dan relevan akan menjadi hal yang prioritas untuk diperhatikan, tanpa kurikulum maka lebih baik tidak dilakukan saja proses pendidikannya, karena hal itu hanya akan menunjkan ketidak-profesionalan kita dalam menjalankan amanah.

2. Dalam pandangan behavioristik perilaku individu merupakan fungsi dari stimulus dan organisme, sementara pandangan holistik perilaku menekankan pada tujuan.

a. bagaimana upaya guru untuk memotivasi peserta didik berdasarkan kedua pandangan diatas?

Hal inipun menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru, yaitu tentang teori belajar yang cocok dan tepat diterpkan dalam rangka praktek pendidikan. Dalam hal ini guru harus mampu melihat dari berbagai sudut pandang yang dianggap relevan dengan keadaan, yang paling penting seorang guru tidak baik apabila terlalu ambisius untuk selalu mengatur seluruh perilaku anak didiknya, namun tidak baik juga kalau hanya mempercayakannya secara total kepada anak didik alias lepas tanggungjawab sehingga anak menjadi tidak terkondisikan. Maka untuk menghindari hal itu guru harus bisa mengmbil jalan tengah, yaitu dengan cara merangsang motivasi siswa untuk kreatif secara mandiri sesuai dengan bakatnya, dan sekaligus guru pun harus mengkondisikan semua hal yang diperlukan dala ra ngka pengembangan bakat anak didiknya, dalam hal ini guru berfungsi se bagai fasilitator bagi anak didiknya sehingga akhirnya semua keinginan dan bakat anak didik bisa tersalurkan dengan optimal namun tetap dalam pembinaan dan arahan dari guru, sehingga nilai-nilainya tetap tersampaikan dan anak mampu berkembang secara maksimal. Ntinya guru tidak boleh otoriter dalam segala hal, namun tidak juga lepas tangan yang natinya akan berakibat terlepasnya kendali dan hilanglah profesionalnya.

b. Menurut anda dasar teori mana yang dipandang paling efektif untuk diterapkan pada kondisi kelas yang peserta didiknya kurang berprestasi? Jelaskan alasannya.

Memang pada dasarnya teori itu diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisinya, jika kondisinya normal-normal saja maka lebih tepat menggunakan teori konvergensi yaitu terori gabungan dari holistik dan behavioristik.

Namun dalam kondisi yang ketika anaknya kurang berprestasi yang mana prestasi itu lebih dominan dipengaruhi oleh pembawaan sekalipun kita tidak bisa memunafikan bahwa prestasi juga dipengaruhi oleh lingkungan dan proses pembisaaan. Maka dasar teori yang lebih cocok digunakan yaitu teori behavioristik, hal itu harus diambil untuk diterapkan denga alasan, mungkin saja anak yang kurang berprestasi tersebut dikarenakan kurangna upaya untuk mengasah dan mengembangkan intelektualnya, maka dalam hal ini perlu diberlakuakn suatu proses dan konsep yang sifatnya akan mengasah siswa untuk mampu berprestasi dengan pembisaaan-pembisaaan menuju puncak prestasi, dan disini peran guru benar-benar dipertaruhkan, dimana guru berkewajiban untuk berupaya secara maksimal dalam rangka mengatarkan siswanya kepuncak prestasi yang baik.

c. Jika anda sebagai guru, apa yang akan dilakukan supaya peserta didik dapat bersaing secara positif.

Dalam proses belajar persaingan merupakan hal yang perlu ada bahkan harus, mengapa demikian? Lalu persaingan seperti apa yang harus ditumbuhkan?. Persaingan dianggap perlu ada dengan catatan bahwa dengan ditumbuhkannya sikap bersaing diharapkan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain terjadi pola belajar yang selalu ingin tampil jadi siswa yang paling baik, alam artian siswa akan selau berupaya menjadi yang terunggul dikelasnya tentunya unggul dalam hal-hal yang positif serta dengan adanya persaingan, siswa secara terbisaa akan brpikir menguras otaknya bagaimana caranya siswa tersebut mampu menemukan bakatnya yang harus dimunculkan, namun hal dilematis yang harus juga diperhatikan oeh guru ketika dipilarkannya sikap bersaing, yang terjadi malah siswa menjadi minder atau tidak percaya pada kemapuan dirinya ketika melihat ada temannya yang lebih bisa, lebih pintar atau selalu tampil lebih baik dari pada dirinya, hal ini jangan sampai terjadi, karena kalau saja sampai terjadi hal itu justru akan menjadi masalah interen kelas yang menjadi kewajiban guru untuk membenahinya kembali.

Tentunya dalam hal ini guru harus pandai memonitor siswa-siswanya, dan ketika guru menemukan kejanggalan diantara para siswanya maka dengan segera guru tersebut harus meluruskannya dengan cara yang dianggap sebijak mungkin.

Adapaun yang akan saya lakukan dalam rangka memotivasi siswa untuk bersaing secara positif yaitu dengan cara:

Ø Hal pertama yang harus dilakukan ialah dengan cara menstimulasi siswa dengan cerita-cerita tentang orang yang sukses dalam hidupnya dengan upaya persaingan yang sehat. Dalam tahap ini saya akan menggali semangat siswa untuk berani tampil menjadi yang terdepan dalam segala hal.

Ø Sembari menanamkan sikap pesaing, maka jangan lupa untuk menanmkan juga nilai-nilai tentang bersaing secara sehat, hal itu akan lebih mudah dengan cara mejelaskan bagaimana sikap seoarang manusia untuk saling menghargai, menghormati, berlapang dada, bersikap bijak, sudi untuk membantu dan gotong royong, maka dengan begitu secara tidak langsung dalam benak siswa tertanam sikap bersaing yang positif.

Ø Hal lain yang akan saya lakukan ialah dengan selalu mengapresiasi setiap karya siswa sekalipun karya yang sederhana apalagi yang monumental, dengan begitu siswa akan selalu merasa bahwa hasil karyanya ternyata mendapat fujian, dan pengahragaan dan akhirnya siswa itu akan dengan sendirinya selalu giat bersaing.

Ø Namun hal yang tidak boleh terlewat juga yaitu sikap keadilan seorang guru dalam mengapresiasi siswanya, jangan sampai ada siswa yang merasa tidak diperlakukan secara adil, karena hal itu justru malah akan menurunkan semangat bersaing anak bahkan bisa jadi membunuh karakter anak, intinya kehati-hatian guru dalam bersikap menjadi hal penting dalam hal tersebut.

3. Memotivasi peserta didik dapat diobservasi oleh guru dengan melihat beberapa aspek perilakunya.

a. ilustrasikan dua perilaku yang menunjukan devosi yang berbeda?

Motivasi siswa untuk belajar perlu juga dikondisikan oleh guru, dan untuk mengetahui sejauh mana motivasi yang dimiliki siswa kiranya guru wajib mempelajari konsep tentang psikologi anak didik, dalam prakteknya guru juga akan membutuhkan konsep tentang psikologi komunikasi, karena bagaimanapun proses observasi yang dlakukan guru mutlak akan bersentuhan dan bahkan lebih banyak praktek komunikasinya.

Adapun yang dimaksud devosi secara bahasa diartikan sebagai kesetiaan, hal ini memberikan kita penjelasan bahwa untuk memotivasi siswa agar mau belajar dengan ilkhas, maka sebelumnya kita harus melihat dulu tingkat kesetiaan/loyalitas yang ditunjukan siswa kepada guru.

Ilustrasi devosi siswa yang berbeda misalnya, ketika guru menerangkan suatu materi, maka ada siswa yang tertarik untuk memerhatikan, namun ada juga yang tidak mau memerhatikan penjelasan gurunya. Disini terlihat dua karakteristik anak yang berbeda. Hal ini harus menajdi bahan catatn guru, guru harus paham persoalan pada siswa lalu guru juga harus sudah punya trik jitu untuk mengakalinya, jangan sampai ketidak tertarikan siswa terus berlanjut.

Namun dalam hal ini juga kita tidak bias mendoktrin ketika siswa tidak mau memerhatikan kitalalu kita berargumen bahwa siswa tersebut tolol atau dipunya rasa hormat pada guru, melainkan yang juga harus menjadi bahan renungan guru adalah barangkali cara penyampaian yang guru lakukan terlalu garing, alias tidak menarik sama sekali, hal itu bias disebabkab mungkin gurunya sedang punya masalah dan memabawanya kedalam kelas guru ini dikategorikan guru yang tidak professional. Atau mungkin juga cara guru menyampaikan materi terlalu egois, banyak perkataan yang menyakitkan perasaan siswa karena gurunya tidak dekat dengan siswa.

b. ilustrasikan dua perilaku yang menunjukan tingkat aspirasi yang berbeda!

Seperti yang dibahas dalam konsep keragaman karakteristik peserta didik, maka dlam praktek pendidkan tingkat aspirsi siswa oun bias saja berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh farktor pengalaman siswa dimasa lalunya, atau mungkin juga dipengaruhi oleh wawasan yang siswa miliki, namun bias juga dipengaruhi oleh factor internalnya, missal situasi dan kondisi tempat ataupun ruangan yang tidak kondusip, sehingga siswa menjadi tidak interest untuk memunculkan sikap aspiratifnya.

Secara sederhana aspirasi diartikan harapan atau cita-cita, dalam praktek pendidikan asirasi menekankan pada tingkat aktifnya siswa dalam berpendapat, menyampaikan bahan pemikiran, berbincang, bertanya, menjawab. Jadi kita akn bias menilai siswa dari tingkat aspirasinya juga. Siswa yang dominant dengan sikap aspiratifnya bias dikatakan bahwa siswa tersebut menonjol dalam hal komunikasi terutama pada betuk komunikasi verbalnya, namun sekali lagi guru janga sampai pada kesimpulan bahwa siswa yang banyak berbicara dianggap lebih pandai, cerdas, atau berkesimpulan siswa terbaik, karena belum tentu anak yang pendiam tidak lebih pandai. Hal ini juga besinggungan dengan konsep dominasi kemampuan, ada yang lebih dominan dengan berbicara, dengan sikap, juga dengan bahasa non verbal.

Pada intinya untuk menunjukan tingkat aspirasi yang berbeda dikalangan siswa bisa dilihat dengan cara, guru menyampaikan suatu permasalahan yang perlu mendapatkan pemecahannya, maka ketika guru meminta siswanya berpikir dan berpendapat, disana akan terlihat ada siswa yang dengan cepat menyampaikan gagasannya, ada juga yang agak terlambat, atau mungkin ada juga siswa yang ketika diminta untuk berbicara pun malah tidak mau. Inilah ilustrasi yang menunjukan tingkat aspirasi yang berbeda.

c. Jika seorang guru menghadapi peserta didik yang presistensinya rendah, apa yang harus dilakukan?

Presisitensi yang mucul dan ditunjukan oleh siswa kepada gurunya, pada dasarnya bisa kita kategorikan dalam dua factor yaitu factor dari dalam dirinya juga factor dari luar dirinya. Maka sebelum guru mengambil langkah-langkah perbaikannya, terlebih dahulu guru harus paham akar masalah yang menyebabkan presistensi siswanya rendah, baru ketika masalahnya sudah benar-benar diketahui langkah selanjutnya adalah memotivasi siswa untuk bangkit, cara dan teknis pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi psikologis anak, dengan catatan dalam prakteknya membutuhkan kesabaran, ketabahan, dan usaha yang berkelanjutan secara sistematis. Baru disitu ketika siswa sudah punya semangat yang luar biasa beneng-benteng penghalang setinggi apapun akan dengan mudah untuk dirobohkan. Realitanya tidak jauh berbeda dengan yang kita saksikan dalam salah satu film pendidikan yang saat ini sedang gencar.

4. Keragaman yang dimiliki oleh peserta didik perlu dipahami oleh seorang guru.

a. jelaskan oleh anda dimana pentingnya bahwa di SD, SMP, dan SMA ada program akselerasi, program RSBI, program IPA dan IPS?

Dalam hal ini peran psiklogi perkembangan anak didik benar-benar diperlukan, karena berhubungan dengan kajian tentang bagaimana anak berkembang secara fisik dan juga mental, lalu hal apa saja yang perlu dilakukan dengan kondisi tertentu pada anak didik.

Dalam kasus diatas, maka jelas akan terjawab dengan menguraikan kknsep keragaman anak. Seperti kita ketahui bahwa setiap diri anak pasti akan terdapat perbedaan anatara yang satu dengan yang lainya, baik itu perbedaan yang terlihat secara jasadiah atauapun yang tidak terlihat/ batiniah. Dalam hal ini dirasa perlu diadakannya program kaselerasi, RSBI, program IPA juga IPS yaitu ketika melihat ada kecenderungan anak yang memiliki kemampuan yang luar biasa diatas rata-rata populasi yang mayoritas. Maksudnya ialah tiada bukan melainkan hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memfasilitasi bakat dan kemapuan yang dimiliki oleh siswa yang memiliki kelebihan tadi. Mengapa hal itu harus? bisa kita bayangkan, ketika anak yang memiliki kemampuan lebih, sementara terus saja digabungkan dengan lingkungan yang biasa-biasa, maka dirasa sangat disayangkan, kelebihannya tidak akan terwadahi. Sebaliknya kalau misalnya pola pendidkan lebih mengutamakan siswa yang mempunyai kelebihan dari biasa, hal itu akan dianggap tidak baik terutama bagi perkembangan anak yang biasa-biasa, dan hal itu justru malah akan menyulitkan. Begitupun untuk anak-anak yang memiliki kecenderungan minat pada kajian ilmiah/IPA dan atau sebaliknya lebih suka dengan sosial/IPS maka konsepnya tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan diatas.

Intinya hal itu dianggap perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengoptimalkan perkembangan yang dimiliki oleh masing-masing anak dengan keragamannya, sehingga dirasa lebih efektif dan efisien.

b. jelaskan bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar dapat memahami keragaman peserta didik dilihat dari aspek intelektual dan kepribadiannya.

Hal ini berkaitan dengan tugas guru sebagai evaluator. Yang perlu kita garis bawahi dalam hal ini, evaluasi yang seharusnya diterapkan bukan hanya pada aspek intelektual saja melaikan juga pada aspek kepribadian yang dimunculkan oleh siswa. Sayangnya yang terjadi dalam pendidkan kita, guru ataupun pendidik hanya melihat unsur kecerdasan saja, sehingga konsep Bloom tidak tercapai. Dimana kawasan kognitif, afektif dan psikomotor merupakan hal yang harus menjadi bahan perhatian seorang pendidik.

Adapun kiat-kiat yang akan seharusnya dilakukan oleh guru diantaranya dengan pendekatan man to man dengan pola obrolan sebisa mungkin dari hati kehati (by heart to heart) namun jangan lupa dalam kondisi tertentu juga harus memerhatikan rambu-rambu yang seharusnya. Hal tersebut memberikan penjelasan bahwa keterbukaan guru bagi siswa untuk tidak segan-segan mengadu permasalahan, berdiskusi, meminta saran dan arahan serta pebinaan yang berkelanjutan akan menjadi hal baik dalam rangka pengakraban guru dengan siswa, sehingga guru akan lebih mudah menilai siswanya.

Hal lain yang bisa dilakukan oleh pendidik yaitu dengan memahami konsep keragaman secara expert, hal itu akan membantu memudahkan guru untuk memahami keragaman siswanya. Dan yang menjadi masalah saat ini dikalangan pendidik, sehingga banyak mengalami kesulitan dalam menilai siswa-siswanya yaitu ketidaktahuan konsep, dalam istilah pedagogik hal itu dikenal dengan istilah kesalahan konseptual.

Komentar

  1. apa peranan mata kuliah perkembangan peserta didik terhadap profesi guru? terimakasih buk

    BalasHapus

Posting Komentar

You can give whatever messages for me,,

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste