Oleh: Ence Surahman
(Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia – Bandung)
Dalam buku panduan kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam di Universitas Pendidikan Indonesia dituliskan bahwa pendidikan dalam pandangan Islam mencakup kedua pandangan diatas, yaitu pandangan individu dan pandangan masyarakat. Artinya pendidikan dalam kaca mata Islam merupakan pewarisan nilai-nilai budaya sekaligus merupakan usaha untuk mengembangkan potensi-potensi individu yang akan mewarisi nilai-nilai budaya tersebut. Namun secara definitif para ahli belum mempunyai kesepakatan dalam mendefinisikan pengertian pendidikan Islam. Hal ini terlihat dari hasil Konferensi internasional Islam yang pertama pada tahun 1977 di Universitas King Abdul Aziz belum berhasil menyusun definisi pendidikan yang dapat disepakati.
Dikutif dari buku penduan kulaih SPAI diatas bahwa hasil konferensi tersebut sebagaimana diungkap oleh Syahidin (2001:28) setidaknya merekomendasikan tiga istilah yang sementara ini dianggap bisa mewakili definisi atau gamabaran tentang pendidikan Islam secara etimologis, yaitu “at-Tarbiyah” yang diutarakan oleh al- Nahlawi dan kebanyakan para ahli pendidikan Islam lainnya, kemudian “al-Ta’dib”, yang diutarakan oleh Muhamad Naquib Alattas, dan al-Ta’lim”, yang diutarakan oleh Abdul Fatah Jalal.
Penjelasan mengenai ketiga istilah pendidikan Islam diatas sebagai berikut, menurut al-Nahlawi (1996:30-33) istilah yang tepat untuk merujuk arti pendidikan adalah kata tarbiyah. Menurutnya, kata ini dalam kamus bahasa arab berasal dari tiga kata, yang pertama raba yarbu yang bearti bertambah dan tumbuh; kedua rabiya yarba dengan bentuk khaifiya yakhfa yang berarti besar; dan ketiga rabba yarubbu dengan bentuk madda yamuddu yang berarti memperbaiki, menguasi urusan, menuntun, menjaga dan memelihara. Dengan berdasar ketiga kata tersebut Abdurrahman al-Bani menyimpulkan bahwa pendidikan (tarbiyah) terdiri atas empat unsur, yaitu; (1) menjaga dan memelihara fitrah manusia menjelang ia dewasa; (2) mengembangkan seluruh potensi manusia dengan segala kesiapannya; (3) mengarahkan fitrah dan semua potensinya menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan; dan (4) semua proses diatas dilaksanakan secara bertahap.
Sementara itu menurut Abdul Fatah Jalal (1988:28) berpendapat bahwa istilah yang paling tepat untuk medefinisikan pendidikan adalah kata ta’lim. Karena kata ta’lim menurut beliau memiliki jangkauan yang lebih luas dari pada tarbiyah. Menurutnya kata tarbiyah adalah suatu proses persiapan dan pemeliharaan anak didik pada masa kanak-kanak didalam keluarga. Kata tarbiyah lebih cocok pada suatu proses persiapan dan pengasuhan pada fase pertama pertumbuhan manusia. Sedangkan ta’lim prosesnya tidak terhenti sampai anak itu menjelang dewasa melaikan seumur hidup. Maka menurutnya kata ta’lim dianggap lebih universal dibanding kata tarbiyah.
Istilah yang ketiga yaitu ta’dib dikemukakan oleh Naquib Alattas. Menurutnya istilah ta’dib ini dianggap sangat tepat, karena tidak telalu sempit sebagaimana istilah ta’lim dan tidak terlalu luas seperti halnya istilah tarbiyah bahkan bisa digunakan untuk hewan, dan tumbuhan. Sedangkan kata ta’dib digunakan hanya pada manusia tapi bukan sekedar mengajar dan kata ini sudah termasuk didalamnya makna ta’im dan tarbiyah.
Dari beberapa pengertian diatas, secara etimologis penggunaa kata tarbiyah, ta’lim dna ta’dib pada prinsipnya sama yaitu digunakan untuk menjelaskan suatu proses dalam menumbuh kembangkan seluruh potensi yang baik dalam diri manusia kearah kematangannya, baik secara fisik, akal maupun kejiwaannya.
Secara terminologis definisi pendidikan Islam sebagai berikut:
Menurut Ahmad D. Marimba dalam Hamdani Ihsan (2001:15), pendidikan Islam adalah proses bimbingan jasmani dan rohani manusia berdasarkan aturan Islam menuju terbentuknya kepribadian utama atau kepribadian muslim yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Sementara itu Azyumardi Azra (2004:6) dalam bukunya, memaknai pendidikan Islam sebagai proses pendidikan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Melalui proses dimana individu dibentuk agar mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi, dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
An-Nahlawi mendefinisikan pendidikan Islam adalah usaha yang dilaksanakan secara bertahap untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan fitrah serta seluruh potensi peserta didik menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan sebagaimana yang diciptakan Allah untuknya. Menurut Naquib Alattas dalam Syahidin (2001:36), pendidikan Islam sebagai suatu upaya melatih sensibilitas mahasiswa-mahasiswa sehingga mereka mampu mengahdapi kehidupan dan memilih keputusan yang tepat dalam mengarungi kehidupan ini berdasarkan nilai-nilai atau etika Islam yang berujung pada pengakuan terhadap kedudukan Tuhan dalam penciptaannya.
Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki...
Komentar
Posting Komentar
You can give whatever messages for me,,