Langsung ke konten utama

Buang Kebiasaan “Ridu Ku Tanduk”



Oleh : Jaisyurrahman


Kalimat hebat dibawah ini saya dengar dari guru pertama saya ketika saya masuk Sekolah Dasar Mekarmulya III Kecamatan Talegong Kabupaten Garut, beliau adalah guru pertama yang saya temui dikelas, namanya Ibu Mimin Mintarsih, sosok ibu guru yang tidak terlalu tinggi, orangnya senang senyum tapi juga tegas dan disiplin. Beliaulah yang pertama kali mengajarkan saya membaca dan menulis “ini Budi, ini Bapak Budi, ini Ibu Budi, ini Kakak Budi”, beliau pula yang pertama kali mengajarkan saya menulis angka “1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. 10”. Sungguh kalau mengenang masa itu banyak suka duka yang panjang kalau saya ceritakan disini.
Singkat cerita, tibalah musim hujan, akhirnya sekolah kami diguyur hujan lebat, maka otomatis anak-anak yang tidak membawa payung ia bisa pulang lebih lama, tapi yang namanya anak SD malah sengaja pulang hujan-hujanan. Maklum ketika saya sekoalh dulu rasanya tidak ada kata antar jemput ornag otang tua, kami belajar melakukan masing-masing. Berbeda dengan anak zaman sekarang, kesekolah minta diantara, bahkan ada yang minta di tunggui disekolah. Kasian ibunya yang punya pekerjaan.
Sebelum pulang, setelah kami membaca do’a penutup pelajaran, Ibu Mimin bertanya “saha anu teu nyandak pajeng?” artinya “siapa yang tidak membawa payung?”, dari 16 murid dikelas ada beberapa yang mengangkat tangan, kemudian Ibu Mimin kembali berujar “enjing tong hilap nyandak pajeng nya!” artinya “besok jangan lupa bawa payung ya!”. Kami semua mengatakan dengan serempak “muhun Bu Guru”. Artinya “Iya Bu Guru”. Ibu guru kembali berpesan “kade ulah ridu ku tanduk, pajengmah pan gampil dicandakna, kantun lebetkeun kajero tas”. Artinya “jangan berat oleh tanduk, payung kan mudah dibawa, tinggal dimasukan kedalam tas”.
Setelah lebih dari 15 tahun kata-kata itu terdengar di telinga saya, kali ini saya ingin bagikan kepada Anda semua. Kadang banyak orang yang ingin hidup nyaman, hidup sukses, hidup senang, namun kebanyakan dari mereka tidak mau melakukan usaha yang mungkin memerlukan jerih payah disana. Inginnya langsung mencapai puncak keberhasilan, ingin hidup nyaman, tapi tidak mau ambil resiko perjuangan.
Contoh yang lebih sederhana seorang pendaki gunung, ia ingin dipuncak itu bisa makan enak, menyeduh kopi hangat, menikmati kue ringan, sembari memanjakan mata dengan pemandangan yang indah, ia pun ingin aman dari hujan, dan ingin hangat dengan perapian, ia ingin perjalananya aman dan nyaman, namun mereka banyak yang enggan membawa perbekalan untuk makan, mereka malas membawa tenda, mereka malas memakai spatu yang aman diperjalanan, mereka enggan membawa makanan dan minuman untuk dipuncak, mereka juga tidak mau membawa bahan untuk perapian. Maka sesuatu yang tidak mungkin terjadi, kenyamanan dan keindahan puncak gunung itu bisa dinikmati dengan optimal ketika ia tidak mempersiapkan segala sesuatunya.
Begitupun dalam hidup kita, jangan pernah bermimpi untuk menjadi orang sukses, jangan pernah bermimpi memiliki masa depan cerah nan bahagia, ketika Anda tidak mau berusaha dan berupaya, jangan pernah membayangkan punya rumah idaman, punya penghasilan besar, penya keluarg yang harmonis, semua kebutuhan tercukupi, ketika Anda tidak mau berupaya dari hari ini. Maka pesan yang ingin saya sampaikan adalah buang jauh-jauh sifat “ridu ku tanduk”. Gantilah dengan semangat berjuang dan pantang menyerah. Insya Allah puncak kesuksesan Anda bisa Anda raih, jangan lupa memohon kepada Sang Pemiliknya. Selamat berjuang!

“Setiap usaha pasti akan dihargai, jangan pernah meremehkan usaha yang Anda dan orang lain lakukan!”
-Jaisyurrahman-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste